Mohon tunggu...
LOGIKA
LOGIKA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Gagal bukan akhir dari segalanya, Kecuali Menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Kra Canal dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

16 Juni 2021   14:07 Diperbarui: 20 Juni 2021   08:43 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selat malak merupakan jalur terpenting didunia karena merupakan rute tercepat bagi kapal-kapal dari Barat yang mau ke Timur, dalam beberapa sejarah kerajaan yang ada di Indonesiapun selat malaka memang memegang peran penting dalam perekonomiannya, sebut saja kerajaan Sriwijaya yang sangat berjaya dibidang kemaritimannya. Pada saat ini rute Selat Malaka melintasi tiga negara yang berada di pesisirnya, yaitu Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Berdasarkan data pemantauan vessel traffic system (VTS) Distrik Navigasi Tanjung Pinang lalu lintas di Selat Malaka mencapai 80.000-90.000 kapal dalam setahun dengan besar maksimal mencapai 300.000 DWT dan 18.000 TEUS, belum termasuk kapal-kapal kecil yang tidak terdeteksi. Tentu jumlah tersebut cukup menjadi bukti bahwa Selat Malaka adalah jalur yang sibuk, bagi negara disekitaran pesisirnya akan mendapatkan keuntungan dengan cara menyediakan fasilitas pelayanan kapal yang melintas, seperti pemanduan dan bunkering.

Pada tahun 2017 diberitakan bahwa akan dibangun Kra Canal yang menjadi alternatif jalur pelayaran Selat Malaka. Sebenarnya Kra Canal yang akan membelah Thaliand sudah ada sebuah perancanan sejak tahun 1677 oleh Raja Nai ketika seorang arsitek dari Perancis, De Lamar memiliki gagasan untuk membuat terusan yang akan menghubungkan Songkhla dengan Marid. Dengan panjang 102 KM, Kra Canal diperkirakan akan memotong waktu tempuh perjalanan sebanyak 72 jam atau 1200 KM dengan tidak dilewatinya Selat malaka. Tentu hal ini akan memangkas biaya pelayaran yang dibutuh dan juga menghemat waktu pelayaran di kawasan Asia Tenggara.

Dengan dibangunnya Kra Canal yang digadang-gadang akan memberikan efesiens terhadap waktu pelayaran di kawasan Asia Tenggara ada dampak kerugian yang signifikan  pada terusan Selat Malaka yang terlebih dahulu dibuat dan membawa dampak besar bagi perekonomian beberapa negara yang menggantungkan perekonomiannya pada Selat Malaka.

Lalu bagaimana nasib perekonomian Indonesia terutama dibidang kemaritiman jika seandainya Kra Canal benar-benar dibangun ? . Indonesia memang akan merasakan dampaknya dengan catatan jika indonesia tidak mempersiapkan diri untuk hal itu dari sekarang. Dari segi posisi geografi yang dimiliki,di Selat Malaka Indonesia masih memiliki peluang apabila Kra Canal memang dibangun, caranya yaitu dengan memanfaatkan kota Batam yang memang telah direncanakan untuk menjadi pelabuhan transit terbesar, Pelabuhan kuala tanjung di Sumatera Utara juga akan menjadi sebuah opsi yang baik untuk menjadi pelabuhan transit yang cukup strategis. Sebelumnya, BJ Habibie juga telah menggagas supaya adanya pembangunan Pelabuhan Malahayati di Aceh sebagai salah satu pelabuhan transit terbesar seperti halnya Pelabuhan Kuala Tanjung dengan skala Internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun