Kedua bangkai ular itu dilemparkan keluar Sumur, Bimasena keluar dari sumur itu dan sambil sedikit beristirahat kemudian tidak tersangka-sangka dari  kedua bangkai ular naga tadi muncul  dua bidadari dan bidadara, yang tampan dan cantik. Keduanya pun menangis dan bersyukur atas kebaikan Bima, "
Siapa anda? " kata Bima mengentak, Hamba adalah  yang  telah tuan lukat karena sebelumnya ular itu bernama Dwidasya warsa, yang artinya dua puluh tahun menderita menjadi ular ganas di sumur Dorangga itu. Anda telah menyupat hamba menjadi wujud seperti semula, Rahadyan  telah berjasa para dewa seolah-olah mengutus anda untuk melebur diri kami menjadi seperti semula, sehingga dapat kembali ke Suralaya.
 Bima kembali ke Gajahoya untuk melaporkan apa yang sebenarnnya telah dia dapatkan. Di kampus Gajahoya sedang diadakan pesta merayakan kesuksesan Guru Drona untuk menyuruh Bimasena pergi ke  sumur Dorangga. Siapapun pasti tahu karena tidak seorangpun bisa lolos dari serangan ular ganas itu.
Sebentar lagi Bimasena akan tinggal nama dan hanya ada dalam kenangan, begitu pikir Kurawa. Tetapi takdir mengehendaki lain, Bimasena  datang  pada saat puncak  acara perayaan itu terjadi, yaitu penyerahan penghargaan kepada Rsi Drona dari murid-muridnnya Kurawa atas tugas berat yang diberikan kepada Bimasena itu. Karangan bunga hendak dikalungkan, keburu semua peserta kaget melihat Bima membawa dua bangkai ular naga, sehingga pesta yang meriah berubah menjadi kekacauan,  makanan enak menjadi hambar karena tipu muslihatnnya ternyata hanya pepesan kosong. Kurawa menuduh Rsi Drona hanya sekedar penipu tidak becus memberikan tugas.  Korawa menuntut agar Rsi Drona mempertanggung jawabkan perbuatannya.
*****
Rsi Drona  adalah sebuah fenomena, simbol pendidikan, yang telah disusupi sebuah rekayasa politik. Sumur Dorangga adalah sebuah wahana yang merupakan lobang menuju sumber air yang mengalir, semestinya airnya suci bening dan bersih, tetapi sang Guru  yang hanya mementingkan dirinnya sendiri terpaksa akhirnnya  membawa anak didik masuk ke dalam sumur dengan air kotor yang membawa aibs dirinya.
Pada titik itu, Kisah sepenggal dari Dewa Ruci itu mengisyaratkan betapa sebenarnya moral seorang guru sangat penting, ketika dia berpihak pada materi demi kepentingannya sendiri pada saat itu pendidikan menjurus pada jurang kehancuran, moral yang tidak dapat ditegakkan karena guru tidak mampu berdiri pada profesinnya untuk menegakkan " The end of education is caracter".semoga pikiran baik datang dari segala arah. Â Moga bermanfaat.****