Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapan Rahasia Sukses Kita Mulai Dicari Publik?

26 September 2022   07:30 Diperbarui: 26 September 2022   12:18 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rahasia Sukses Mulai Dicari (Dokpri, Olahan Penulis)

Waduh... pagi pagi ini kalimat sapaan saya yang seperti biasa, di plagiasi oleh orang tidak bertanggungjawab di website: https://mediasucorp.blogspot.com/2022/09/bagaimana-cara-mengatasi-trauma-yang.html

Saya mulai berhati-hati untuk tidak mengulang tulisan saya yang sama di kompasiana, karena cukup beresiko jika malah nanti saya yang dicap plagiasi oleh Mesin K, padahal tulisan saya yang pertama kali diplagiasi oleh orang tak bertanggungjawab.  

Oke! Tulisan saya ini cukup menantang.

Kapan Rahasia sukses kita mulai dicari Publik?

Publik baru melirik kita, apabila Karakter kita terkenal dan tenar di mata publik. Kemudian publik menelusuri apa kebiasaan kita? Apa tindakan kita?

Barulah Rahasia Sukses kita dicari, yaitu berupa rangkaian kata yang menyusun menjadi ilmu pengetahuan kita dibalik kesuksesan kita.

Ayo sahabat Kompasianer teruslah menulis, begitupun sahabat Readers mari menulis di Blog Keroyokan ini. Karena dengan kata-kata yang penuh kekuatan, itu kelak akan menjelma menjadi tindakan, selama kita mau mengaplikasikan ilmu yang sudah kita tulis sehari-hari. 

Hingga tindakan berdasar ilmu yang kita rangkai, menjelma menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan kemudian membentuk karakter kita.

Kalau karakter kita dikenal khalayak ramai dan menjadi sorotan, otomatis kata-kata bijak kita, kata-kata yang terangkai menjadi pengetahuan, dengan sendirinya laku keras. Tapi jangan sekali-kali memperjualbelikan dan menukarnya dengan materi akan kata-kata yang kita tulis.

Karena kalau tujuannya sudah materi, itu kelak bisa menghancurkan image karakter yang selama ini kita bangun. 

Dermakan kata-katamu yang terangkai kepada publik (tanpa harap imbalan materi dan gemerlap dunia) sebagai bentuk amal shaleh yang kelak menjadi pahala tiada putus kekal di kehidupan yang kekal.

Makdarit... (maka dari itu) jangan hanya terhenti dalam berkata-kata, namun kemudian nyatakan dalam tindakan yang sarat kebermanfaatan dalam lingkungan terkecil (keluarga), meluas ke lingkungan masyarakat bahkan hingga dunia melihat semua tindakanmu itu. 

Itulah yang dinamakan kontribusi kita bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

Inilah rumus utama agar tulisanmu dikenal dan dipelajari orang banyak.

Saya sendiri akui tulisan saya makin hanya tembus rata-rata 100 views bahkan kurang banget dari itu (Per akhir September 2022). Tapi itu tak melemahkan semangat diriku untuk berkarya demi dirimu yang kuperjuangkan.

Hormatku senantiasa.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 26 September 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun