Mohon tunggu...
Iif CahyoTunte
Iif CahyoTunte Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillahi Allahu Akbar

Bismillahi Allahu Akbar !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penyadap Aren dan Tukang Cuci Mobil Menjadi Dosen dan 40 Tahun Mengabdi di Dunia Pendidikan

7 Desember 2021   12:42 Diperbarui: 7 Desember 2021   12:55 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Dr. H. Lukman Asha, M.Pd., I. di kantor Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Curup. (Foto di Ambil Iif Cahyo Tunte) 6/12/2021

Rejang Lebong - Lukman Asha kelahiran desa Jambu Keling (Bandung Marga sekarang) Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) tanggal 29 September 1959, anak bungsu dari lima bersaudara, putra dari H. Abuseman dan Hj. Hadiyati, umur 1 tahun 2 bulan ayahnya meninggal dunia, tinggallah ia dengan Ibu yang janda dan dua saudara perempuan yang masih gadis ketika itu yakni Siti Ri’ah dan Pipama, kakak tertua Zulkifli dan Isbani telah berkeluarga dan telah mempunyai anak putra dan putri. Ayah dan kakak Isbani pernah menjabat sebagai kepala Desa Jambu Keling/Bandung Marga.

Sudah 40 tahun lulusan S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini mengabdikan diri di dunia pendidikan. Yakni sejak pertama sebagai guru honorer SD hingga sekarang menjadi dosen sekaligus Wakil Direktur Pascasarjana di salah satu Universitas ternama di Rejang Lebong yaitu IAIN Curup. Sejak itu pula sudah banyak buah pikirannya yang dihasilkan, untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong (RL). 

Putra yang bernama lengkap Dr. H. Lukman Asha, M.Pd., I.  atau lebih dikenal dengan sapaan Lukman ini mengawali karirnya dari sebuah desa kecil dan terpencil yakni Desa Bandung Marga. Dia habiskan masa kecilnya dengan bekerja layaknya orang dewasa. Mulai dari mencuci mobil, menyadap aren, mengambil dan menjual kayu bakar yang ia ambil di hutan sejak dini hari hingga terbit matahari, menjadi kernet angkot yang kemudian berkembang menjadi supir angkot, merantau berpindah rumah hingga dikenal masyarakat Curup. Hal tersebut ia lakukan demi dapat membayar biaya pendidikan dan demi menyelesaikan pendidikannya.

“Kelas 1 sampai dengan kelas 6 ditempuh selama 8 tahun karena sekolah sempat berhenti ditengah jalan sebab tidak ada guru. Menjelang ujian akhir tiga orang siswa kelas 6 yakni saya sendiri Lukman Asha, Zainuri dan Syafa’ah yang kemudian ikut ujian ektrane di MIN dusun Curup. Kemudian saya dan Zainuri melanjutkanan ke PGAN  4 tahun di Curup, sementara Safa’ah tidak melanjutkan, ditengah jalan Zainuri mengundurkan diri, sementara saya tetap berlanjut. Tamat PGAN 4 tahun diteruskan ke PGAN 3 tahun, kemudian kuliah di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembamg di Curup selesai Sarjana Muda (BA) tahun 1985, melanjutkan S1 Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang di Curup selesai tahun 1988, melanjutkan studi S2 Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang selesai tahu 2006, kemudian melanjutkan studi S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta selesai tahun 2013.” ungkap Lukman menceritakan proses pendidikannya dulu.

Putra asli RL kelahiran 29 September 1959 ini juga sudah sangat dikenal di lingkungan IAIN Curup dan masyarakat Rejang Lebong. Kiprahnya sudah tercatat 29 tahun silam atau sejak tahun 1992. Saat itu masih sebagai Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Patah Palembang di Curup. Pengabdiannya di IAIN Curup, tidak akan pernah terhenti. Demi cita-citanya memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong tanah kelahirannya. Tidak hanya di bidang pendidikan, ia juga dikenal kiprahnya sebagai tokoh masyarakat di Rejang Lebong, yakni sebagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah Rejang Lebong.

Bapak Dr. H. Lukman Asha, M.Pd., I. dalam acara
Bapak Dr. H. Lukman Asha, M.Pd., I. dalam acara " Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiah" (Foto di ambil dari dokumen narasumber) 5/9/2021

“Saya terlahir dari keluarga dan lingkungan yang serba kekurangan, yang mayoritas pekerjaannya adalah berkebun, berdagang, bertani dan tidak sedikit yang pengangguran. Hal tersebutlah yang memotivasi diri saya sendiri untuk bekerja keras, masa kecilpun saya habiskan dengan mengais rejeki bersama kakak-kakak saya. Dan alhamdulillah berkat do’a dan usaha, saya bisa sampai di titik yang sekarang ini”, tutur Lukman mengingat masa lalunya.

Seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan inspirasi untuk para muridnya. Inspirasi itu bisa berupa kisah-kisah perjuangan kita sendiri maupun kisah lainnya yang ditunjukkan para guru dengan memberikan teladan dan nasihat membangun jati diri pada anak-anak didik agar mereka belajar tanpa rasa takut jika salah dan dikatakan tidak mampu. Demikian disampaikan Lukman selaku Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Curup, Senin (06/12/2021).

Berikut wawancara penulis, Iif Cahyo Tunte bersama Dr. H. Lukman Asha, M.Pd., I.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun