Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Mendengarkan Keluhan Anak Itu Penting?

9 Juni 2021   06:50 Diperbarui: 9 Juni 2021   07:43 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang ibu mendengar keluhan buah hati mereka, namun sang ibu berkata, masak hanya itu masalah buat kamu, engkau pasti bisa berpikir, khan? ibu sudah ajarkan padamu cara mengatasinya. Anak itu diam, apa arti dari diamnya sang anak ini?

Saya yakin pembaca yang sudah menjadi orang tua, tidak pernah absen menjadi tempat mengadu dari buah hatinya, seperti cuplikan di atas. Atau bagi anda sebagai seorang anak, sudah pasti pernah melakukan diskusi dengan ayah atau ibu dalam banyak hal.

Itu sebabnya, sebagai orang tua, akan selalu menjadi wadah yang paling baik untuk mengadu bagi anak-anak kita, asalkan anda orang tua, di mata anak adalah figur panutan yang ideal bagi buah hati anda. 

Sayang..... tidak semua orang tua bisa begitu mulus, orang tua lebih banyak berlaku dari pengalaman insting mendidik yang diterapkan oleh orang tua kita dahulu, artinya kita kerap meneruskan 'gaya yang pernah kita terima dari orang tua kita, saat mendidik kita, dengan sebuah kata-kata membijaksanai diri, Toh saya bisa seperti ini.

Ingat... itu dahulu, ketika zaman kuda gigit besi, dimana anak tidak digempur banyak informasi dari luar. Kini, zaman sudah berubah, dan anak banyak dapat panutan , bisa baik dan buruk berseliweran dari seluruh penjuru  arah mata angin.

Anak-anak selalu hadir ketika memiliki masalah, baik dalam pelajaran, maupun memiliki problem khusus dengan sang pacar. Ketika mereka mengadu,  maka solusi yang anda berikan sangat penting, di sini titik kritisnya, bahwa apakah anda menjadi orang tua yang efektif atau tidak tergantung bagai mana anda menanggapi pengaduan tersebut.

Kita pun setuju bahwa keluarga atau lingkungan rumah tangga pada umumnya merupakan unit terkecil dari  masyarakat yang pertama dan utama dikenal oleh sang  anak. Hal ini disebabkan, kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal dan diterimanya proses  pendidikan, bimbingan, perhatian dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya

Dan kita yakin kondisi interaksi ini, merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak didik.

Kita sering melihat dan mengalami sendiri, anak -anak yang susah sekali diatur, nasihat orang tua tidak pernah didengar, malah nasihat pacar, atau orang lain yang kerap digunakan untuk mengambil keputusan. Orang tua tidak lagi menjadi solusi bagi permasalahan sang anak. Mengapa demikian?

Akar dari masalah ini, sesungguhnya ada pada diri orang tua itu sendiri? Karena saat anak berkomunikasi dengan orang tua, kita cenderung melakukan 4 hal, pertama, bisa jadi orang tua terlalu otoriter, atau menghina sang anak, meremehkan dan menggampangkan "persoalan yang dihadapi oleh sang anak. Semua itu terjadi karena" orang tua di tangga awal telah ingkar melakukan strategi -- meminjam Steve Steede, Ph.D sang penulis buku, " 10 KESALAHAN ORANGTUA, melakukan "'Reflective listening'' yaitu mendengarkan dan merefleksikan.

Strategi reflective listening, mengacu pada konsepsi tentang strategi komunikasi yang melibatkan dua langkah kunci: berusaha memahami ide pembicara, (anak) kemudian menawarkan ide kembali kepada pembicara, untuk memastikan bahwa ide tersebut telah dipahami dengan benar. Ini mencoba untuk "merekonstruksi apa yang anak-anak pikirkan dan rasakan dan untuk menyampaikan pemahaman ini kembali ke diri sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun