Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seluk-beluk Orientasi Seksual LGBT (Bagian 2)

13 Juli 2016   13:31 Diperbarui: 9 Maret 2018   16:41 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebencian terhadap LGBT sebagai FAGs, “Freaky Alien Genotypes”, maksudnya: organisme yang memiliki gen alien yang asing. Sumber gambar https://broadly.vice.com/en_us/article/fag-wars-how-the-phantom-menace-inspired-a-generation-of-lgbt-youth.

Semua hal lain yang menyangkut bentuk fisik dan keadaan mental dan pembawaan serta kebiasaan hidup kita juga dibentuk oleh faktor-faktor yang sama. Informasi genetik, bagaimanapun juga, berperan besar dalam membentuk diri seseorang (fisik dan mental) dalam segala aspek kehidupan. Alis mata anda, atau kumis anda, atau seluruh rambut di kepala anda, apa warnanya, bagaimana bentuknya, bahkan sampai ke soal ubanan dan kebotakan, semuanya telah ditemukan punya basis genetik yang kuat./41/

Nah, karena OS itu berbasis biologis dalam arti luas, tentu saja sejak manusia cerdas (Homo sapiens) ada di muka Bumi, OS HLGBT tentu juga sudah ada, sebagaimana sudah saya singgung dalam bagian pertama tulisan ini.  

Kembali ke Tuhan. Dia juga sanggup mencipta hukum-hukum alam yang tak pernah habis yang diberinya kuasa untuk berjalan dan berlaku sendiri tanpa kendalinya lagi. Dia juga sanggup membiarkan hukum-hukum alam berkembang dan berproses sendiri apapun akibatnya bagi dunia dan semua organisme dan non-organisme penghuni seluruh alam yang tanpa batas.

Dia juga memberi kehendak bebas atau freewill kepada bukan hanya manusia dan organisme sentien tapi juga kepada hukum-hukum alam untuk bekerja sendiri sejalan dengan kehendak internal hukum-hukum ini, termasuk hukum evolusi “by natural selection”, termasuk juga hukum fisika dan hukum kimiawi yang bekerja dalam tubuh setiap organisme sehingga setiap organisme dapat terbentuk, mula-mula sebagai embrio, lalu lahir dan tumbuh dan berkembang makin matang secara ragawi dan mental.

Poin kedua. Menurut saya, orang yang eling dan sehat mental adalah orang yang mau hidup maju terus, makin modern, menuju peradaban yang makin maju dan besar, dari peradaban Bumi menuju peradaban sistem Matahari. Dalam peradaban tahap dua lanjutan ini, Homo sapiens yang sudah merancang sendiri evolusi mereka akan mendiami bukan hanya planet Bumi, tapi juga planet-planet dan bulan-bulan lain dalam sistem Matahari dan membangun peradaban baru mereka di sana. Hanya orang yang mengalami masalah mental berat yang tak mau maju atau malah tak mau hidup lagi. Juga orang yang dungu atau lahir dengan mental terbelakang.

Kemajuan peradaban realitanya berlangsung di dunia Barat modern, sebuah model dunia yang orang di dalamnya umumnya terbiasa berpikir saintifik. Sudah melek sains. Telah bebas dari buta sains. Dunia ini adalah dunia Amerika, Kanada, Eropa Barat, Australia, Jepang, Korsel, Rusia (pasca perang dingin), China, dan mungkin juga India dll negeri kecil di Asia. Juga Israel. Dengan Iran, saya tak yakin.

Barangsiapa ingin maju dan menjadi modern dan mau ambil bagian dalam pembangunan peradaban sistem Matahari strateginya hanya ini: bersahabat dengan Barat dan belajar dan mencari dan menguasai sains-tek Barat. Menjilat pantat Barat hanya dilakukan orang yang berjiwa kerdil dan bermental pengemis. Hanya akan menjadi budak Barat.

Alternatifnya yang kontras ya ini: Tetap saling membunuh dalam perang atas nama ideologi agama seperti yang kini sedang berlangsung di gurun-gurun pasir mulai dari negeri-negeri Arab di Timteng hingga Turki, bahkan juga Afrika, antar sesama negara Islam aliran-aliran berbeda. Perangnya perang agama. Ironinya, yang diperangi satu sama lain adalah agama yang sama, Islam itu sendiri. Barat intervensi? Tentu saja.

Anda pilih alternatif yang mana? Bawa budaya perang dan radikalisme agama Timteng ke NKRI yang akan memporakporandakan negeri luas ini? Atau mempertemukan budaya Indonesia nusantara yang saya lihat jauh lebih unggul dari budaya Arab dan mengawinkannya dengan modernitas supaya NKRI bisa ikut serta dalam membangun peradaban yang makin modern dan makin luas di planet Bumi dan, tentu saja, nanti juga di luar planet Bumi sebagai suatu peradaban sistem Matahari?

Kita semua perlu melahirkan Albert Einstein Indonesia. Martin Luther King Indonesia. Bill Gates Indonesia. Mark Zuckeberg Indonesia. Max Planck Indonesia. Fabiola Gianotti Indonesia. Peter Higgs Indonesia. Stephen Hawking Indonesia. Mozart Indonesia. Celine Dion Indonesia. Ray Kurzweil Indonesia. Michio Kaku Indonesia. Elon Musk Indonesia. Steven Allan Spielberg Indonesia. Gay penyanyi yang telah memenangkan Piala Oscar (2016) Sam Smith Indonesia. NASA dan ESA Indonesia.

Orang yang eling, cerdas dan tak taklid buta pada agama pasti akan pilih alternatif bersahabat dengan dan belajar dari Barat. Penjilat pantat itu bukan sahabat, tapi akan nantinya berubah jadi musuh yang akan menikam dari belakang.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun