Mangga (Mangifera indica L.) adalah salah satu  buah tropis  paling populer di Indonesia dan  sangat digemari  di seluruh dunia. Mangga  dikonsumsi  secara segar dan  dalam bentuk buah olahan seperti buah kaleng, selai, dan jus pekat.Â
Namun jika produksi mangga  melimpah, diperlukan upaya  untuk mengolahnya dalam bentuk lain, yakni  wine mangga. Sebentuk minuman fermentasi dari jus buah mangga dengan bantuan ragi  (yeast) seperti Saccharomyces cerevisiae.Â
Pengolahan mangga menjadi wine  adalah  strategi  jitu untuk  memberikan nilai tambah karena over produksi mangga, jika musim panen raya. Selain itu sesungguhnya adalah  cara untuk mencari bahan baku alternatif  dalam memproduksi wine, yang selama ini  menggunakan bahan baku anggur (grape).Â
Artinya, produksi wine mangga  adalah untuk mengatasi kelangkaan bahan baku anggur untuk memproduksi wine, hal ini terjadi pada negara-negara yang tidak memiliki kebun anggur, termasuk di dalamnya Indonesia, sebab Indonesia  banyak ditemui buah manggaÂ
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil  buah  mangga  no 5 di dunia, setelah India, China, Thailand  dan Meksiko..  Total produksi mangga Indonesia  per tahun diperkirakan sekitar 2,184,399 ton (https://www.kamusdata.com). Lalu mengapa mangga berpotensi untuk diolah menjadi wine mangga?
Alasannya adalah buah mangga, kaya akan  kandungan  nutrisi seperti karbohidrat, asam organik, amino asam dan vitamin (Chauhan et al., 2010; Tharanathan et al., 2006). Keberadaan karbohidrat itu (dalam bentuk gula, disakarida maupun monosakarida) dapat mengalami fermentasi atas bantuan ragi.
Dilaporkan bahwa buah mangga  mengandung kadar  gula tinggi (total kandungan padatan terlarut> 16), sehingga  buah mangga juga cocok substrat untuk wine. Dan, Indonesia memiliki peluang sebagai produksi  wine mangga.Â
Kita boleh menengok India merupakan salah satu  produsen mangga terbesar di dunia dengan 59% bagian dari total produksi dunia. Produksi mangga telah mengalami pertumbuhan terus menerus dalam dekade terakhir abad ke-20. Produksi wine dari mangga meningkakan nilai tambah bagi buah mangga, sehingga India salah satu  negara yang menghasilkan wine mangga di dunia.
Di Indonesia beberapa penelitian tentang wine mangga belum banyak  dilaporkan, namun sudah mulai banyak berminat,  seperti  Stephanie, M. M. (2017) dengan memngunakan mangga weni dengan kadar optimum  menghasilkan etanol sebesar 8,47%. Oleh karena itu, peluang untuk membuat fermentasi mangga untuk wine masih sangat besar.Â
Di samping itu, wine mangga telah dilaporkan  juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan  di  Balige sekitar  danau Toba. Olahan fermentasi mangga yang juga akrab disebut mangga udang khas Toba Samosir, menjadi daya pikat  bagi wisatawan manca negara (www.tribunnews.com/travel/2016/04/21) nampaknya potensi  seperti ini bisa  di tiru untuk daerah lain di Indonesia.Â
 Wine mangga mengandung senyawa bioaktif  yang memiliki keuntungan bagi kesehatan manusia.  Pino, J. A., & Queris, O. (2011), seorang peneliti wine mangga dari Instituto de Investigaciones para la Industria Alimentaria, Carretera al Guatao.