Mohon tunggu...
ipartea
ipartea Mohon Tunggu... -

Seorang penulis yang suka memperhatikan kehidupan lalu dengan inspirasi yang ada, dia berusaha menuliskannya untuk sekedar menjadi pengingat bagi dirinya ataupun informasi bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Potensi Bahaya Anime dan Manga yang Didukung Pesatnya Teknologi Informasi

23 Maret 2016   01:32 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:46 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: ohnotheydidnt.livejournal.com/"][/caption]Di zaman tahun 1990-an kala si saya masih kanak-kanak, dan menikmati berbagai tontonan anime yang disajikan di televisi saya ga pernah berpikir bahwa sebenarnya anime-anime itu sebenarnya berada pada level “bimbingan orang tua”. Sekarang si saya udah gede banget (gamau disebut tua), dan ada hal-hal yang menjadi perhatian bahwa ternyata sebenarnya anime-anime itu kenapa ada di level BO karena emang ga sepenuhnya aman dicerna oleh otak anak-anak. 

Butuh penjelasan dari orang tua yang bisa mengarahkan anime-anime itu justru menjadi inspirasi dan memang hiburan sesuai dengan kadarnya. So, tulisan ini dibuat sekadar share pikiran saya untuk mengantisipasi bahaya yang ada di balik produk2-produk tontonan tersebut. Well, kalo mau nganalisis jauh sih sebenarnya kayak sinetron atau berita juga ada aja bahayanya, tapi sengaja saya tulis khusus tentang anime terkait bahwa banyak anak yang dibiarkan nonton sendiri tanpa bimbingan orang tua, dan bagaiman pengaruh teknologi informasi memperkuat dan bahkan menguak potensi bahaya ini. 

Kalo bicara zaman dulu, maraknya manga shoujo romantic yang beredar di kalangan anak sekolah mungkin bisa disalahkan sebagai salah satu alasan mengapa pacaran jadi semakin marak. Zaman sekarang? Potensi bahayanya ga cuma dari manga-manga yang biasa beredar, tapi juga dari follow up terkait dengan teknologi informasi yang kini semakin mudah untuk diakses.

Sebenarnya ga polos banget si saya juga ding. Ada dua hal yang saya perhatikan kala saya masih kanak-kanak, Cuma memang ga terlalu ambil pusing karena saat itu otaknya terlalu akademik, jadi ngerasa hal-hal kayak gitu ga terlalu penting. Hal pertama yang saya perhatikan ada pada kartun Sailormoon. Siapa sih yang ga kenal Sailormoon? Film yang satu ini beneran pernah jadi favorit saya, tapi cuma pas kanak-kanak aja. Udah ga lebih. Nah di seri film ini mungkin ada yang inget bagaimana adegan perang Sailor Galaxia di seri paling akhir dari Sailormoon. Saya saat itu cuma mikir, apa perlunya sih naked pas perang, heheheh. Tapi ya udah, udah lama, trus lupa, ga perhatikan lagi sampai akhirnya tulisan ini muncul.

Hal kedua adalah anime yang saya suka bahkan ampe sekarang. Meskipun buat anak kecil, tetep we, suka da bagus. Anime karya Clamp emang terkenal bagus-bagus gambarnya. Anime apakah yang saya maksud ini? Jawabnya adalah Cardcaptor Sakura. Suka banget sama Syaoran hahahah... Well. Buat anak-anak sebenarnya ceritanya emang asyik, ga terlalu punya sifat endanger lah.. hahaha.. toh cerita romantis antara Syaoran dan Sakura juga bagi saya ga terlalu obvious. Cuma ada di ujung cerita aja sama di movie-nya. Tapi ternyata dulu pernah mikir sih sebenarnya pas Sakura menyatakan suka nya sama Yukito, trus Yukito jawab kalo dia suka sama orang lain. 

Dan Sakura tahu kalo orang yang disukai Yukito adalah kakaknya Touya. Nah, awalnya cuma heran doang. Tapi ga terlalu ambil pusing, tapi kemudian di CCS star yang berisi episode-episode Sakura meng-convert semua kartu Clow jadi kartu Sakura, inget banget ada episode di mana Yukito sama Touya nunjukin rasa sayang dan proteksi mereka terhadap satu sama lain. (Inget pas tangan Yukito tiba2 transparan? Atau ketika Touya ngasih sebagian energinya supaya Yukito ga hilang?) Well.. belakangan (sebut pas di kampus) tahulah kalo itu sebenarnya adalah bentuk shounen-ai antara dua orang laki-laki.. Kasarnya mah hubungan sesame jenis alias homoseksual. Dan yang kayak gitu ada di kartun kesukaan saya? Hmmmm...

Asalnya ga terlalu ambil pusing si sayanya. Tapi menyimak makin ke sini, kayanya generasi sekarang mah ga bisa dilepas gitu aja. Bukan apa-apa. Jaman saya, internet gak terlalu masuk desa. Akses smartphone ga ada. Bahkan saya baru pake komputer aja pas kelas 3 SMU. Hahhaha.. Saking terbelakangnya Cianjur. Nah apa hubungannya? Bagi anak-anak yang lagi berkembang aspek kognitif otak dan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu, mereka bisa mudah mengakses Mas Google dan mencari info yang mereka butuhkan. 

Bagi orang tua yang tidak melakukan bimbingan komprehensif, ada nada potensi bahaya yang mengancam anak-anak tersebut. Karena apa? Karena info yang ada di internet butuh filtrasi habis-habisan. Ciyus. Kalo salah masukin keyword aja, yang tampil bisa beda. Coba masukin keyword Sailormoon. Mungkin halaman pertama Google mah masih aman. Tapi kalo dilanjutkan pencariannya, malah bisa nyasar ke tempat yang aneh-aneh.

Kalo dari segi content, memang ada konten anime yang memang dari sononya butuh BO, sebutlah Shinchan, Doraemon, dll. Sekilas kayak gapapa, padahal mah sebenarnya kalo ga diantisipasi, bisa bahaya. Doraemon menceritakan kisah Nobita yang, well, sangat tidak patut ditiru.. Daya khayal pencipta Doraemon yang keren sebenarnya oke, tapi kalo nanti diterjemahkan bahwa sama anak-anak bahwa ada kantong ajaib, pintu ke mana saja secara mutlak, well, bimbingan dan penjelasan dari orang tua di sini sangat signifikan. Imajinasi-imajinasi yang distimulus berbagai kartun (entah Jepang ataupun lainnya) sebenarnya mungkin baik, kecuali emang dari sononya mereka punya niat jelek buat ghazwul fikri atau merusak pikiran anak-anak atau bahkan yang udah dewasa sekalipun. Kalo Shinchan, seingatnya, di Jepang malah peruntukannya bukan untuk anak-anak, karena ada banyak hal yang berbau pornografi. Tapi saya ga terlalu nyimak karena emang ga suka.

Warning ini sebenarnya ga cuma berlaku buat anak-anak, karena pangsa pasar anime dan manga juga ga cuma buat anak-anak di bawah 12 tahun kan. Bagi orang segede saya juga masih bisa berdampak dan bisa jadi dampaknya sangat signifikan. Apa contoh? Anime atau manganya Hikaru No Go dan Naruto. Nah lo?

Si saya suka Hikaru No Go dari animenya yang beneran ditonton tiap hari setiap jam setengah 6 sore pulang sekolah. Hehhehe.. baguuuus bangeeeet. Bahkan sampe sekarang masih suka. Hehehe.. suka sama siapa? Akira Touya of course. Hehehhe... Kalo merhatiin si saya ini sukanya sama tokoh ke dua mulu hehehe... Syaoran dari CCS dan Akira Touya dari HNG bisa nebak siapa yang saya suka dari Naruto? Yup, benar,.. Sasuke Uchiha of course... Si ganteng yang jadi kriminal hahhaa. Kedua manga dan anime ber-genre Shounen ini memang bagus. Dan jujur si saya suka HNG daripada Naruto, bukan apa-apa. Naruto kepanjangan uy. Heheheh... Butuh effort banget baca atau nontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun