Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orang Tua, Guru dan Anak Belajar di Masa Pandemi

27 Juli 2021   20:40 Diperbarui: 27 Juli 2021   20:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siang itu, udara agak panas, rumah dekat pantai yang asri, keindahan itu seakan terpecahkan oleh tangis seorang anak, karena diabaikan oleh ibunya. Untung tidak dibentak, karena sang anak mengganggu kerja ibunya, sebab Ibu yang sedang membuat masakan, jadi tidak fokus, akibatnya banyak pesanan, terbengkalai , karena anak minta ditemani belajar, lewat gadget. Ibu itu selalu kelihatan rempong banget.

Apalagi, tugas-tugas pelajaran yang dikirim guru mereka seperti matematika, IPA. dan lain-lain, memang terasa berat oleh ibu anak itu. Kepala tak nampung rumus dan definisi yang menjelimet itu, karena mikirin banyak pengeluaran, dan susahnya menambah penghasilan.

Sungguh kasihan menjadi ibu demikian, Ibu harus berperan ganda, zaman susah, pekerjaan sepi, pas ada orderan banyak, eh...... PPKM lagi, ditambah ngajarin anak, ilmu yang dia tak kuasai sejak dahulu. Sungguh beban, masak kayak gini ibu ga tahu, begitu biasanya anak -anak mereka berceloteh. Ibu itu seakan kehilangan harga diri, rasa panutan menjadi ambyar.

Kalau ibu bapaknya guru sekolah, mendampingi anak sepeti itu, mah... gampil, cgt-lah, cenik gaene to. Beh...?

Ibu anak itu tidak biasa mengajar, ayahnya juga sama, apalagi hitung-hitungan seperti matematika, pasti tak terpikirkan untuk memberikan solusi buat anaknya. Semua pelajaran sudah menguap puluhan tahun silam. Kini dipaksa kondisi, harus mengajar anak di rumah, banyak orang tua berseru nyinyir, kami orang tua berubah profesi menjadi guru yang tidak tersertifikasi dan tanpa gaji. Kasihan deh.

Tak sedikit yang mengeluh, SPP tetap bayar, yang ngajar orang tua, lalu Gurunya jadi enak bener, tanpa mengemong murid, gajinya tetap dikasi dan lancar, gerutu salah satu orang tua murid.

Saya mengelus dada, waduh jadi bahan omelan para guru' yang berpredikat pahlawan tanpa jasa" hadeh......

Para konco-konco saya yang guru, saya coba observasi, dan tak teliti , dengan penelitian abal-abal lah, metodenya pun tak standar dengan sampel asal comot, tidak pakai teknik-teknikan yang jelimet, randem-randeman, yang penting ane puas dan adem saja. Instrumennya pun tak divalidasi pakar, pokoke jalan aja,,

Permasalahannya satu, Benarkah guru itu enak saat pandemi ini? Jawabannya jamak, karena orang tak pernah tahu, tugas guru seperti apa, lebih -lebih saat pandemi seperti saat ini.

Tugas guru, itu mengerikan, oh..salah, maksudnya berat ... apa itu? yakni, tak hanya mengubah ketidaktahuan menjadi mengerti, seorang guru dituntut mengubah kebodohan menjadi pintar. Oh.... betapa beratnya donk. Artinya tidak hanya memberikan pelajaran saja, namun lebih dari itu, yakni membimbing serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada peserta didiknya. Dan orang tua juga tidak boleh sentuy. Harus ikut menyingsingkan lengan baju untuk membangun generasi penerus.

Masa pandemi memang berat kita semuanya, apa lagi guru, coba lihat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun