Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-hati dengan Etika Kita ketika Berhadapan dengan Orang Berilmu (Guru Kehidupan)

20 Juli 2022   20:45 Diperbarui: 20 Juli 2022   20:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat berjumpa kembali sahabat Kompasianer dan Reader~ Kali ini saya mau membahas tema serius dan bukan main-main, karena konsekuensi berat yang mesti dihadapi seorang yang melanggarnya.

Dalam Ajaran Islam terdapat Hadits Shahih Riwayat Ahmad - 21.693 Bahwasanya:

Bukanlah Umatku! Sabda Rasulullah S.A.W. dengan tegas!

  • Yang tidak Menghormati lebih tua (yakni lebih tua bukan sekadar usia melainkan juga kedudukannya, jabatannya, tanggungjawabnya, dan lainnya)
  • Yang tidak Menyayangi lebih muda (yakni lebih muda bukan sekadar usia melainkan juga kedudukannya, jabatannya, tanggungjawabnya, dan lainnya)
  • Yang tidak Mengetahui hak seorang yang berilmu (seperti tidak memuliakan sang Guru Kehidupan, karena tanggungjawab moral yang diemban sang Guru Kehidupan penuh derita dan perjuangan demi seluruh umat manusia yang diperjuangkannya)

Konsekuensi bagi seorang yang mengaku dirinya Islam namun tidak memperhatikan etika yang disabdakan Rasul diatas, maka Rasul di Yaumul Mahsyar tidak akan mengakuinya sebagai umat yang ia Cintai.

Maka dari itu perhatikan tata bahasa, gestur tubuh, tatap wajah, lirik mata, dan jika sedang melakukan interaksi sosial media bersama seorang yang tertulis dalam keterangan diatas bagi seorang muslim wajib memperhatikan etika dan tatakrama. 

Karena pelanggaran berat dengan menyinggung perasaan seorang yang diistimewakan oleh Baginda Rasul Muhammad S.A.W. tersebut, ia sama sekali tidak akan mendapatkan pertolongan yang pantas dari kengerian kehidupan akhir zaman hingga kelak di Yaumul Mahsyar.

Kalau kita tidak cerdas memahami kedudukan seorang itu seharusnya diperlakukan sebagaimana seharusnya ia diperlakukan karena ada otoritas tinggi dari Kerajaan Allah yang menaunginya. 

Maka konsekuensi mengerikan kita dapatkan dengan kutuk laknat dari para Malaikat Allah, bahkan Rasulullah pun tidak ridha mengakui beliau sebagai umat yang dikasihinya.

Semoga dengan tulisan ini, ketajaman bathin kita semakin peka dengan apa yang disampaikan seseorang, dan kita bisa mendeteksi kewibawaan seorang yang kita hadapi. 

Apakah seorang itu pantas kita hormati seyakin-yakinnya, atau kita sayangi sepenuh hati, atau bahkan kita muliakan seperti perlakuan Rasul kepada seorang tersebut hingga detik ini?

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 20 Juli 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our Spirit... Never die!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun