Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Jokowi dan Kesetimbangan sesuai Azas Le Chatelier

18 Juni 2022   22:07 Diperbarui: 20 Juni 2022   06:49 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang manajer adalah ibarat pintar memilih menempatkan tangga untuk mencapai puncak, sedangkan leadernya adalah bagaimana membangun tangga untuk mencapai puncak itu.

Di dimensi kesetimbangan  tekanan public pada suatu situasi yang semakin runyam  secara global, akibat pandemic Covid-19 dan perang ukraina -rusia, membuat ekonomi global tak menentu, dan tentu berimbas ke Indonesia, tekanan itu akan semakin menguat oleh  aktor pemain politik yang tak sejalan untuk menggoreng issue ini, untuk meminimalkan tekanan itu

Presiden Joko Widodo wajib menerapkan kesetimbangan system, yang diformulasikan oleh  Henry-Louis Le Chatelier, yang lahir 8 Oktober 1850, Paris, Prancis,

Dia adalah ahli kimia, yang mengemukakan asas Le Chatelier, yang memungkinkan untuk memprediksi efek perubahan kondisi (seperti suhu, tekanan, atau konsentrasi komponen reaksi) akan terjadi pada reaksi kimia. Apabila pada suatu sistem kesetimbangan dilakukan gangguan dalam bentuk perubahan temperatur, tekanan, atau konsentrasi spesies yang terlibat dalam reaksi, maka sistem akan bereaksi sedemikian rupa, yang akan sedikit mengganggu kesetimbangan, dalam rangka mencapai kesetimbangan yang baru."  Prinsipnya terbukti sangat berharga dalam industri kimia untuk mengembangkan proses kimia yang paling efisien. 

Azas atau prinsip Le Chatelier, sangat kentara Ketika reshuffle kabinet baru baru ini , ada beberapa hal yang menarik sebagai narasi penulis untuk memperkuat dugaan itu, pertama, tekanan  muncul  dari berbagai pihak khususnya lawan politik Jokowi, karena rakyat berteriak tentang mahalnya harga minyak goreng.

 Padahal kita penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, artinya dari sisi manajemen dan leadership presiden  seakan  tak mampu memerintahkan bawahannya, dalam hal ini Menteri perdagangan, dalam mengatasi mafia minyak goreng.

 Tekanan tinggi dalam sektor ini, tentu akan berakibat  Presiden Jokowi terganggu bekerja, tidak akan tenang meneruskan misinya. Tekanan itu bisa jadi karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat, minyak goreng  belum selesai. Perut rakyat lapar.  Kondisi ini mudah dibentuk agregat menjadi protes kolektif masyarakat luas.

Oleh karena itu, penetrasinya adalah dengan mengganti Menteri Perdagangan.  Jokowi ingin mendapat dukungan semua elemen masyarakat untuk menyukseskan kerja dan idenya , sehingga  bisa lebih tenang bekerja. Kerja akan terganggu kalau banyak riuh. Dan orang yang dipilih adalah Zulkifli Hasan, menurut saya, tokoh ini memang memiliki jaringan yang amat luas, khususnya dalam pembukaan kebun kelapa sawit di masa lalu,  ada indikasi balas budi' dari para pelaku kelapa sawit.

Kedua, azas Le Chatelier, pada perubahan tekanan  karena kenaikan harga  mengakibatkan suhu politik naik, Suhu politik akan membuat energi kinetic massa akan mudah bergerak kemana-mana, dan melahirkan tumbukan. Agar terjadi tumbukan yang efektif diperlukan syarat orientasi tumbukan molekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau posisi antar molekul yang bertumbukan. Sebelum tumbukan terjadi, partikel partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal dengan energi pengaktifan atau energi aktivasi. Namun karena ada reshuffle  kenaikan suhu politik kehilangan isu, masyarakat diharapkan tidak masalah dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Masyarakat masih menunggu beberapa minggu ke depan, benarkan pergantian  Menteri , dapat menurunkan harga minyak goreng? Inilah yang ditunggu masyarakat? Jika terjadi penurunan, Kondisi tumbukan tidak menghasilkan kegaduhan.

Ketiga, keseimbangan yang diharapkan   Jokowi, di sisa masa jabatannya   berharap agar suksesi kepemimpinan Indonesia berjalan damai pada tahun 2024, Presiden Jokowi  berharap  agar  dikenang sebagai negarawan dengan happy ending.  Sama halnya seperti pergantian SBY ke Jokowi tahun 2014, mulus dan damai

Ketiga,  kesimbangan  perlu dipertahankan dengan mengeliminasi tekanan, suhu politik tetap terjaga, serta konsentrasi massa  demonstrasi tak banyak terjadi, Kalau demikian maka  Presiden Jokowi tentang bekerja  untuk menggolkan gagasannya  untuk mensejahterakan masyarakat. Jika tidak maka sisa pemerintahan Jokowi  bakal cacat. Itu sebabnya reshuffle kabinet dilakukan dengan mengakomodir partai politik, sehingga  goreng-menggoreng issue yang tak bermanfaat dapat diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun