Untuk kuliah teknis biasanya, yang menentukan mata kuliah yang harus diambil dan kapan harus mengambilnya adalah supervisor mahasiswa S3 yang bersangkutan. Supervisor akan menilai apakah bekal ilmu yang dimiliki oleh si calon doktor, yang telah mereka peroleh ketika studi S2 mencukupi untuk melaksanakan penelitian pada jenjang S3-nya.Â
Sehingga jumlah mata kuliah yang harus diambil tidaklah sama antara mahasiswa satu dengan yang lainnya. Umumnya satu mata kuliah teknis berbobot sebesar 7.5 credits. Sekedar informasi 1 credit itu setara dengan sekitar 27 jam total beban belajar.
Beban mata kuliahnya pun bervariasi antara 1 credit per matakuliah hingga 3 credits per mata kuliah. Dampak lainnya dari mengikuti mata kuliah ini adalah kita dapat bertemu calon-calon doktor yang berbeda topik dan grup riset dengan kita dan seringkali dikemas dalam bentuk training atau seminar.
Selain kuliah, dalam alokasi 80 persen waktu tersebut, para calon doktor wajib melaksanakan penelitian. Bisa dibilang pekerjaan utama calon doktor adalah melakukan penelitian. Pengalaman saya secara pribadi, dari 80 persen alokasi waktu untuk Kuliah dan Neliti, 70 persen saya gunakan untuk Neliti.Â
Di Swedia kolaborasi antara Universitas dan Industri sangat kuat sehingga biasanya penelitian ini tidak hanya dilaksanakan di kampus tetapi juga di fasilitas-fasilitas penelitian yang dimiliki oleh industri.Â
Keuntungannya adalah para calon doktor bisa fokus dengan risetnya karena fasilitas yang ada sudah sangat mumpuni. Selain itu, di Chalmers sendiri setiap mahasiswa S3 akan mendapat Laptop/Personal Computer baru lho dan spesifikasinya di sesuaikan dengan kebutuhan si calon doktor tersebut. Berbahagialah untuk calon doktor yang sering melakukan simulasi komputer, karena akan diberikan mobile workstation yang mumpuni.
Dalam masa dilaksanakan penelitian, industri juga akan turut serta secara pro-aktif memberikan masukan dan arahan terkait penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun tujuannya adalah agar hasil penelitian yang dilakukan tidak hanya berkualitas secara akademis namun juga dapat bermanfaat untuk dunia industri.Â
Kerja 20 persen ini cukup bervariasi, namun biasanya adalah mengajar, membimbing thesis mahasiswa S1/S2 dan lain sebagainya seperti memeriksa ujian ataupun pekerjaan lainnya terkait departemen, divisi atau industri di mana mahasiswa tersebut bernaung. Â Â