Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gambaran Alam Ruhani Menurut Pandangan Sufi dan Sastra Veda

28 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 28 Juli 2022   06:43 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi Surga Alam Ruhani (Sumber: Freepik)

Ada 5 jenis hubungan horizontal Tuhan dengan MakhlukNya yang dijelaskan Bagian pembukaan Bhagavad Gita yang ditulis Srila Prabhupada sesuai kualitas pencapaian kemuliaan personalitas semasa tinggal dimuka bumi alam material memenuhi misi hidupnya:

  • Hubungan Pasif, seperti Tumbuhan dan Hewan yang menghibur Tuhan, yang penuh keakraban dan welas asih.
  • Hubungan Aktif, seperti seorang hamba pelayan yang melayani Tuhan sepenuh jiwa raga.
  • Hubungan Persahabatan, seperti seorang hubungan saudara kakak beradik antara Tuhan dan MakhlukNya.
  • Hubungan Orang Tua dan Anak, dimana Tuhan dengan penuh kemurahannya berperan sebagai seorang anak dan makhlukNya menjadi kedua orang tuaNya.
  • Hubungan Sepasang Kekasih, dimana Tuhan berperan sebagai suami, dan makhlukNya sebagai istrinya yang paling ia cintai.

Tuhan dengan potensi KemahakuasaanNya, mampu membuat duplikasi eksistensi personalitas dirinya untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan makhluknya dan berperan sebagai Penikmat Tertinggi (Supreme Enjoyer), yang disebut dalam sastra Veda yaitu Purusha yang bersifat Maskulin. Sementara seluruh makhluk disebut Prakrti yang bersifat Feminim yang dinikmati oleh Sang Penikmat Tertinggi. Tuhan sejatinya menikmati segala kisah hidup kita semasa tinggal di bumi alam material, barangsiapa yang paling hebat dan mulia kisah hidupnya di mata Tuhan, maka semakin tinggi pula kualitas hubungan kekal yang kelak dirasakan oleh seorang hamba Tuhan dan makhluk lainnya sekalipun.

Itulah alasan kita tinggal di alam material, karena kita memiliki hasrat besar untuk menjadi Sang Penikmat layaknya Tuhan disebabkan kita iri akan Kemahakuasaan Tuhan di alam Ruhani. Dan kita melupakan hubungan kekal yang pernah terjalin di Alam Ruhani, kondisi mental ini merupakan karakter dari Ruh yang Jatuh (Fallen Soul). Namun adapula kemungkinan besar, kita rela turun dari Alam Ruhani ke Alam Material guna melaksanakan Tugas dari Tuhan untuk menyelamatkan Fallen Soul dari penderitaan dan kesengsaraan fana Alam Material.

Dalam konsep filsafat Veda, Kemahakuasaan Tuhan dan Kemurahan-Nya adalah merupakan potensi mutlak Tuhan, yakni Tuhan itu bisa berwujud, tidak berwujud dan ada di setiap hati seluruh makhluknya.

  • Perwujudan Tuhan yang mengambil rupa Manusia disebut Bhagavan atau Personalitas, ibaratkan Dewa Surya yang merupakan inti dan personalitas cerdas yang menggerakan Matahari.
  • Tidak berwujudnya Tuhan yang nampak bagaikan kemilau cahaya yang menyejukan pandangan disebut Brahman atau Impersonalitas, ibaratkan Bola matahari yang dapat dilihat mata telanjang.
  • Potensi Tuhan ada di setiap hati seluruhnya disebut Paramatma atau kecerdasan yang lebih kecil daripada atom, ibaratkan cahaya matahari yang dapat dirasakan manfaatnya dan kehangatannya oleh Tubuh.

Dalam percakapan Arjuna dan Krsna dalam dialog ruhaninya di Bhagavad Gita Bab Sepuluh (10.12-13) yang saya kutip menyatakan:

Arjuna berkata: "Anda (Krsna) adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, tempat tinggal tertinggi, Yang Mahasuci, Kebenaran Mutlak. Anda adalah Kepribadian Yang Maha Abadi, rohani dan asli, yang tidak dilahirkan dan Mahabesar."

Dengan demikian Setiap planet di alam material pasti ada personalitas tertinggi yang berkuasa atasnya. Demikian pula Surga Alam Ruhani.

Maka Kehidupan alam material itu tak lain ibarat pantulan bayangan Pohon besar yang kekal di sungai. Pantulan bayangan itu ibarat pohon terbalik nampak dalam pandangan mata. Dunia alam material yang kita pijak ibarat pohon terbalik yang nampak di bayangan air sungai, artinya tidaklah kekal abadi karena hanya fatamorgana yang kelak kita tinggalkan.

Makhluk alam ruhani yang tinggal, semuanya berbahagia karena persahabatan penuh keakraban yang terjalin antara Makhluk dengan Makhluk, Makhluk dengan Alam, dan Makhluk dengan Tuhan. 

Semua makhluk yang ada di alam material di berbagai planet dari yang tertinggi hingga terendah, semuanya memiliki harapan besar untuk dilahirkan di alam planet bumi alam material. Karena alangkah beruntungnya jika beliau semua dilahirkan sebagai manusia alam dunia. Besar harapan agar terbebas dari kehidupan fana alam material karena dharma dan agama yang ada di muka bumi yang dapat memurnikan kesadarannya dan memperoleh pengetahuan ruhani yang lengkap guna mencapai kehidupan yang paling menyenangkan di alam Ruhani.

Jadi jangan sia-siakan kehidupan kita sebagai manusia wahai sahabat! Karena harga yang dibayar pada kehidupan kita sebelumnya agar terlahir sebagai manusia ini sangatlah mahal dan langka, seperti yang selalu diucapkan Guru-Guru Kerohanian yang selalu kita dengar yang menganut konsep kelahiran kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun