Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan Seorang Ayah

26 September 2022   23:42 Diperbarui: 27 September 2022   00:05 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini, terdengar sayup-sayup lagu kenangan lama, menghibur hati yang rindu, ingin bertemu sama seperti masa lalu. Ayah... renta tubuhmu, Ketika lagu-lagu ini terdengar merdu, aka kembali ke masa dimana engkau menjadi sosok yang tak pernah Lelah membimbinggku dengan semangat berkorban, engkau sabar seperti angsa.

Aku melihat lagi semangat,  karena Masa yang memberikan nuasa cerah, dan gembira yang mensintesis  sebuah hayalan masa depan penuh gairah, semuanya menyatu dalam kalbu, itu semua hadir dengan banyak kenangan yang tergurat susul menyusul dalam benak kenangan hadir sangat berasa.

Ayah, Kau ajarkan aku arti usaha dan perjuangan, kau lukiskan pada aku arti kesuksesan

Ayah dengarkanlah jeritanku, ayah  mungkin tanpa mu aku tidak bisa mencapai hidup seperti saat ini. Mungkin tanpa mu aku tidak bisa berdiri gagah  di tengah-tengah impianku. Sebuah impian yang tersketsa untuk menggapai  keberhasilan. Ayah betapa dirimu berjasa.

Doaku pada Tuhan, semoga hari ini terberkati, seperti aku melihat gungung-gunung dengan kabut tipis, asa menerawang, dimasa ayah selalu mengajakku menyabit rumput di kaki gunung itu sambil membayangkan bahwa kehidupan dalam cengkeraman alam , aka naman sentausa.

Engkau sering berucap, "Karena sabar itu  dapat memunculkan ketenangan jiwa, ikhlas itu dapat menghadirkan  mendamaikan hati. Sabar dan ikhlas mendidik kita  arti dari sebuah 'memahami hakekat kehidupan yang berasa.

Walau kadang Jalan yang ku tempuh adalah jalan berliku penuh kerikil, itu membuatku waspada, bahwa riak kehidupan menjadi lentera , suluh yang terus mempesona, aku yakin Alam semesta adalah wujud kesederhanaan, dalam kekompleksan asa.

Tak ada yang lebih indah, dari asrat yang terus menggebu, seperti gelombang laut menjadi ombak untuk menyentuh bibir pantai idaman. Itu bukti asrat pengorbanan yang tulus dari dalam, yang kemudian menjuluang untuk menunjukkan hidup penuh rasa.

Aku bersimpuh mencium bumi, sebab engkau memberikan makan kami, yang tak Lelah menompang hidup, diantara banyak cerita yang kemudian berjuang menjadi asrat, yang terus mengelilingi angkasa

Keindahan gaya dan harmoni dan keanggunan dan ritme yang baik bergantung pada kesederhanaan.yang terus menjelma menjadi sebuah kepekar=tan hidup tak pernah usang, bergelut seperti matahari meninari pagi, aku belajar darinya, bahwa Ketika kau melakukan sesuatu yang mulia dan indah dan tak seorang pun memperhatikan, jangan bersedih. Karena matahari pun tampil cantik setiap pagi meski sebagian besar penontonnya masih tidur diatas kain berbusa.

Dalam suatu waktu, engkau mengajarikan ilmu yang indah, yakni "Sabar dan ikhlas bisa menjadikan dirimu  seorang yang sukses,  mulia dan terhormat , meskipun di dunia sekalipun kamu bukan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun