Mohon tunggu...
IPrice Group
IPrice Group Mohon Tunggu... Akuntan - iPrice Insight

Akun Official dari iPrice Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Perang Video Marketing ala "Ecommerce" Indonesia

12 Juli 2018   21:52 Diperbarui: 12 Juli 2018   22:12 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: shutterstock.com

Bisnis online di Indonesia bagaikan tambang emas. Dengan jutaan penduduk yang antusias menerima perkembangan digital, e-commerce sangat booming di negara tercinta. Bagi kamu yang kurang paham, e-commerce adalah aktivitas membeli atau menjual barang secara online.

Melihat prospek e-commerce Indonesia yang cerah, banyak toko online berjamuran. Dari toko online yang berasal dari luar negeri seperti Lazada, AliExpress dan JD hingga toko online lokal seperti Bukalapak, Tokopedia dan Bhinneka -- semuanya bersaing untuk merebut hati konsumen.

Berdasarkan Peta E-commerce Indonesia, ada empat puluh pemain besar e-commerce di Indonesia. Data tersebut dikumpulkan oleh tim riset iPrice di setiap kuartal. Peta persaingan e-commerce Indonesia tersebut diukur berdasarkan rata-rata pengunjung website tiap kuartal, ranking aplikasi, jumlah follower di media sosial dan jumlah karyawan. Jika kamu perhatikan data kuartal dalam Peta E-commerce Indonesia, Bukalapak menduduki posisi ketiga tapi memenangkan penghargaan iEMA! Lho, kok bisa?

iEMA alias iPrice E-commerce Merchant Awards adalah kompetisi e-commerce dimana konsumen bisa menominasikan toko online mana pun sebagai toko online terpopuler, paling berkualitas dan pemenang umum. Tahun lalu, Bukalapak menyabet dua penghargaan iEMA sebagai toko online terpopuler dan pemenang umum. Kira-kira, apa yang membuat Bukalapak sangat populer di Indonesia?

Berikut adalah beberapa poin hasil pengamatan penulis:

Indonesia Banget

Dimana-mana dalam urusan bisnis, jika masuk ke negara baru pastinya ingin 'merakyat' alias membaur dengan budaya lokal. Dalam urusan e-commerce, tidak semua toko online memiliki kebebasan karena ada tone of voice atau image perusahaan yang harus dipertahankan. Sebagai pemain lokal, Bukalapak itu 'Indo banget' dalam segi bahasa. Misalnya penggunaan bahasa yang gaul dan akrab di telinga seperti "lebay", "cincai" dan "nego" dalam video mereka. Terasa ringan dan enak didengar!

Video Marketing yang Jayus dan Menghibur

Zaman sekarang, video telah menjadi alat marketing yang ampuh karena bisa viral dalam sekejap. Dalam marketing, Bukalapak membungkus video promosi mereka dengan jalur cerita yang jayus dan menghibur. Tidak tanggung-tanggung, CEO-nya sendiri, Achmad Zaky, juga terlibat dalam beberapa video mereka!

Video Marketing yang Spot-on

Selain jayus dan menghibur, ada juga video yang spot-on dengan kebiasaan orang Indonesia. Misalnya mengerjai teman saat ulang tahun. Mengangkat topik ini, Bukalapak merekam kejadian dimana sang CEO mengerjai karyawan yang sedang ulang tahun. Judul video tersebut juga ditulis sedemikian rupa sehingga menarik telunjuk untuk menekan tombol 'play'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun