Pada sebagian besar kasus, pertahanan terhadap patogen penyerang yang merusak dapat dilakukan oleh barier fisikal dan respons imun alami, tetapi bila tidak berhasil, respons imun adaptif akan diaktivasi (Sudiono, J. 2014).
Sistem imun bekerja setiap saat dengan beribu cara yang ber beda, tetapi tidak terlihat. Suatu hal yang menyebabkan tubuh benar- benar menyadari kerja sistem imun adalah di saat sistem imun gagal karena beberapa hal.
Pada tahap awal terjadinya proses reaksi imunitas, adalah dengan mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan sel memory segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat zat kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity).
Imunitas adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Benda asing tersebut bisa berupa bakteri, virus, organ transplantasi dan lain-lain.
Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan menolaknya karena benda asing tersebut dianggap bukan sebagai bagian dari jaringan tubuh mereka. Benda asing tersebut dianggap sebagai pendatang (invader) yang harus diusir.
Jadi secara sederhana dapat didefinisikan kembali bahwa sistem kekebalan (immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk melawan/ mengusir benda asing yang masuk kedalam tubuh mereka. Pertama-tama "memory cells" berupaya mengenal benda asing yang masuk dan disimpan dalam "ingatan" sel memori ini. Ini disebut dengan reaksi imunitas primer.
Apabila benda asing yang sama masuk lagi ke dalam tubuh orang tersebut untuk kedua kali dan seterusnya, maka sel memori ini dengan lebih cepat dan sangat efektif akan merangsang sistem imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing yang sudah dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama kalinya dengan benda asing tersebut.
Lalu peran ekstrak Jamu biji itu dimana?
Dalam uji coba menggunakan tikus, Adeyemi, et al.,( 2010). melaporkan , bahwa di antara penyakit darah, anemia menunjukkan kegagalan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam pengertian ini, ekstrak jambu bijidiberikan untuk menguji atas efek anti-anemia pada tikus Wistar yang terinfeksi trypanosomosis, meningkatkan nilai
hemoglobin, volume sel yang dikemas, jumlah sel darah merah, volume sel rata-rata, dan rata-rata
konsentrasi jumlah hemoglobin sambil menurunkan sel darah putih dan kadar neutrofil. Selain itu, tren yang sama dalam analisis hematologi juga dicatat pada tikus. Setelah pemberian ekstrak daun jambu biji, tidak ada perubahan pada eritron yang terdeteksi. Namun, hasil berbeda karena subjek yang diteliti berbeda, juga durasi perawatan, metode ekstraksi dan dosis yang diuji.