Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fermentasi Kopi: Dampak Positif dan Negatifnya

21 Januari 2023   11:32 Diperbarui: 21 Januari 2023   12:42 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kopi segelas pagi hari, dapat membuat penikmatnya bebas dari rasa ngantuk, berasa bugar, cerah dan  bisa menambah semangat. Kopi merupakan minuman non alkohol yang sangat disukai  di dunia. 

Kopi adalah minuman yang dibuat dari biji kopi yang disangrai. Berwarna gelap, pahit, dan sedikit asam, kopi memiliki efek stimulasi pada manusia, terutama karena kandungan kafeinnya. Ini adalah minuman panas paling populer di dunia.

Biji buah tanaman kopi dipisahkan untuk menghasilkan biji kopi hijau yang tidak disangrai. Biji kopi dipanggang dan kemudian ditumbuk menjadi partikel halus yang biasanya direndam dalam air panas sebelum disaring, menghasilkan secangkir kopi. Biasanya disajikan panas, meskipun kopi dingin atau es adalah hal biasa. Kopi dapat disiapkan dan disajikan dalam berbagai cara (misalnya espresso, French press, caff latte, atau kopi kaleng yang sudah diseduh). Gula, pengganti gula, susu, dan krim sering digunakan untuk menutupi rasa pahit atau menambah rasa.

Sejak awal abad ke-20, produksi dunia tahunan telah berkembang menjadi lebih dari 100 juta kantong, yang setara dengan enam hingga tujuh juta ton, sedangkan pada tahun 1825 hanya diproduksi 100.000 ton. Lebih dari 80% tas diekspor setiap tahun

Hampir 90 negara mengekspor ceri kopi, 60 di antaranya negara berkembang, dengan kopi merupakan pendapatan ekspor utama bagi negara-negara seperti Burundi, Etiopia, Rwanda, dan sebelumnya Haiti.[132] Produsen terbesar sejauh ini adalah Brasil (hampir 30% dari produksi dunia pada tahun 2015), diikuti oleh Vietnam, Kolombia, Indonesia, dan Ethiopia.

Data statistik produksi kopi pertanian dunia sedikit berbeda tergantung apakah berasal dari FAO atau ICO. Namun, data ini dipantau setiap bulan oleh ICO dan diperiksa silang, yang menjadikan Organisasi ini referensi yang lebih mapan untuk pasar internasional. Di luar krisis overproduksi sesekali dan perbedaan inventaris, volume yang diproduksi, diperdagangkan, dan dikonsumsi mengikuti tren yang meningkat

Produksi kopi menghidupi sekitar dua puluh lima juta orang, terutama produsen skala kecil, sementara impor, pemrosesan, dan distribusi memberi penghidupan bagi sekitar seratus hingga seratus sepuluh juta orang.

Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ke-4 di dunia merupakan salah satu negara dengan kekayaan kopi yang melimpah, beragamnya jenis tanah serta cara pengolahan kopi di setiap daerah menghasilkan cita rasa kopi Indonesia yang beragam pula. Kopi Bali menjadi salah satu bintang diantara beragamnya kekayaan kopi di Indonesia, karena memiliki aroma dan cita rasa asam segar yang khas. Keistimewaan cita rasa yang dimiliki kopi Bali dikarenakan kopi ini dikembangkan dengan teknik tumpang sari bersama buah-buahan. Kopi Bali juga telah menjadi salah satu industri agro unggulan daerah Bali. Kopi merupakan salah satu komoditi yang sangat menjanjikan karena sifat kopi yang adiktif membuat para penikmatnya sulit untuk meninggalkan minuman bercita rasa pahit ini. Tak ayal, kini bisnis kedai kopi sedang banyak digandrungi para pebisnis muda di Bali.

Di Bali, dikembangkan dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan robusta. Menurut data Badan Pusat Statistik, luas areal tanam perkebunan kopi jenis arabika di Bali pada tahun 2018 naik 1,47 persen dibanding tahun sebelumnya  menjadi sebesar 12.410 ha, dimana pada tahun 2017 hanya mencapai 12.230 ha. Kabupaten yang menduduki peringkat pertama dengan luas areal tanam perkebunan kopi jenis arabika terbesar adalah Kabupaten Bangli dengan luas areal tanam sebesar 5.886 ha. Sedangkan, untuk jenis kopi robusta justru mengalami penurunan luas areal tanam di tahun 2018 menjadi 22.800 ha dimana sebelumnya pada tahun 2017 luas areal tanam perkebunan kopi jenis robusta mencapai 22.970 atau mengalami penurunan sebesar 0,74 persen. Kabupaten dengan luas areal tanam terbesar untuk jenis kopi robusta di Bali adalah Kabupaten Buleleng dengan luas areal tanam sebesar 10.473 ha (https://www.nusabali.com/berita/61081)

Perlu diketahui bahwa  mutu fisik dan citarasa kopi ditentukan oleh bahan tanam, budidaya, cara panen, pengolahan, dan penyimpanannya.   Sangat penting dipahami bahwa penyimpanan kopi dalam jangka waktu lama membuat mutu kopi biji mampu mengalami perubahan baik bersifat fisik, kimiawi, biologis ataupun organoleptik. Lalu dari mana  penyebab kerusakan kopi itu muncul, paling tidak ada dua aspek, yakni  (1) Aspek yang menyebabkan perubahan Mutu Kopi bersumber dari internal (kopi biji itu sendiri) atau (2)  aspek yang  bersifat eksternal yang bersumber dari faktor luar.

Faktor Internal seperti Kadar air kopi yang semakin tinggi mempercepat kerusakan pada kopi. Kadar air dibawah 13% dianggap aman dari serangan cendawan yaitu timbulnya mikotoksin (racun cendawan). Kopi biji : Kopi yg disimpan dalam wujud berkulit tanduk tidak sama dengan kopi biji tidak dengan kulit tanduk. Biji yg berkulit tanduk lebih tahan disimpan daripada yang tak berkulit tanduk. penyimpanan yang tepat menyebabkan mutu kopi lebih mudah dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun