Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keyakinan akan Peran Mesianik Sang Raja Manusia dan Anugerah Nama Suci-Nya

28 September 2022   06:00 Diperbarui: 28 September 2022   15:01 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allah (Sumber: Freepik)

Betapa senangnya hati ini Sahabat Kompasianer dan Reader berkunjung di tulisanku.

Saya memperdalam Keilmuan Teologi Religionum yang saya baca dari artikel Saudara Kompasianer Wahyu Tanoto (berikut link artikelnya: Pluralisme: Definisi oleh Para Teolog) yang mungkin tidak perlu saya bahas secara rinci karena sudah dibahas di Artikelnya beliau.

Bagi pandangan subjektif saya dan dengan menggunakan Keilmuan Teologi Religionum yang merupakan kemajuan dari Pluralisme, bahwasanya keyakinan saya akan Peran Mesianik Sang Raja Manusia dan Anugerah Nama Suci-Nya dalam Ajaran Islam yang dibawakan oleh Baginda Rasul Muhammad S.A.W makin diperkuat dengan prinsip keimanan yang dianut Umat Kristen, Umat Katolik, Umat Sanatana Dharma (yang umum disebut Hindu), bahkan pada Kepercayaan Lokal di Jawa seperti Sunda Wiwitan dan Kejawen.

Saya merinci secara esensi akan keterangan diatas:

Bagi Iman Umat Kristen, saya senang mendengarkan Lagu Rohani yang dinyanyikan Hillsong salah satunya Raja Segala Raja. Dan pengetahuan ruhani saya diperkuat melalui pertemuan dengan sahabat kuliah saya semasa D3 Akuntansi yang merupakan seorang kristiani yang taat, menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja Segala Raja.

Bagi Iman Umat Katolik, saya membaca dan menyadari tulisan rohani bahwa Yesus Kristus adalah Sungguh Allah dan Sungguh Manusia. Saya membacanya di website dengan link berikut.

Bagi Umat Sanatana Dharma, Arjuna dan Krsna dikenal sebagai perwujudan inkarnasi Nara dan Narayana. Yang Melambangkan Arjuna adalah Raja Manusia yang Perkasa dan Krsna adalah Raja Para Dewa yang Paling Bijaksana (Dewa bisa diartikan Malaikat bagi Ajaran Abrahamik). Arjuna dikenal sebagai Pahlawan Perang yang paling utama di muka bumi (terkisah di Epic Mahabharata).

Bagi Sunda Wiwitan dan Kejawen, meyakini Tokoh Mesianik dari Jawa (dari sumber literatur Wangsit Prabhu Siliwangi tentang budak angon dan Sastra Prabhu Jayabaya), yakni Satrio Pinanditho Sinisihan Wahyu yang kelak akan memimpin Bumi Nusantara, menyelamatkan masyarakat dari masa-masa krisis, dan membawakan kesejahteraan dan masa penuh kebahagiaan bagi seluruh Masyarakat Nusantara-Indonesia. 

Adapun yang mengaitkannya dengan sosok Kedatangan Arjuna yang kedua kalinya, dan beberapa literatur sastra leluhur Jawa menyebutkan, beliau seorang berparas Sri Krsna, berwatak Baladewa, bersenjatakan Trisula Weda (Lulus Weda Jawa yang berbudaya, religius dan berilmu, juga melambangkan karakter sarat 3 kepribadian bener-jejeg-lurus/jujur).

Bagi Ajaran Islam, makin diperkuat akan keyakinan saya dengan Al-Quran Surah An-Nas ayat 1 dan 2, yang menegaskan manusia berlindung kepada Allah Tuhannya Manusia, Raja Manusia.

Keyakinan saya kepada Allah semakin menguat, setelah mendapatkan referensi yang saya tulis diatas ditunjang keilmuan Teologi Religionum. 

Dan melalui Anugerah Nama Suci Allah yakni Asmaul Husna, saya memaknainya sebagai Maha-Potensi Allah yang memberikan kekuatan bagi manusia yang mengucapkannya penuh rasa percaya, keimanan, dan penuh rindu.

Asmaul Husna (Sumber: id.pinterest.com/123RF)
Asmaul Husna (Sumber: id.pinterest.com/123RF)

Jika Allah pemilik Asmaul Husna adalah Raja Manusia, maka manusia yang dicipta dan dipimpinnya sejatinya mewarisi "Citra"-Nya melalui Nama Suci Asmaul Husna.

Allah Sang Tuhan Manusia, Raja Manusia, adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka manusia adalah makhluk yang pengasih dan penyayang tanpa Maha, karena Maha hanya milik Allah semata. 

Maka jika ada salah seorang manusia bertolak belakang dengan sifat pengasih dan penyayang, dipertanyakanlah kemanusiaannya.

Allah Maha Kuasa, maka manusia adalah makhluk yang kuasa. Jika manusia menjudge dirinya lemah, dipertanyakanlah kemanusiaannya.

Allah Maha Mulia, maka manusia adalah makhluk yang mulia. Jika manusia menjudge dirinya hina, dipertanyakanlah kemanusiaannya.

Allah Maha Bijaksana, maka manusia adalah makhluk yang bijaksana. Jika manusia menjudge dirinya bodoh, dipertanyakanlah kemanusiaannya.

Dan seterusnya, hingga dimaknai komplit 99 Nama Suci Allah tersebut.

Melemahkan dirinya sendiri sebagai manusia yang merupakan "Citra" dari Allah adalah perbuatan yang tidak disenangi Allah. Karena Allah menciptakan Manusia sebaik-baiknya dari seluruh makhluk dengan mewarisi segala potensi-Nya, sebagaimana Kitab Suci Umat Beragama menerangkan, bahwa Allah menciptakan Manusia serupa dengan image-Nya.

Mari kita renungkan seksama akan Kemahakuasaan Allah Sang Raja Manusia, dan berkuasanya Manusia yang dipimpin-Nya, di Kerajaan Allah yang kekal, sebagaimana diterangkan Al-Quran, bahwa Allah Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Allah menjadikan Baginda Nabi Isa A.S yang datang kedua kalinya sebagai wakil-Nya di muka bumi, yang kelak menyelamatkan manusia dari Fitnah Al-Masih Ad-Dajjal (Setelah orang-orang yang dimurkai Allah dikumpulkan dan terpisah dari golongan orang beriman dan bertakwa) dan dari Fitnah Yajuj Majuj.

Beberapa Hadits akhir zaman menyebutkan, Baginda Nabi Isa A.S hidup selama 40 Tahun Bumi, ada pula 7 Tahun Bumi. 

Pandangan Subjektif saya memaknainya, Beliau hidup di muka bumi selama 40 Tahun, dan Peran Utamanya sebagai Nabi (setelah diketahui seluruh umat manusia beliau mampu membunuh Al-Masih Ad-Dajjal) berjalan selama 7 Tahun.

Kedatangan Isa yang kedua kalinya, berperan sebagai Hamba Allah yang taat. Dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia saat kehadirannya di muka bumi, pada Zaman Akhir.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 28 September 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun