Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Angka Perokok Anak Makin Melenggang, Haruskah Revisi PP (Kembali) Diperdebatkan?

10 Agustus 2022   20:03 Diperbarui: 11 Agustus 2022   10:15 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan mengumpulkan puntung rokok yang diinisiasi Lentera Anak. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Media sosial (ist/kompas.com)
Media sosial (ist/kompas.com)

Belajar dari Media Sosial

Menjadi perokok jenis rokok elektrik memang tidak semudah menjadi perokok jenis rokok konvensional. Selain produknya yang tidak dijual di sembarang warung, rokok jenis ini harganya juga lebih mahal. Pun cara menggunakannya tidak semudah rokok konvensional.

Tetapi bukan berarti anak kecil tidak bisa mengakses rokok elektrik. Buktinya bocah A dan mahasiswa Rin bisa membeli rokok elektrik dengan harga yang cukup mahal untuk ukuran kantong pelajar. 

Tak hanya membeli, mereka juga bisa menggunakan rokok elektrik dengan mudahnya.  Dalam testimonya A maupun Rin, mereka belajar merokok elektrik ternyata dari media sosial.

"Cara membeli, cara menggunakan, cara mengisi liquid, terus terang tutorialnya sangat banyak di media sosial baik itu Youtube, TikTok atau media sosial yang lainnya," kata Rin.

Melalui media sosial pula, A dan Rin bisa mengetahui merek-merek, aneka varian dan toko yang menjual rokok elektrik. "Iklannya sangat banyak, bisa ditonton kapan saja," tambah Rin.

Maka untuk menjadi seorang perokok elektrik, atau untuk mendapatkan rokok elektrik, tidak dibutuhkan syarat yang rumit. Selama masih bisa mengakses internet, semudah itu pula mendapatkan rokok elektrik, semudah itu pula belajar menjadi perokok elektrik.

"Kalau rokok konvensional ada minimarket yang kita tidak bisa beli karena dibatasi usia. Tetapi kalau beli melalui toko online, siapa yang bisa mengawasi bahwa usia kita masih di bawah umur?" sambung Rin.

Pengakuan A maupun Rin dibenarkan oleh  Drs. Anthonius Malau, M.Si, Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika, Kominfo RI. Diakui Anthonius, media sosial saat ini menjadi media yang banyak dimanfaatkan oleh industri rokok baik lokal maupun impor, baik konvensional maupun elektrik untuk menyasar para perokok muda.

"Industri rokok seperti memasang jaring untuk membuat para pemuda menjadi perokok aktif, dengan iklan-iklannya yang luar biasa banyaknya. Narasi yang dibangun pun disesuaikan dengan dunia remaja yang memang menyukai hal-hal yang keren, gaul, terlihat modern," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun