Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oh, Ibu Betapa Engkau Berharga Bagiku

23 September 2018   16:01 Diperbarui: 23 September 2018   16:25 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari pagi itu bersinar bak bianglala menyeruak diantara pohon nyiur  dari balik bukit. Sinar yang mengangatkan bumi dengan proses sintesis dapat   menyusun kehidupan bumi dengan aneka corak dan ragamnya, sehingga hidup terus berjalan. Matahari itu yang selalu datang setiap pagi. Menyiratkan kegembiraan dan harapan baru. Hidup perlu memiliki harapan, sebab Mungkin seseorang tidak akan pernah bisa melakukan apa yang diharapkan, namun setidaknya seseorang telah  memiliki sebuah harapan

Harapan itulah yang terus menggerakkan kekuatan bahwa cahaya membuat tumbuhan bergerak dalam mesin organel plastida daun, yang mengandung klorofil, menyerap energi surya dalam foto sistem, sehingga menghasilkan "bahan makanan dan oksigen. Dua  senyawa itu melangsungkan kehidupan bumi ini, serta membangun peradaban manusia. Pada sisi itu, matahari demikian agung dan penuh pengabdian tiada tara, melayani dengan penuh kasih tanp membedakan. Senarai kata-kata bijak  menarik disimak, Ketika engkau melakukan sesuatu yang mulia dan indah dan tak seorang pun memperhatikan, jangan bersedih. Karena matahari pun tampil cantik setiap pagi meski sebagian besar penontonnya masih tidur"

Saat itu Dewi Subadra membawa anak semata wayangnya, menghampiri  Dewi Kunti, yang  duduk sendirian di ruang kaputren  disalah satu bilik  istana kota  Astina pura.  Selamat pagi Ibu, aku datang bersama cucumu, Abimanyu,  Namaste menantuku yang terkasih, " Sahut Dewi Kunti. Dengan memperbaiki tempat duduknya, Dewi Kunti menyambut Abimanyu, sosok anak yang cerdas , menawan seperti Arjuna,yang tampak cekatan " Abimanyu cucuku, engkau  adalah mutiara bagi keluarga Pandawa, engkau hadir untuk memberikan 'cahaya bagi dinasti ini". Subadra, yang terkasih walaupun Arjuna jarang bertemu dengan mu namun engkau tetap setia menantinya, dan selalu patuh  sebagai seorang istri yang setia.  Ya ibu, aku memiliki kewajiban untuk selalu membahagiakan suamiku, walaupun dia telah memiliki Drupadi, namun cintaku adalah membebaskan  dan tidak berdasar keinginanku, aku bahagia, walaupun mendapat sedikit waktu  bersamanya, ketulusan diriku mencintai dirinya, seakan hati telah memiliki seluruhnya. Prinsipku adalah, "seseorang  hanya dapat mengetahui makna cinta, dengan belajar mencintai, layaknya matahari  yang selalu memberi, yang menyinari bumi, karena cinta yang sesungguhnya. Cinta adalah energi yang tak dapat diciptakan atau dihancurkan. Ia sebagaimana adanya dan selalu demikian, memberi makna pada kehidupan dan arah menuju kebaikan.

Ya anakku, aku belajar banyak dari suamiku Arjuna, dia pernah berkata bijak padaku, begini, "Subadra,  Aku lahir karena seorang ibu, aku besar dan mendapatkan kebahagian karena seorang ibu jua. Ibu itu adalah Kunti dan Dewi Madri.Walaupun dewi Madri tidak lama bersamanya, namun kesetiaanya berkorban pada  upacara  setia mati dalam api  suci Prabu Pandu , adalah ketulusan yang luar biasa.  Ya Subadra, engkau harus sadar bahwa  seorang ibu adalah orang yang tetap ada ketika semua orang meninggalkanmu, seorang ibu tak pernah lelah menyayangimu, tetapi kadang seseorang  lupa atas kasih sayang yang telah diberikan oleh ibunya.

Subadra melanjutkan, Ibu Kunti, aku selalu mengingatkan kata-katanya suatu saat kaka Arjuna berkata, "setitik air mata yang tumpah dari perbuatanmu, samalah perih nya dengan peluru yang menembus dada ibu dalam hidup ini mampukah engkau  berbuat dengan tekad  yang sama seperti yang aku inginkan bahwa keinginanku sederhana ingin membuat seorang ibu bahagia dan tersenyum, dan kebahagiaan aku pun sempurna bila alasan senyuman ibu adalah aku, Ibu rela kehilangan kebahagiannya demi melihat aku bahagia, Tapi apa yang sering aku lakukan? Tanpa sengaja sering membuat ibuku  sedih. Sedih  ketika banyak nasihatnya tak kuterapkan. Itulah ibu,  nasihat  kakanda Arjuna kepadaku 

Disetiap jeda  dia berpesan, dan berdoa "Tuhan, Andai aku bisa mengulang waktu aku tidak akan melawannya, berilah aku waktu lebih banyak lagi dalam hidup ini untuk berbuat baik pada ibuku, 

Subadra menambahkan, Ibu, maafkanlah aku ibu, Aku hanya manusia lemah, yang membutuhkan kekuatan cinta dari ibu.  Kekuatan yang lebih dari apapun yang ada di dunia ini.Aku sadar, bahwa"Setetes air matamu amat lah sangat berharga dalam hidup ini ibu, Karena liang air matamu diisi oleh deraian ketulusan hati. Oleh karena itu, diriku tidak akan membuat dirimu menangis, karena kesalahanku, namun menangis  karena engkau bahagia karena perbuatan baik yang aku lakukan.

Dewi Kunti menambahkan, "Subadra menantuku yang aku kasihi, perlu engku ketahui bahwa Ibu memiliki keutamaan yang berkali lipat sebagaimana disebutkan pada kisah orang suci, beliau hadir sebagai pembawa rahmat Tuhan ke dunia ini, dan seorang ibu  disebut paling tidak  namanya sebanyak tiga kali  baru kemudian ayah. Hal ini menunjukkan bahwa ibu benar-benar memiliki keutamaan yang luar biasa dan membuat kita bisa mendapatkan doa terbaiknya yang mustajab dihadapan Tuhan Yang Maha Agung.

Suamimu Arjuna, kalau mau berangkat kemanapun, selalu memohon restu dariku. Dia percaya bahwa mendapatkan doa terbaik seorang ibu hendaknya dirimu memanjatkan terus doa untuknya, berbuat yang menyenangkan hatinya serta tidak menyakiti hati ibu. Banyak sekali orang-orang yang sering kali melupakan ibu saat dirinya sudah sukses dan berkembang. Padahal, dibalik kesuksesan seorang ibu dan kesuksesan dirinya  ada seorang ibu yang benar-benar mendukung dan memberikan banyak pengorbanan untuknya

Perlu engkau ketahui, dalam sisa nafasku, aku bertekad untuk hadir memberikan kasih sayang terbaikku padanya, ya, ibu terimakashi atas nasihatmu, Subadra kemudian menambahkan, Ibu,  rintihan doaku selalu membuat aku insaf "bahwa  Ibu yang menyayangiku sampai akhir hidupnya, meski aku tahu aku selalu mengecewakanmu, Maafkan aku ibu yang belum bisa membuatmu bahagia, Aku bertekad bulat. Jika aku tidak bisa membahagiakan ibuku, setidaknya aku tidak membuat ibuku malu karena hal yang aku lakukan. " Di hari ini aku ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untuk hidupku.

Dewi Kunti berkata, Subadra, engkau telah membuat hatiku bahagia, Aku memuja Dewa Matahari, karena kasihnya tak pernah membeda-bedakan, dan disanalah aku yakin dirimu telah menghayati makna cinta uang sesungguhnya, sebab makna semua cinta pada akhirnya adalah,  keinginan untuk mengalami semua hal bersama-sama, belajar dari perbedaan satu sama lain. Dan itu telah engkau tunjukkan terhadap Arjuna dan diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun