Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Ilmu Neurosemantic: Kok Serius Amat Bang? Sis? Santain Aja Bosque!

10 September 2022   17:00 Diperbarui: 10 September 2022   17:16 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santain aja Bosque! (Sumber: Freepik)

Setelah berjam-jam menelusuri pelbagai kisah aku menuntut ilmu di masa lampau... akhirnya ada ilham juga nih untuk kutulis di Kompasiana, duhai Sahabat Reader dan Kompasianer Terkasih!

Saya masukan tulisan ini dalam kategori Lyfe - Diary ya Admin Kompasiana yang terkasih, jangan di switch jadi humaniora yah Admin wkwkwk.

Karena ini berdasarkan diary perjalanan saya belajar ilmu Neurosemantic dari para Coach, jadi lebih ke bahasan santai ala man of culture getoo.

Dalam "Presupposition Neurosemantic" yang biasa digemakan para Coach keilmuan ini... (Supaya gak plagiasi saya tulis dengan bahasa saya): Ketika kamu terlalu serius dengan pemikiranmu, maka kamu menjadi bodoh.

Lha kok gitu, nanclep banget ungkapan ilmunya.
Serius lho... bisa dicari di google versi Inggrisnya. Eh kalau saya terlalu serius...  nanti malah dicap bodoh nanti wkwkwk.

Apabila saat dalam percakapan, tiba-tiba kita merasa apa yang kita yakini (bersumber dari referensi yang kita baca) disinggung dan dikatakan keliru.

Maka Otak kiri kita dengan potensi Thinking bekerja. Akibatnya keseriusan kita menjadi nyala *Ting* dan ujar dalam hati "Saya tersinggung pemikiran saya dikatakan salah".

Nah kalau percakapan jadi serius kek gini, kan bisa jadi perdebatan. Yang satu keukeuh meyakini pemikirannya, begitu pula
yang satu bersikeras dengan pemikirannya juga. Adu pendapat yang tidak membuahkan perdamaian, malah jadi adu mulut ujung-ujungnya hadeuh *Tepok jidat saya.

Jadi jangan terlalu serius deh dengan pemikiranmu, ada baiknya kita menerima kritikan lawan bicara kita. Siapa tahu ada nilai-nilai kebenaran yang sejatinya menghancurkan racun-racun yang selama ini mengendap dalam pemikiranmu itu lho. Apa itu racun pemikiran... yakni Hatred (Kebencian).

Terkadang karena kita terlalu serius dengan apa yang kita pikirkan. Saat kamu serius... iya kamu... pikiranmu menguasaimu dengan sangat cepat. Akhirnya kamu dikendalikan oleh Pikiranmu sendiri, uwaduh! 

Memang kita terkesan seperti orang bodoh, karena begitu keras kepala. Karena apa yang kita yakini itu sejatinya tidaklah utuh, melainkan berdasarkan tangkapan panca indera kita yang terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun