Mohon tunggu...
Bukan Pujangga
Bukan Pujangga Mohon Tunggu... -

Ada kata pujangga bahwa pujangga itu bukan pujangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terkayakan di Sela Termiskinkan

28 Mei 2011   01:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:08 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, kamu harus sarapan pagi yang bergizi
Minum susu yang banyak
Minum vitamin
Dan makanlah makanan yang organik

Ibu, adakah sepotong ubi rebus untuk sarapan?
Atau sepertiga roti pengganjal perut?
Atau haruskah anakmu ini menunggu siang
Itu pun jika ada nasi yang berkecupan

Nak, segeralah kamu siap - siap
Jangan sampai terlambat sekolah
Tuh mobil dah papa beli yang baru
Dan ini uang jajanmu

Ibu, anakmu pamit ya
Takut nanti keburu siang
Bisa - bisa daganganku tak habis terjual
Dan aku bisa terlambat memungut kaleng bekas

Nak, gimana sekolah mu tadi?
Minggu depan jadi rekreasi nggak?
Oya, ulang tahunmu kita adakan di Hoel saja ya
Biar lebih meriah

Ibu, cuma ini yang ku dapat tadi siang
Cukup untuk makan kita besok
Dan untuk berobat ibu harus dicari lagi
Kita harus kembali lapar selanjutnya

Pa, aku ingin seperti papa
Aku ingin sekolah ke luar negeri
Aku ingin menjadi penguasa dan pengusaha
Biar tetap menjadi orang terpandang

Nak, kamulah tulang punggung keluarga kita sekarang
Tak akan ada yang melirik apalagi melihat kita
Inilah kita yang miskin termiskinkan
Meski hidup di negeri kaya terkayakan

======

Pinggiran Kota, 28 May 2011

Bukan Pujangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun