Kipas dari kayu cendana merupakan salah satu cindera mata yang unik. Di Bali, kipas, atau disebut kepet' itu, bisa menjadi cindera mata yang lama dikenang. Apalagi kipas itu terbuat dari kayu cendana yang asli, karena bau harumnya berlangsung secara terus menerus. Tentu harganya relatif mahal dibandingkan dengan kipas kayu yang hanya dibumbuhi pewangi cendana, sehingga daya tahan wanginya bersifat sementara.
Minyak cendana diolah dari kayu cendana dengan cara destilasi. Minyak cendana bersifat mudah menguap (volatile), semerbaknya bisa memenuhi ruangan. Oleh karena minyak cendana bersifat volatile itu, maka bau minyak cendana memang mudah dicium, lalu bila sering mencium bahu wangi cendana, diyakini bisa seseorang lebih rileks, dan tenang, begitulah yang banyak dialami bagi mereka yang pernah menggunakan minyak cendana.
Di Bali kayu cendana, memang memiliki arti spesial, khususnya bagi umat Hindu, penggunaannya sebagai pewangi dupa yang beraroma cendana, dan basma (pasta cendana) berbahan kayu cendana yang dioleskan pada dahi pada saat upacara tertentu.
Karena aroma cendana memiliki kemampuan sebagai penenang saraf. Penelitian yang dilakukan oleh Ohmori A, et al (2007,) menstimulasi komponen minyak cendana yang berperan sebagai obat tidur, dan diketahui sebagai senyawa -santalol yang memiliki efek depresan terhadap sistem saraf pusat, sehingga cocok diberikan bagi seseorang yang mengalami gangguan tidur nyenyak dan meringankan pikiran cemas.
Inhalasi -santalol mempengaruhi siklus tidur-bangun, hewan percobaan, dan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam waktu bangun total. Artinya, -santalol berkerja lewat sistem sirkulasi dengan penyerapan ke dalam darah melalui mukosa pernapasan pada sistem penciuman, sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa senyawa -santalol memiliki efek depresan bagi sistem saraf pusat seperti sedasi, yaitu semacam anestesi, yaitu obat diberikan untuk menenangkan pasien. Oleh karena itu, minyak cendana memiliki efek neuroleptik, santai, menenangkan, bronkial dilatasi dan astringen, sehingga sangat baik digunakan sebagai aroma terapi untuk meredakan kecemasan, stres, dan depresi.
Hal ini didukung oleh penelitian, Setzer WN: (2009) bahwa penggunaan minyak cendana sebagai aroma stick inhalers dapat membantu penderita kanker menikmati tidur yang dalam.
Selain itu senyawa - santalol, penelitian terakhir menunjukkan bahwa senyawa itu dapat menghambat proliferasi sel ganas pada proses karsinogenesis, yaitu mengurangi kasus papiloma (tumor kulit) sebesar 32 %. Atas dasar itu, minyak cendana bersifat 'Chemoprevention (pencegahan secara kimia) terhadap pertumbuhan sel kanker.
Bukti eksperimental yang lain, menunjukkan bahwa minyak cendana dapat berfungsi sebagai inhibitor inisiasi tumor dan tahapan promosi karsinogenesis. Studi pada tikus albino Swiss menunjukkan potensi anti karsinogenik minyak cendana melalui peningkatan ekskresi karsinogen.
Minyak cendana mendorong peningkatan waktu dan dosis responsif dalam aktivitas glutathione-S-transferase (GST) dan kadar sulfhidril larut asam dalam hati. GST adalah keluarga enzim detoksifikasi fase II yang berfungsi untuk melindungi makromolekul seluler dari serangan oleh elektrofil reaktif.