Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dewi Sita, Keunggulan Seorang Anak Muncul karena Disiplin

2 April 2020   01:41 Diperbarui: 2 April 2020   02:22 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anakku, perlu engkau tanamkan sejak kecil, bahwa, jika ada orang kaya yang tidak suka membantu sanak saudaranya, bahkan mereka membiarkan keluarganya hidup terlantar dan miskin; orang kaya yang seperti ini sungguh-sungguh berkeadaan hina di hadapan Tuhan, maka mereka dijauhkan dari rahmat Tuhan.

Anakku perlu engkau engkau tanamkan anakku, bahwa   Mereka yang hormat kepada ayah dan ibunya, berkeadaan sama dengan seorang brahmana/spiritualis yang teguh dengan tapanya, kuat menjaga kesucian dan berada pada jalan kebajikan dan kebenaran. Sebab seorang ibu menanggung kewajiban yang lebih berat dari pada bumi, sedangkan seorang ayah berfikir lebih tinggi dari langit, lebih cepat dari angin, dan lebih banyak dari rumput demi kesejahteraan dan keselamatan anak, istri, dan keluarganya. Menyadari itu, seorang anak hendaknya menghormati dan bakti secara bersungguh-sungguh kepada orang tuanya.

Oleh karena itu, intinya yang perlu engku tekankan, adalah "Barang siapa memiliki bakti yang  tulus kepada orang tuanya dan selalu berusaha untuk menyenangkan serta memuaskan hati mereka, orang tersebut akan terpuji dan menjadi bajik. Yang tergolong ayah adalah: orang yang memberikan tubuh, yang memberikan hidup (ayah biologis), yang memberi makan, dan yang mengasuh.

Ya... Guru, engkau telah memberikan banyak pengetahuan suci padaku,sebagai bekal aku mendidik anakku yang mulai tumbuh dan cerdas, Kata Dewi Sita.

Rsi Walmiki  berkata, "Dewi Sita  , anakku, ajarilah anakmu Kusa dan Lawa, bahwa  ada empat kriteria orang yang patut diajak tinggal didalam rumah nanti,  diantaranya: 1) seorang kerabat yang menderita; 2) orang bajik yang jatuh sengsara; 3) sahabat yang miskin; 4) adik perempuan yang mandul atau disia-siakan suaminya. Itulh yang boleh diterima di rumahnya.

Rsi Walmiki menambahkan, "Aku tekankan  lagi, bahwa  yang tidak patut diajak berdiam didalam rumah adalah: 1) orang yang pemalas; 2) orang yang rakus; 3) orang yang berkepribadian tercela; 4) orang yang licik; 5) orang yang selalu menentang peraturan; 6) orang yang tidak perduli keselamatan orang lain; 7) orang yang tidak tahu kelayakan waktu dan tempat; dan 8) orang yang suka berpakaian tidak senonoh.

Dewi sita terdiam, tampak dia mulai merenungi nasihat Rsi Walmiki,  Apa lagi guru? tanya Dewi Sita.

 Rsi Walmiki   berkata lagi, "Janganlah ragu-ragu untuk mengajak seorang rohaniawan yang suci untuk tinggal dalam rumah anda, seorang guru yang memahami ilmu pengetahuan, siswa yang berbudi luhur, saudara sedarah, kerabat dan sahabat yang berkelakuan baik. Ajarilah anakmu bahwa, "Hilangkanlah kemalasan dan keengganan hati, berusahalah untuk belajar prihal kebajikan dan kebenaran dari kitab suci, kitab hukum, norma dan kesusilaan.

Berlatihlah kebijaksanaan untuk menjadi manusia bajik dan benar. Sebab jika tersesat dari kebijaksanaan, sia-sialah kebajikan dan kebenaran yang telah dilakukan, kelak pahala dari perbuatan yang positif tidak akan mungkin diperoleh. Akan halnya orang yang teguh dalam kebijaksanaan, sempurnalah segala perbuatan bajiknya.

Ajaran-jaran yang aku babarkan ini, haruslah diberikan dengN MENYENANGKAN, yakni,  Petama, Bicarakan peraturan yang akan diterapkan Sebelum membicarakan tentang aturan di rumah mereka. Jelaskan kepadanya aturan di rumah,

Kemudian tanyakan apakah dia keberatan dengan hal itu, serta peraturan atau konsekuensi apa yang tepat menurut anakmu.  Dengarkan pendapatnya dengan cermat. Diskusikan hal ini di tempat yang nyaman sehingga anak merasa rileks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun