Mohon tunggu...
Priyono Budisuroso
Priyono Budisuroso Mohon Tunggu... Dokter - Dokter SpA di Purwokerto

Pangkat dan Golongan sebagai PNS sudah "mentok" IV E, tidak ada Pangkat dan Golongan yang lebih tinggi lagi, kalo di Ketentaraan berarti " Jendral" ya., Tidak cari musuh dan tidak ingin dimusuhi " Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Pernah Jadi ODP Covid-19

19 April 2020   20:57 Diperbarui: 19 April 2020   21:41 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berbagi pengalaman

Saya pernah jadi ODP ( Orang Dalam Pengawasan) Covid 19

Sebagai dokter  Spesialis Anak, mau tidak mau, suka tidak suka, dimusim Pandemi Covid 19, tetap harus bekerja, baik di poli maupun bangsal perawatan. Tentunya dengan APD seadanya, kami sangat beresiko tertular penyakit, termasuk kemungkinan terkontaminasi Covid 19 baik dari pasien anak ataupun orang tua yang mengantarkan nya

Ceritanya begini,
RS Dadi Keluarga ( RSDK) tempat saya bekerja setelah Pensiun Dini, melakukan Medical CheckUp untuk kepentingan Akreditasi RS, kebetulan saat itu saya memang  sedang batuk pilek tanpa demam, ( saya pikir mungkin akibat merokok.)

Hasil Medical CheckUp, laboratorium darah lengkap dalam batas normal, hanya saat x Photo Thorax , saya melihat ada gambaran bulat di lobus kanan bawah, saya was was, jangan2 "coin lesion", gambaran khas karsinoma paru,  segera saya konsultasi ke dr Emma SpR. Oleh Dr Emma SpR ditindak lanjuti untuk CT thorax.
Hasil CT thorax , mengerikan, expertisnys "Ada GGO (Ground-Glass Opacities)"
Salah satu gejala Covid 19, Walau atypical 

Saya konsultasi dgn dr Inge SpR , menurut dr Inge, CT thorax masih atypical, disarankan rapid test Covid 19
Hari berikutnya saya melakukan Rapid test Covid 19 di RSDK
Alhamdulillah, hasil Rapid test Covid 19, negatif, tapi tetap disarankan isolasi mandiri 14 hari dan ulang rapid test 10 hari lagi

Atas dasar hasil tersebut, saya minta izin direktur RSDK dr Listya Tanjung untuk isolasi mandiri
Selama 10 hari isolasi mandiri, dengan sendirinya saya tidak praktek, konsultasi pasien terpaksa lewat WA.  Selama 10 hari isolasi dirumah, kerjaan nya kalau "bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku dandan, makan, terus....tidur lagi".
10 hari dirumah serasa lama sekali 10x24jam deh, kerjaannya berdoa, makan, tidur, jawab konsulan pasien lewat WA.

Hari ke 10, saya mau cek ulang Rapid test, ternyata di RSDK tempat saya bekerja bilang bahwa dari DKK rapid test habis.
Dengan harap harap cemas, saya menghubungi Wadiryan dan Wadir Umum RS Margono Soekarjo tempat saya bekerja sebelum mengajukan pensiun dini. Alhasil atas bantuan Wadiryan n WadirUmum RS Margono Soekarjo saya diperbolehkan periksa di RS Margono 

Dengan harap harap cemas dan berdoa panjang pendek, hasil lab dan ulangan Rapid Test Covid 19 keluar
______________________________
Hasil Darah Lengkap :
Hemoglobin : 15.9 g/dl
Lekosit : 11710 /ul
Hematokrit : 52 %
Eritrosit : 6.44  
Trombosit : 287000 / ul
MCV : 81.0 fl
MCH : 24.7 pg
MCHC : 30.2
Hitung Jenis Lekosit :
 - Basofil : 0.6 %
 - Eosinofil : 4.0 %
 - Batang : 0.3 %
 - Segmen : 55.9 %
 - Limposit : 30.6 %
 - Monosit : 8.9 %

Hasil Rapid test Covid 19 : Non Reaktif
____________________________
Alhamdulillah hasil ulang Rapid test Covid 19 non reaktif/negatif

Atas saran dr Inge SpR, saya tetap harus isolasi 14 hari, baru boleh cari duit lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun