Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Engkau selalu Hadir dalam Setiap Derap dan Detak Jantungku

5 Juli 2018   14:55 Diperbarui: 5 Juli 2018   14:53 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang cerah itu, seakan  berada dalam  alam yang berbeda, hamparan  aneka bunga  di taman nan asri sangat memukau.Awan putih berarak  mengitari puncak gunung. Itulah sebagian dari rangkain alam, yang bercerita dengan seribu makna,....indah.  Saat itu, di taman Dwarawati,  Subadra, Istri Arjuna, Adik Krishna,  berkata dengan senyum manis dibibir, " Kanda Arjuna, apa yang membuat diri kanda sebagai pemanah sakti yang hebat,   dan selalu tepat sasaran? Dan, banyak cerita indah mengiringi kesuksesanmu sepanjang hayat, sudah mendapatkan Diah Drupadi, namun dirimu tetap memanah diriku juga, dan  anehnya, tepat mengenai hatiku, sehingga aku tak berdaya karenanya. Perasaan galau tak menentu sepanjang hari, menyelimuti hatiku, sampai saat dirimu menikahi aku.Getaran-getaran itu, terus hadir dan selalu  membuat aku terpana.

Arjuna tersenyum, sambil memandang mata Subadra, dia berkata dengan suara lembut, " panah itu adalah panah jiwaku dan ketulusan hatiku mencintai dirimu. Sebab jiwaku bergetar setiap saat memandangmu. Disana pesona  cinta, seakan hadir melingkupi diriku, Aku sadar bahwa cinta adalah komunikasi hati yang siap membangun jaringannya yang luas bukan kata yang hanya dalam beberapa saat akan hilang tak berbekas. Itupula yang menjadi penyebab, bahwa cintalah yang  satu-satunya menjadi  alasan yang membawaku kembali kesisimu  meski telah mengembara puluhan bahkan ratusan tahun.

Perlu kau sadari, kata Arjuna dengan tarikan nafas panjang, bahwa panah jiwa itu, ternyata tersambut dengan frekuensi getaran yang sama. Subadra menyadari, jiwanya termasuk cinta sejati. Arjuna berbisik dengan suara lirih, "Cinta yang sejati akan mendengar meski tak harus diucapkan, mengerti meski tak selalu dijelaskan, dan peka terhadap keinginan meski tak harus diminta.

Subadra berkata lagi,  kini   kisi-kisi hatiku selalu terselip getaran jiwamu, getaran itu bereaksi membentuk simulasi yang tak pernah terpikirkan olehku, akibatnya, tak terlukiskan dalam mata ini  sketsa wajahmu tak pernah pudar,  sehingga  hidup tak berarti tanpamu. Arjuna tersenyum kemudian memeluknya dengan mesranya.

Subadra berkata lirih, : atas berkat Tuhan, Sang Parmesti Guru,  aku selalu  menyadari, bahwa apapun yang digeluti dengan baik dan fokus,  maka akan  menjadi milikmu.Oleh sebab itu, kepintaran memanah itu, juga merupakan keahlianku yang ku geluti dalam rentang waktu yang lama, dengan latihan yang panjang, atas bimbingan sang guru, tanpa guru, aku tak akan pernah menjadi seperti saat ini.  Oh ya, pelajaran yang paling berharga dari sosok seorang guru, adalah belajar  untuk mengajar diri sendiri untuk belajar. Dan Guru Drona, selalu mengajarkan bahwa, apapun yang dipelajari dengan rasa senang, sulit untuk dilupakan.  Tidak itu saja,  rasa hormatku pada Guru Drona, Kakek  Bisma, dan Juga Ibu Kunti, mereka semua itu, aku hormati sebagai guru-guruku (guru pengajian, guru wisesa, dan guru rupaka), merupakan sikap dan keluasan sebagai bentuk  pengasahan mutiara dalam jiwa ini, sehingga mereka memberikan beragam jubah keindahan karakter pada proses belajarku,

Subadra, Istriku sayang,  ingat kata Arjuna lagi, bahwa kata-kata  kakek Bisma yang sulit aku lupakan adalah, " Kau dapat mengajarkan sebuah pelajaran pada seorang siswa selama sehari; tapi jika kau mengajarinya belajar dengan menciptakan keingintahuan, dia akan lanjutkan proses belajarnya selama dia masih hidup" itulah makna yang aku dapatkan dari mereka yang  ku hormati sebagai guru.

" Pesan kakek Bisma juga selalu aku kenang subadra, yakni, kamu harus memiliki dan dapat mendidik putramu menjadi orang baik,  Biarpun hanya ada satu putra yang berbudi luhur, Ia akan mendatangkan nama baik bagi seluruh marga Seperti tanaman yasmin di hutan Yang menaburkan keharuman ke sekelilingnya, tambah Arjuna

Subadra, yang manis, wajahmu, selalu menginspirasiku, bulu letik matamu, membuat aku termotivasi dalam karya, Aku bersyukur bahwa alam telah melengkapi keindahannya, dengan engkau hadir disisiku dan  menghidupi dirimu, itu sebabnya alam menjadi guru, yang patut ditiru dan digugu supaya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pemaknaan jiwa. Selain itu,  pesan-pesan bijak  Ibu Kunti,  juga membuatku tahu bahwa, Satu perbincangan dengan satu orang bijak itu lebih baik dari belajar 10 tahun. Sehingga hidup yang berpegangan pada kebenaran  untuk menjadi soko guru. Patokan yang selalu menjadi arah kemana manusia  akan pergi, menjadi impian sejati kelahiran manusia. Sosok yang menjadi tempat menggali arah itulah jiwa  bertumbuh dan sering pergi untuk meningkatkan keseimbangan batin. Hanya dengan keseimbangan batinlah. Manusia  dapat mencapai ketuhanan (Divytva). Kekuatan Tuhan terpendam dalam setiap manusia.

Subadra terdiam dan memancarkan senyuman yang manis, tanda bahagia, Arjuna menambahkan,  Subadra, dalam alam yang luas ini, manusia diajarkan bahwa dalam hiruk pikuk  alam, terbesit  pesan indah bahwa Pikiran manusia, sekali renggang oleh satu ide, tak akan memperoleh kembali dimensi aslinya, Asali itu adalah sepi, dan kosong, dan menuju puncak yang agung, berstananya yang maha kasih,  Yang percaya Gunung, wajah puncak itu adalah wajah Kailash, -tempat suci, Permata yang Mulia'. Gunung ini adalah mandala semesta.

Demikianlah selalu Subadra, Kailash, juga  analog dengan Ke-alas, konsep sederhana,tentang rimbun, dan berjurainya kehidupan, yang penuh  aneka cobaan, dibutuhkan kewaspadaan, disanalah peran guru bertanding untuk memberikan solusi mengatasi rintangan Untuk mencapai puncak Kailash  bertudung langit malam yang cerah. Ribuan bintang bertabut di angkasa raya. Langit mencangkup ke seluruh batas cakrawala. Lolongan anjing bersahut-sahutan. Bulan bulat purnama, sebagaian elemen yang memperindah puncak itu.

 Keheningan malam membungkus sang puncak gunung, yang juga kaya dengan alam dengan alas yang rimbun. Maka, khabar baiknya yang ingin disampaikan adalah, meninggalkan ingatan tentang apa yang tidak benar itu, merupakan serpihan belajar paling bermanfaat bagi hidup.dan Belajar itu warisan yang akan mengikuti pemiliknya dimanapun berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun