Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta sebagai Cahaya Jiwa

14 September 2022   23:20 Diperbarui: 14 September 2022   23:23 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta adalah bagian dari salah satu berkas nafas kehidupan manusia. Aspek ini menyembul dalam wujudnya yang hakiki yakni kesadaran dalam semua makhluk. Kesadaran menjadi tangga akhir untuk menggapai tujuan hidup manusia, kebajikan, harta, keinginan dan pembebasan Bersatu pada sang Pemberi hidup (dharma , harta, kama, dan moksha), begitulah pesan para bijak, yang dituturkan pada ku, dalam pencarian dan mengisi kehidupan.

Dibingkai itu, Kehidupan manusia diliputi dengan cinta, menjadi sangat indah dan penuh berkah, cinta ibarat aliran listrik, yang membuat semua bola lampu menyala terang, untuk bisa menjadi cahaya menerangi kegelapan, menjadi sumber inspirasi bagi jiwa yang diliputi kegelapan. Cahaya bermakna jamak, dia bisa pengetahuan yang bisa membuat pencerahan sehingga menghapus kebodohan.

Tidak dapat memahami prinsip cinta abadi, manusia terbebani oleh fisik, kekhawatiran duniawi dan kecemasan.

Ada prinsip Hiranyagarbha dalam diri setiap individu. Hiranya berarti emas. Ketika emas dicampur dengan yang lain logam seperti tembaga, perak, kuningan, kehilangan kecemerlangannya, nilai, dan identitas. Maka menjadi tidak mungkin untuk memastikan apakah itu emas atau perak atau kuningan atau tembaga.

Demikian pula, hati, yaitu Hiranmaya, kehilangan kecemerlangan, nilai, dan identitasnya karena hubungannya dengan vishaya vasanas (keinginan indriawi). Akibatnya, tidak mungkin untuk memastikan apakah seseorang itu manusia atau binatang , setan atau iblis dan roh gentayangan. Semua bisa terjadi Ketika berada di dunia kebendaan.

Hidup tanpa cinta adalah hidup  dilingkupi iblis. Kita bisa mengamati, Sebagian besar kurang ada cinta sama sekali dalam diri manusia saat ini. Ketahuilah hidup tanpa cinta adalah kehidupan iblis. Bisakah seorang pria disebut manusia jika dia memiliki kualitas iblis, setan, dan binatang buas? Manusia memimpin dan menjalani kehidupan iblis, tidak menyadari jalan kebenaran, kebenaran, damai dan cinta. Tuhan sejatinya tidak menciptakan makhluk seperti setan dan roh-roh jahat itu hadir dalam kehidupan manusia. Ini adalah kondisi ciptaan manusia.

Berikut adalah contoh kecil. Selama pengasingan para Pandawa, Krishna mengunjungi mereka untuk menanyakan kesejahteraan mereka. Dia menghabiskan waktu malam bersama mereka. Pandawa harus mengalami penderitaan yang tak terkira selama masa pengasingan mereka. Karena mereka juga memiliki Drupadi dengan mereka, Pandawa akan berjaga secara bergiliran selama satu jam masing-masing setiap malam. Krishna juga menawarkan diri untuk berjaga-jaga selama satu jam.

Dharmaraja bertanya-tanya, "Ketika Anda adalah pelindung dari seluruh alam semesta, apa artinya dalam persembahanmu untuk melakukan tugas keamanan selama satu jam untuk melindungi kami?" Tapi pada saat yang sama dia Krishna memperingatkan dengan mengatakan, "Krishna, waspadalah terhadap iblis di sekitarnya. Saudara-saudaraku dan aku menghadapinya setiap malam. Pada banyak kesempatan, ia mencoba menyerang kami. Oleh karena itu, kami berdoa kepada Tuhan untuk berhenti dari tindakan ini. Anda datang untuk menanyakan tentang kesejahteraan kami. Tidak pantas bagi kami untuk menempatkan Anda dalam bahaya. sangat baik beristirahat."

Krishna menjawab, "Dharmaraja, apakah ini yang telah kamu pahami tentang keilahian-Ku? Di satu sisi, kamu memuji Aku sebagai pelindung seluruh alam semesta dan di sisi lain kamu khawatir bahwa Aku tidak dapat melindungi DiriKu sendiri. Anda khawatir bahwa setan akan menyakiti Aku. Yakinlah bahwa tidak ada iblis yang bisa menyentuh Saya. Oleh karena itu, izinkan Aku juga untuk bergabung dengan kalian semua dalam melakukan tugas keamanan."

Setelah menyelesaikan tugas satu jam, Krishna duduk di atas batu tersenyum pada dirinya sendiri. Setelah itu giliran Arjuna. Dia bergegas kepada Krishna, sedikit khawatir berpikir bahwa iblis itu mungkin menyerang Dia. Melihat Krishna tersenyum, Arjuna tersungkur di kaki-Nya dan bertanya apakah Dia telah mengalahkan iblis itu.

Krishna menjawab, "Arjuna, saya tidak pernah menciptakan setan dan Roh jahat. Lalu, bagaimana iblis yang tidak ada bisa muncul di hutan? Setan yang Anda maksud bukanlah iblis di semua. Itu hanya cerminan dari kualitas jahat dalam diri Anda seperti kebencian, kemarahan dan kecemburuan, dll. Kemarahan dalam diri Anda terwujud dalam bentuk setan. Kekuatannya meningkat sebanding dengan intensitas kemarahan dalam dirimu." Moga bermanfaat ****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun