Mohon tunggu...
Moch
Moch Mohon Tunggu... Jurnalis - Saifullah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sedikit ambisi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Militan Ungkap Misteri Kekalahan Maju

14 Desember 2020   10:34 Diperbarui: 14 Desember 2020   10:36 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : paslon Merlisa-Juhdi

Ternate - Relawan Militan Maju yang diketahui sejak enam bulan kemarin menjadi elemen pendukung setia pasangan calon Merlisa Marsaoly dan Juhdi Taslim ( Maju) di pilwako 9 desember kemarin diketahui telah bekerja tanpa pamrih untuk memenangkan paslon maju secara blak-blakan mengungkap beberapa poin yang menjadi alasan kekalahan paslon maju

Ketua kota Ternate Militan Maju, Jufri Marsaoly. Ketika disambangi di kediamannya terkait kekalahan Maju mengatakan, beberapa indikator kekalahan maju diantaranya tidak adanya komunikasi yang terjalin baik antara partai koalisi pendukung maju dengan relawan (Militan), 

"sejak awal kami sudah meyakinkan bahwa ukuran kemenangan Maju adalah Militan bukan selainnya, klaim ini bukan tanpa sebab mengingat banyaknya pengurus ranting partai yang memilih bergabung dengan Militan" ungkap ufi. Sapaan akrab Jufri Marsaoly. Sabtu, 12 Desember 2020

Militan, menurutnya memiliki perangkat kerja yang terstruktur dan sistimatis, hal ini menurut Jufri harusnya paslon maju sedikit lebih pintar membangun komunikasi dengan kami, sejak berposko di kelurahan tanah raja, ia mengakui belum sekalipun pimpinan atau bagian dari tim koalisi mendatangi mereka untuk membicarakan tahapan-tahapan pemenangan, 

"yang ada malah kami yang mendatangi beberapa simpul partai (ranting) koalisi dilapangan untuk sekedar memotivasi hingga memberikan dukungan materi supaya mereka bisa serius bekerja memenangkan maju" pungkasnya

Garda Militan
Garda Militan
Dikatakannya, Militan adalah mitra kerja paslon maju bukan relawan bentukan partai, ia berpendapat pihaknya adalah gerbong independent dan tidak bisa diintervensi siapapun apalagi jika tim koalisi berharap Militan yang harus mendatangi mereka, menurut Ufi. ini hal yang keliru jika tim koalisi atau partai pengusung yang katanya politikus elite itu tidak mengerti dan tidak memiliki naluri untuk merawat basis pendukung, malah menurutnya tim koalisi terlanjur tersugesti seolah ada terjadi kompetisi antara Militan dan tim Koalisi

Dikatakan, Militan dalam komitmen kerja sejak awal telah mampu menyiapkan kerangka strategi dan metode penjaringan yang solid, serta perangkat aplikasi yang dibutuhkan guna pemenangan paslon, semuanya militan telah menyiapkannya tanpa proposal anggaran atau meminta anggaran ke kandidat. menurutnya, militan sejak awal sudah secara mandiri membiayai semua operasional kerja secara mandiri karna komitmen yang dibangun sebagai mitra kerja paslon bukan sekedar simpatisan

Ia juga bilang Selama enam bulan bekerja, militan dengan 3.313 pengurus inti di distrik dan 372 Kordinator lapangan yang dibentuk disemua kelurahan, belum lagi 1.000 saksi yang telah dikukuhkan serta puluhan ribu pengikut setia militan yang loyal pada arahan pemimpin Militan dan itu diluar rekrutan simpul Militan yang sudah terbentuk diseluruh kelurahan

dengan pencapaian ini harusnya menjadi tolak ukur kemenangan untuk paslon Maju apabila perjuangan ini dihargai dan dihormati oleh mereka yang berkepentingan, sementara jika mengabaikan kepentingan Militan menjelang injury time adalah bentuk kekalahan yang nyata.

Ketika ditanyai perihal pernyataan tentang injury time yang dimaksud, Ufi mengatakan pihaknya memiliki decision maker (pengambil keputusan), kemana arah dukungan relawan Militan pada 9 desember pkl 04.00 WIT kemarin sampai waktu pencoblosan, Ufi memastikan suara Militan tidak sia-sia pada pilwako 2020. ini sebagaimana isu yang berkembang dimasyarakat bahwa Militan beralih dukungan. Hal itu karna Militan sudah dikecewakan berulang kali, sejak suksesi ini berjalan ia mengaku ribetnya menjadwalkan pertemuan antara kandidat dengan pemimpin Militan, bahkan tidak pernah terbangun komunikasi antara kandidat dengan pemimpin Militan, bahkan sikap yang Militan dapati saat kunjungan petinggi Militan dikediaman kandidat di kelurahan Akehuda kecamatan Ternate utara dimana kunjungan ini hanya sekali selama 6 bulan bekerja, 

"sangat bertolak belakang dengan sikap kami saat ibu Merlisa selaku kandidat pertama kali mengunjungi kami. Ini pelajaran bagi kandidat yang memandang remeh fungsionaris dalam struktural Militan" tegasnya

Atas hal ini kemudian memicu emosi relawan serta simpatisan Militan dimana ekspresi kekecewaan tersebut langsung dituangkan lewat akun-akun media sosial Militan seperti saat ini yang banyak tersebar di platform Facebook.

Menurut Ufi, ini adalah bentuk responsif atas upaya pihak tertentu yang sedari awal sengaja membangun narasi negatif untuk memojokkan militan, padahal masyarakat semua tahu kinerja Militan sejauh ini sehingga Militan berkesimpulan dengan mengutip sebuah peribahasa 'Jangan menginginkan persahabatan dari orang yang tidak menginginkannya darimu'

"Di kesempatan ini juga saya menghimbau seluruh Militansi dimana saja agar tetap solid mengawal jalannya pesta demokrasi dengan damai dan memastikan Kota Ternate selalu kondusif menjelang Keputusan akhir KPUD Kota Ternate" himbaunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun