Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Sang Malam?

11 Mei 2019   20:50 Diperbarui: 11 Mei 2019   20:52 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam hari ini, udara terasa semakin dingin, semua itu sedang  menyelimuti jiwa ini.  Inilah kehidupan , dalam rongga alam  dan  penuh keheningan , aku bersujud kehadapanNya, sebab tak ada yang pantas aku bawa pergi, semuanya ada dalam kesendirian, mengarungi jiwa yang lelah berikhtiar dalam lembayung sinar bulan sabit diawan, yang tersenyum , namun menyimpan beribu misteri.

Sang malam berkata lirih, pusatkanlah hatimu, peganglah dengan kuat, itulah pesanku,  sebab ketika engkau ragu sebenarnya, engkau tidak berpegangan, terombang hambing dalam bayangan semu kehidupan. Lolongan anjing  malam seakan  membenarkan semua itu. 

Awan gelap berarak, seakan berteriak lantang, engkau tak ada gunanya hidup tanpa prinsip, hanya egomu yang memancar keluar jendela rumah, lepaskan genggamanmu, sebab dunia ini bukan untuk mu, dia ada karena untuk mengisi kekosongan. Tuhan sedang bermain-main dan engkau adalah salah satu mainannya.  Jangan melawan ikhtiar Tuhan. Semua akan berdiri dengan sendirinya, kuatkan bahwa apapun yang terjadi,  terjadilah, semuanya  pasti terjadi karena kehendak-Nya yang maha mengetahui.

 Sang malam tak lelap, dia bisa tidak tidur. Jiwaku sadar kelelahan dalam penantian yang lama sungguh membosankan, suara  gagak tua parau kedengarannya, memekakan telinga, dalam dengung belalang malam yang terus menggoda asrat. Namun engkau hadir dengan segala kemegahan yang tak bisa dikatakan, inilah sebuah jeda kehidupan, dalam ruang yang terus berimpitan antara kebisingan  duniawi dan asrat rohani.

 Dari ruang malam,sang malam berteriak.   Engkau hadir  dan  berada dalam balutan  renda  gelap dan asrat   tak tahu, hari ini , malam suci,  namun hari biasa menebar kelu dibalut kepalsuan dan dosa, sebab engkau tak sadar diliputi iblis liar, tak tahu arah dimanakah hidup itu, engkau akhirnya lahir dalam keliaran nafsu pikiran yang dangkal ,   engkau ternyata tak ada bedanya dengan  seonggok daging   yang akan membusuk, berulat , disana engkau bersimpuh dan meneteskan air mata duka. Salah siapa, semuanya ada dalam pikiranmu yang goyah, pikiran yang seperti monyet lapar, yang seperti itu, tempat iblis bermain dan berayun menikmati keraguanmu pada alam raya. 

 Sang malam berkata, engkau  berada dititik nadir, iblis memainkan pikiranmu dia meloncat kesana kemari. Itulah bayangan mu, yang selalu hadir di tengah malam, malam yang sunyi dalam rintihan suara  alam yang menderu,    tak pernah ada yang bisa menawarkan kebebasan untukmu, engkau harus berusaha keluar dari tumpukan kekotoran duniawi, untuk melihat cakrawala yang luas dan indah.

 Sang malam tak pernah toleran, ruang itu seakan bernyanyi dalam kesendirian, sebab wajah-wajah yang selalu hadir adalah wajah-wajah dengan rona  liar  dan didera kepalsuan, dengan mengatas namakan 'cinta dan kerinduan, sesungguhnya, kehadiran dalam cahayanya adalah semu, dengan menutup satu kebohongan dengan kebohongan yang baru, jiwa yang terus terluka  dan saling melukai tertimbun di bawah sadar, karena ada perhitungan ' akal, rasa dan juga materi duniawi. Itulah sang iblis menggodamu, menuntuntmu ke jurang hina dan kesia-siaan. Kuatkah engkau menahan godaan itu? Teriak sang malam.

 Lalu, wajah yang ingin menggapai kebahagiaan  tanpa sadar suka dan duka selalu mengikuti dengan setia, ingin menggapai sebuah harapan, nyatanya tak pernah terealisasi, semuanya tertunda dalam keterbatasan emosi, keangkuhan rasa, yang selalu berdalih, dan membenarkan diri, bahwa itu akan membahagiakan, nyata palsu, benar-benar nisbi dan tak pernah terjadi, namun laku sudah dipenuhi egoistis yang memuncak, satu kaki ingin berada di luar namun sat lagi berlumpur penuh dengan kekotoran yang menjijikkan.,terperosok   dalam kendali setan dan Iblis.

Oh.... Sang malam bercerita bahwa neraka dunia seakan menjadi satu dalam roh keduniawian, sepi  dan dunia kehidupan dipenuhi dengan wajah bertopeng, seperti bunglon yang ingin menyibak  tabir. Hari ini tersenyum dalam kesedihan yang dalam, lalu tertawa  terbahak menguncang sang jiwa.
  Kesunyian akan lahir dalam benak yang akan membagikan pesan bahwa hidup ini  bisa memberikan sebuah gambaran yang tak banyak orang tahu, dia hadir dengan keribetannya sediri karena engkau dan aku  terikat padanya. Sebab kebohohangan demi kebohongan terus dipetakan dan ditimbun dalam benak yang terus berjalan seiring waktu, entah kapan hidup seperti ini berakhir, entahlah...... waktu yang menjawab. 

 Lalu sang malam lelah juga, dan berkata maka terjadilah, dan membusuk dalam derita yang panjang,   sebuah generasi yang terus dihamparkan dalam bayangan semu, karena tak terasa, jiwa-jiwa dangkal, dan mandul kreasi sedang menginggapi   jiwa ini, jiwa yang latah, memuakkan dan kadang penuh dengan egois yang panjang. 

Lalu tak ada yang bisa diajak berdamai, semuanya memiliki selera dan kehendak untuk mengubah dunia dan larut dalam sketsa pikiran kalut, hilanglah kejernihan, yang ada adalah kecongkakan, kesombongan. Tak pernah di pahami bahwa  kecongkakan, berbiak dalam narasi bahwa kekuatan diri akan mampu berjuang sendiri  dan  menganggap diri sendiri sudah matang.  Karena jika seseorang sudah matang, berarti sebentar lagi dia membusuk. Di puji jauh lebih bahaya dibanding di caci, karena pujian akan menimbulkan kemunafikan juga menimbulkan rasa angkuh dan sombong.iterminal itu, benar adanya, orang yang sombong tidak bertuhan; orang yang iri tidak bertetangga; orang yang marah tidak memiliki dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun