Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fenomena VAR di Piala Dunia Rusia 2018

18 Juni 2018   00:16 Diperbarui: 19 Juni 2018   22:17 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Video Assistant Referee (VAR) atau Video pembantu wasit menjadi hal yang baru dan menarik dalam perhelatan piala dunia ke 21 di Rusia saat ini. Teknologi yang memungkinkan wasit dapat mempertimbangkan apakah sebuah gol dapat terjadi atau pemain yang bermain curang sehingga bisa diberikan kartu kuning dan merah menjadi perangkat yang dianggap "adil" bagi tim yang sesungguhnya berhak untuk mendapatkan keadilan dari usahanya.

Teringat bagaimana gol Frank Lampard dari Inggris yang sesungguhnya sudah melewati garis gawang ke gawang Jerman pada piala dunia ke 19 di Afrika Selatan namun tidak diakui dan juga gol "tangan Tuhan" yang dilakukan oleh Maradona ke gawang Inggris 'lagi' pada piala dunia Mexico pada tahun 1986 yang akhirnya "terlihat sangat konyol" kesalahan itu dilihat dalam konteks teknologi VAR sekarang.

Belum lepas juga dari ingatan kita kontroversi "pelanggaran" yang dilakukan oleh back Juventus saat melawan Real Madrid dalam semi final Liga Champions saat Madrid tertinggal 0:3, dan wasit memutuskan untuk memberikan tendangan penalti kepada Madrid sehingga Juventus akhirnya kalah aggregat.

Namanya juga video artinya produk dari kamera yang bertugas untuk mengambil gambar setiap gerakan bola dan juga gerakan pemain sehingga momen 90 menit itu tidak boleh terlepas karena ini juga gambaran yang harus diterima sama antara penonton dan wasit yang bertugas juga. Kesigapan kameraman untuk menangkap momen perlu fokus sehingga mereka hadir bukan jadi penonton tapi sebagai tenaga profesional dan keprofesionalan mereka diuji walaupun tim negaranya bermain.  

Australia menjadi tim pertama yang menjadi korban VAR saat melawan Perancis, Peru mendapatkan keuntungan juga saat melawan Denmark, sayang penaltynya gagal menjadi gol.  Sementara pemain Serbia mendapatkan kartu kuning yang saat melakukan pelanggaran yang luput dilihat wasit saat melawan Kostarika.

Yang menarik sebelum wasit melihat output dari VAR, ada komunikasi antara wasit dengan petugas VAR bahwa ada kejadian yang perlu perhatian wasit karena berpotensi merugikan salah satu tim, seperti kasus kartu kuning pemain Serbia yang sebenarnya bisa berpotensi kartu merah yang dilakukan terhadap pemain Kostarika.

Sudah 10 pertandingan dilakukan hingga malam ini dan telah tercipta 23 gol dan semakin menarik piala dunia kali ini karena pertandingan yang berakhir seri hanya dua yaitu Argentina vs Islandia serta Portugal vs Spanyol.

Hal yang perlu dicatat mungkin ada aturan etika berkomunikasi antara petugas VAR dengan wasit yang  seyogyanya hanya untuk kasus-kasus yang memang perlu kebijakan dan perhatian wasit, dan bukan setiap kejadian karena namanya juga asisten jadi keputusan utama tetap  ada di tangan wasit dan bukan akhirnya malah  membuatnya bingung dan gamang dalam membuat keputusan. Yes, there are 54 matches to go.

Soccer is simple, but it is difficult to play simple. (Johan Cruyff).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun