Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak dalam Teori Tabularasa

28 Februari 2021   19:48 Diperbarui: 28 Februari 2021   20:12 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia nyata, eksoterik dan dunia tak nyata (isoterik) menjadi wilayah tak bisa diilmiahkan keduanya. Sebab semua terbelenggu oleh alat ukur yang digunakan. Ilmiah dengan panca indra, sedangkan isoteris, memiliki dimensi lain, tak nyata

Esoterik yakni pemikiran filsafat mengenai proses evolusi dari manusia dan makhluk hidup lainnya, atau ilmu tentang akumulasi dari kebijaksanaan dari zaman ke zaman. Sebuah kondisi yang menunjukkan sebuah sekumpulan pemikiran yang komprehensif dan sistematis tentang struktur semesta dan konfigurasi manusia dalam semesta tersebut. Mendeskripsikan kekuatan dan pengaruh yang terdapat di dalam dunia yang fenomenal dan sebuah proses untuk mewaspadai dan mengerti kekuatan tersebut.

Swami, kami terus maju dalam sains dan teknologi. Bersamaan dengan itu, kaum muda modern kita tidak mampu mengatasi aneka masalah hidup dengan tabah. Kesulitan paling kecil saja membuat mereka murung dan tertekan. Mereka tidak bisa menanggung penderitaan apa saja dengan sabar lalu dengan mudah melarikan diri ke minuman keras dan obat-obat terlarang. Apakah amanat Swami untuk kaum muda kita itu? Tanya anak itu

Swamiji menjawab dengan tenang, anakku, kini banyak pemuda dan pemudi kuliah di perguruan tinggi/ universitas. Setiap cabang ilmu pengetahuan mempunyai banyak spesialisasi. Secara keseluruhan ini baik. Tetapi, sayangnya kita dapat (pengamalan) nilai-nilai kemanusiaan yang penting dan merupakan pembawaan sejak lahir, justru merosot dengan cepatnya dan lenyap sama sekali.

Sesungguhnya anakku, Pendidikan bukan untuk mencari nafkah, tetapi untuk hidup. Pendidikan bukan untuk menyampaikan pengetahuan, tetapi untuk perubahan. Pendidikan dimaksudkan untuk meluhurkan kepribadian manusia, Dan meningkatkannya menuju kesadaran Tuhan.

Swamiji menambahkan, Ingatlah anakku, Pendidikan jangan dijadikan sarana untuk mencari uang (anna), tetapi untuk mendapatkan sifat-sifat yang baik (guna). Anakku, pendidikan itu bukan untuk memperoleh penghasilan (jtam), tetapi untuk hidup (jvitam). Sekalipun seseorang berpendidikan tinggi, tanpa pengamalan nilai-nilai kemanusiaan, apa guna pendidikannya?

Apakah sains dan teknologi akan menolong mereka bila mereka tidak mempunyai (kesadaran dan pengamalan) nilai-nilai kemanusiaan? Kondisi dimana mereka kekurangan akan kesadaran dan pengamalan nilai-nilai kemanusiaan, maka kaum muda modern melarikan diri ke obat-obat terlarang dan minuman keras. Ini penting engkau camkan

Oleh karena itu kaum muda di zaman modern ini bukan pemberani (vra), tetapi penakut (bhra). Seharusnya mereka menjadi teladan dalam menguasai indera tetapi sebaliknya, mereka menjadi budaknya. Mereka harus tahu, "Hidup adalah tantangan. Hadapi."

Kaum muda harus berani menghadapi dan mengatasi tantangan dari segala problem dan kesulitan hidup, bukannya menghindarkan diri dari hal itu dan merasa frustrasi. Karena hidup adalah tantangan, Maka mereka harus menghadapinya.

Maka anak sebagai tabularasa, seperti kertas kosong yang harus diisi guratan yang bergerak perlahan dari guratan samar dan tugas pendidik untuk memberi petunjuk sang anak untuk menebalkan sehingga menjadi guratan yang memiliki makna , makna bagi hidupnya dan kehidupan

Itu sebabnya sang anak harus dikelola dan diberikan ruang pencerahan, bahwa hidup ini penuh persaingan yang tajam dalam segala bidang: sains, teknologi, fisik, etika, politik, dan spiritual. Mereka harus membekali diri sepenuhnya dengan senjata yang tepat dan selalu siap menghadapi tantangan hidup. Moga bermanfaat***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun