Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling melimpah di Bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, serta kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan berklorofil dan beberapa organisme lain mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Ahli nutrisi membagi karbohidrat menjadi dua, yaitu karbohidrat sederhana (misalnya gula pasir dan permen) dan karbohidrat kompleks (misalnya gandum utuh dan makanan yang mengandung serat seperti buah-buahan.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira, tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung, juga menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
RASA MANIS DALAM KONSEPSI HINDU DI BALIÂ
Rasa manis adalah satu diantara  sad rasa yang ada, yaitu Madhura Rasa (Rasa Manis) Amla Rasa (rasa asam), Lavana Rasa (rasa asin), Tikta Rasa (rasa pahit) Katu atau Ushna Rasa (Rasa pedas) Kashaya Rasa (Rasa astringent).
Manis dalam konsepsi orang Bali Hindu, disebut salah satu sad rasa, Madhura, ada kata kata ini, Â Nyunyur Manis, Rasa olahan yang dibuat memiliki rasa "madhura" atau manis, dimana olahan ini berupa olahan campuran berwarna brumbun, disuguhkan untuk upakara dan juga bisa bagi semua orang kecuali Sang Wiku,
Dalam kitab Ayur wedic, kitab pengobatan dlam Hindu, menyebutkan bahwa Ketika digunakan dengan bijak, makanan yang mengandung rasa ini memberi energi pada tubuh kita dan membantu menyeimbangkan tridosha. Kashaya rasa atau rasa Astringent memberikan energi paling sedikit sedangkan Madhura rasa atau rasa manis memberikan energi maksimum. Faktor penambah energi secara berturut-turut meningkat dari Kashaya rasa ke Madhura Rasa.
GULA Â MEMPENGARUHI AKTIVITAS OTAK.
Mana lebih baik mengkonsumsi  glukosa atau fruktosa untuk aktivitas otak?  Gula bisa didapatlkan dari gula pasir, dan fruktosa bisa didapatkan dari sari buah-buahan.
Meskipun beberapa konsumen mungkin percaya bahwa fruktosa adalah lebih sehat karena berasal dari buah, Â pengertian ini adalah sesat. Tubuh tidak merespon dengan cara yang sama untuk fruktosa dalam buah untuk menambahkan fruktosa. Sebagai tambahan gula, fruktosa terutama terlibat dalam metabolisme sindrom, hipertensi, resistensi insulin, lipogenesis,diabetes dan retinopati terkait, penyakit ginjal, dan inflamasi.
Dengan demikian, pengurangan fruktosa dalam makanan individu yang berisiko tampaknya berkurang gejala-gejala ini. Ketika ditambahkan fruktosa diganti oleh glukosa (dalam bentuk pati) dalam diet obesitas anak-anak, lemak hati, lipogenesis de novo, darah diastolic tekanan darah, trigliserida, dan kolesterol LDL menurun sementara sensitivitas insulin meningkat.
Lebih-lebih lagi, dalam buah, fruktosa disertai dengan antioksidan, flavonol, potasium, vitamin C dan serat tinggi, yang mungkin secara kolektif lebih besar daripada konsekuensi negatif apa pun kandungan fruktosa. Yang penting, jumlah fruktosa dalam sepotong buah dan minuman manis berbeda secara drastis. Misalnya fruktosa dalam buah persik mewakili sekitar 1% dari buah berat sedangkan fruktosa menyumbang setengah dari berat dari HFCS. Perbedaan efek kesehatan antara glukosa dan fruktosa mungkin disebabkan oleh metabolisme yang berbeda jalur yang mereka ikuti. Pencernaan dan penyerapan gula terjadi di bagian atas saluran pencernaan. Sebagian besar glukosa dalam aliran darah tidak disimpan di hati melainkan, melalui aksi insulin, dengan cepat melewati ke otot, adiposa.