Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titik-titik Air Mata Menyilaukan Jiwa

8 Juni 2018   12:48 Diperbarui: 8 Juni 2018   12:57 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara dari lereng gunung Himalaya itu mendesir diantara semak, Menerpa Badan Bisma yang gagah dan mempesona. . Angin yang berembus itu  merupakan kibasan salju abadi, dan  membuat jiwa yang terterpa merasa damai. Disana ekstasa rohani bangkit tak terlukiskan. Khabar baiknya adalah alam banyak mengajarkan kepada manusia,  bahwa dengan menatap keindahan alam itu saja, kerap membuat manusia mengerti bahwa keagungan dan  kekokohannya, menjadi pesan  bahwa manusia harus menirunya dalam derivatnya yang sama,  keteguhan memegang komitmen,  janji, bahkan sumpah  merupakan cermin dari pelajaran itu.

Saat itu, Bisma duduk di bawah pohon rindang, dia merenung, bahwa dalam kehidupan  selalu  ada yang membuat dirinya, gelisah, karena ujian itu hadir tak terduga. Sumpah setia yang dilontarkan membuat dirinya terjepit dalam relung pusaran  keinginan. antara duniawi dengan masa depan rohani menjadi taruhan dan hidup harus memilih , kualitas pilihan sangat ditentukan pada komitmen diri. Dilema ini sungguh sangat menyiksanya.

Hidup dalam komitmen dan kesetian pada sumpah dan janji, seakan membuat tumbuh dan berkembang.  Proses pencarian jiwa  terus terjadi, meruang dari ego menuju egoless. Dari sudut aku menjadi kami, dan akhirnya menjadi kekitaan.  Inilah yang selalu Bisma ingat, pesan Sri Krishna yakni, "Dengan memuliakan Tuhan, senantiasa, rajin dan mantap dalam sumpah, bersujud kepada-Tuhan dengan penuh pengabdian, mereka memuja-Nya  dengan penuh disiplin, maka mereka sampai pada keharibaaNya yang maha abadi. Itu sebabnya  Bisma selalu taat pada  sumpahnya untuk tidak menikah selama hidupnya.

Tubuhnya yang gagah dengan wajah yang mempesona, Bisma menasehati ewi Amba, yang selalu mengejarnya dan menuntut untuk menikahinya. Aku telah memiliki pilihan yaitu Raja Salwa, namun engkau merebutnya. Mengapa Aku disia-siakan seperti ini? Tanya Amba pada Bisma. Aku telah bersumpah untuk tidak menikah, aku terikat dengan sumpahku. Tetapi , engkau telah mengorbankan orang lain untuk memenuhi ambisimu? Debat Dewi Amba

Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, baik dalam hidup ini maupun hidupku setelah ini, sebab Bhagawan Parasurama telah mengajariku, bahwa sekali anda mengerjakan sesuatu, jangan takut gagal dan jangan tinggalkan itu. Orang-orang yang bekerja dengan ketulusan hati adalah mereka yang paling bahagia, Kata Amba.  Lalu mengapa demikian?, Balik tanya Bisma," Sebab kata Amba, "kegagalan dalam hidup itu adalah hal yang biasa.

Yang luar biasa adalah bagaimana kamu belajar dari kegagalan itu untuk berhasil. Berbahagialah ketika gagal karena disana Tuhan memberikan pelajaran ketulusan. Sebuah pelajaran bahwa bekerja bukan hanya untuk nikmat dan pujian, tapi untuk kebahagiaan. Rendah hati dan ketulusan, itu tanda kebahagiaan. Kata kata motivasi kerja inilah yang perlu kamu tanam dalam diri menuju kesuksesan.

"Hidup di dunia ini harus bermakna, bagaimana itu bisa terjadi, "kata Bisma, "Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri kita muncul ketika hidup terlihat sangat menantang, artinya adalah  ketika kamu terhimpit, janganlah menjerit. Jangan berkeluh kesah, seakan kamu sudah putus asa. Berdoalah dengan keyakinan dan mintalah jalan keluar! Bukalah mata dan mulailah mencari.

Dalam hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan , lalu berkata lah dirimu yang tulus  bahwa sempurna atau tidaknya hari ini tergantung pada kamu dan tindakanmu. Ketika kesempurnaan itu tidak dibarengi dengan tindakan, kesempurnaan hidup itu mustahil diwujudkan. Mulailah bergerak dan lakukan perubahan. Kesempurnaan adalah perubahan diri yang kamu lakukan berulang. Tanpa perubahan, kesempurnaan hanya akan jadi mimpi belaka.

Dewi Amba, berkata, kapan anda disebut berhasil, jika anda menyia-nyiakan berkah dalam hidup ini, anda telah menyia-nyiakan diriku, padahal engkau telah mendapatkan  rampasan perang.  Dan engkau harus tahu, bahwa " ini adalah sebuah pengalaman, maka engkau harus sadar dalam hidup ini, "Satu-satunya sumber pengetahuan yang sempurna adalah pengalaman, dia akan membuat anda bertumbuh menuju medan perang antara kebaikkan dengan kejahatan.

Itulah sebabnya,  pengetahuan dari pengalaman. Baik itu pahit ataupun manis, pengalaman tetap berada pada fungsi tertingginya, pengetahuan bagi manusia. Inilah kata kata motivasi untuk  Dewi Amba  bahwa pengalaman itu penting bagi hidup, lalu Dewi Amba terus bertanya, mengapa pikirannya tidak diarahkan pada strategi untuk menikahinya, sebab tanpa menikah seorang anak tidak akan lahir, sebab  generasi dibutuhkan untuk mempertahankan peradadaban, siapa yang mengenang dan mempertahankan pemujaan ini, tanpa generasi  suatu bangsa bisa punah?

Bisma terdiam dalam pikiran--pikirannya. Dia  berusaha mengendalikannya, seperti kekangan kuda-kuda dalam kereta Arjuna saat perang, sama seperti manusia kebanyakan, yang membedakannya adalah hidup terus berjalan, dan tidak stagnan. Kuda kalau tidak dikendalikan oleh tali pelana,maka jalan kereta tidak akan pernah mencapai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun