Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan Ritme Malam yang Sepi

6 Mei 2019   07:46 Diperbarui: 6 Mei 2019   07:55 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menggapainya bukanlah mudah namun semuanya harus dibangkitkan dalam prosesi pengasah dengan api, kebijaksanaan, bak membakar gerambah menjadi tembikar, api membuatnya kuat dan tak mudah dipecah oleh aliran air.

Lalu lembayung sutra cahaya bulan selalu memberi isyarat bahwa kita tak bisa bermimpi, sebab malam tak membutuhkan mimpi, kerja tak pernah selesai dengan bermimpi, kenyataannya engkau sibuk dalam dengkuran ritmis yang tak membantu kerja usai. 

Aku menyadari bahwa semuanya membutuhkan bara motivasi, sebagai penyulut ledakan fusi yang terus mendera kerak pikiran yang sudah memfosil, dengan dalih bahwa masih ada waktu esok, padahal esok tidak pernah datang, yang ada justru hari ini. 

Sebagian orang bermimpi untuk sukses, sedangkan sebagian lainnya bangun di pagi hari dan mewujudkannya, itulah makna bunga sedap malam yang mewangi menghiasi tempatku termenung menatap cahaya bulan.

Tak terasa, awan mulai berarak meninggalkan bulan , cahaya kembali merekah, menerangi bumi dengan kelembutan yang menawan, nalar-nalar ku tak pernah bisa berhenti merenung, sebab tak ada yang bisa dibuat setelah kesempatan itu pergi lalu menjauh kemudian lenyap. 

Itu sebabnya alasan mengapa banyak orang yang tidak menyadari kesempatan adalah karena kesempatan selalu muncul dalam bentuk kerja keras. Kerja keras adalah ritme yang harus dibangun, alam semesta membutuhkan itu, kalau ingn bergerak maju.

Maju bergerak di dunia ini, bukan diberikan untuk mereka yang jadi pecundang, namun bagi mereka yang gagah sebagai pahlawan, untuk membangun dengan menatap ke depan. Lalu, disudut keping berdebu ku gali mutiara yang nyaris telempar , 'sebab aku harus bangun setiap pagi dengan tekad, jika hendak pergi tidur dengan puas.

Engkau masih tetap mendengkur dalam mimpi, dan memberikan pesan bahwa tak ada yang penting dalam hidup selain rasa puas hanya sekedar bekerja, namun hidup harus menggali dan memasukkan hal-hal berwujud positif, karena diterminal itu, 'hal pertama yang aku dan engkau bangun dalam diri ini untuk bisa menghadapi hari dengan semangat adalah menciptakan sebanyak-banyaknya pikiran menggetarkan jiwa positif. 

Jiwa itu diawali oleh berpikir positif, bagaikan kapak yang tajam untuk merobohkan pohon kemalasan dalam diri. Hanya itu pesan dari ritme malam purwani tilem yang sepi*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun