Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Advance Knowledge: Mengenal Potensi Diri melalui Meta-Potency

23 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:49 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan memiliki energi yang luar biasa hebat sebagai bentuk ekspansiNya. Yakni Energi Internal yang bersifat Ruhani, Energi Marginal yakni Ruh yang memiliki Free Will (kehendak bebas untuk memilih), dan Energi Eksternal atau diluar dari Tuhan itu sendiri.

Energi Internal membentuk Alam Ruhani (Kehidupan Angkasa Ruhani) yang kekal. Energi Marginal membentuk kepribadian makhluk hidup. Energi Eksternal membentuk Alam Semesta Material yang fana yang kini kita tinggali saat ini.

Alam Semesta Material/Benda memiliki 3 Sifat Alam yakni, Sattvam/Kebaikan, Rajas/Nafsu dan Tamas/Abai. Barangsiapa ia mendedikasikan hidupnya pada sifat alam kebaikan, maka ia berada dalam kemujuran hidup dan berkesempatan kembali pulang kedalam tempat tinggal tertinggi di Energi Internal Tuhan, merasakan Sat/Kesadaran kekal, Cit/Penuh Pengetahuan, dan Ananda/Kebahagiaan sejati.

Manusia yang terjebak oleh sifat alam Nafsu dan Abai selama hidupnya dengan ingin menjadi penguasa dan penikmat tertinggi, maka ia terjebak dalam lingkaran siklus kehidupan alam material, dan mengalami kelahiran dan kematian yang berulang kali dan terjebak dalam siklus karma yang tak pernah putus. Akibatnya menderita selamanya dalam siklus kelahiran dan kematian di alam material yang fana. Meski demikian Tuhan Maha Pemurah. Tuhan berkehendak menyelamatkan jiwa yang terikat alam fana itu, untuk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian, agar kembali berpulang kepada-Nya di alam-Nya yang kekal.

Kemudian Energi Eksternal berupa Kebaikan menjadi potensi Hati, Nafsu menjadi potensi Keinginan/Keberanian, Abai menjadi potensi Akal. Energi Internal bisa dirasakan dari kekuatan kata-kata yang melambangkan Karakter Tuhan Yang Maha Esa (Dengan mengucap nama suci Tuhan). Energi Marginal berupa kecerdasan spiritual dan karakter.

Dokpri
Dokpri

Dalam Meta-Potency. Ada 4 Lapis pembentuk Manusia di alam dunia.

  • Lapisan terluar adalah Inderawi (Visual, Auditory, Kinestetik, Offactory, Gustatory), dimana lapisan ini dapat dikendalikan dan bahkan tidak terkendali (jika tidak terkendali berpotensi besar menjadi seorang hedonis)
  • Lapisan pertama kedalam adalah Pikiran, Bisa dibingkai pikiran tersebut menjadi pemikiran (Frame of Mind), dimana lapisan ini harus dipimpin oleh diri yang sejati, karena Pikiran sejatinya tidak terkendali jika tak ada yang memegang kemudinya. (Jika tak terkendali berpotensi besar menjadi seorang yang materialistis)
  • Lapisan kedua kedalam adalah Kecerdasan. Yakni terdiri dari Hati untuk merasa, Akal untuk mengukur, Keberanian untuk kehebatan fisik, Jiwa/Ruh untuk karakter, dan perkataan untuk energi.
  • Inti adalah Ruh, yang menggerakan kehidupan personal manusia, jika sudah dikenali, maka ia akan terkoneksi dalam panduan Tuhan Yang Maha Esa.

Meta-Potency menjelaskan bahwa Kecerdasan bisa diasah melalui Inderawi yang sering dilatih dan terlatih, seperti:

  • Kecerdasan Hati dapat dilatih dengan mengasah kemampuan Auditory, seperti rajin mendengarkan lantunan ayat suci Tuhan, mendengarkan musik dengan lirik yang baik untuk kemajuan semangat karakter dan penuh cinta, mendengarkan curahan hati kawannya, dan lainnya tentang kemampuan pendengaran telinga.
  • Kecerdasan Akal dapat dilatih dengan mengasah kemampuan Visual, seperti rajin membaca kitab suci, bermain Games dengan tujuan mengasah strategi, menonton film dan menganalisanya, dan lainnya yang berkaitan dengan penglihatan mata.
  • Kecerdasan Keberanian dapat dilatih dengan berpuasa yang rutin, jika dalam Islam seperti Puasa Daud (Puasa berselang sehari berpuasa sehari tidak berpuasa), dan dapat dilatih dengan mengasah kinestetik, dengan berolahraga sesuai ketentuan yang benar dan secara rutin dan teratur.

Selain itu Meta-Potency menjelaskan bahwa kecerdasan lainnya juga dapat diasah dengan cara unik, seperti:

  • Kecerdasan Hati dapat dilatih dengan sifat penuh kebaikan tanpa pamrih, rela merasakan perih hati/sakit hati namun segera mengungkapkannya dengan cerdas kepada yang menyakitinya (agar luka hati tidak menanah dalam dirinya menjadi kebencian), dan membersihkan hati dari sifat iri hati/dengki dan dendam (ingin membuat seorang merasakan apa yang kita rasakan) dan penyakit hati lainnya.
  • Kecerdasan Jiwa dapat dilatih dengan melatih ketulusan dan semangat, dan Kecerdasan Jiwa yang lebih advance bisa aktif apabila ia sudah menginsyafi dirinya yang sejati dengan mengungkapkan "Aku adalah Ruh, Badan Manusia ini adalah pakaian dari Ruh".
  • Kecerdasan Perkataan dapat dilatih dengan berbahasa yang baik dan benar, dan wirid atau japa (mengucapkan nama suci Tuhan berulang kali) sehingga dengan ini Energi Internal Tuhan yang Kekal dapat mengisi Tubuh kita menjadikan diri kita selalu dalam lindunganNya.
  • Kecerdasan Jiwa yang Advance dapat merasakan pengalaman spiritual dengan di-Miraj-kan Tuhan, dimana Ruh keluar dari Tubuh Jasmani, dan bertualang ke planet surgawi tertinggi bahkan bisa menembus angkasa Ruhani (Tempat tinggal Tuhan berada yang kekal), dan disana ia mendapatkan akses pengetahuan ruhani tidak terbatas setelah pulang dari planet tertinggi tersebut kembali kepada tubuh jasmaninya, untuk memberikan pencerahan ruhani kepada umat manusia yang dicintainya.

Demikian penjelasan Meta-Potency yang saya pribadi kembangkan, semoga membantu hidup anda.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 23 Mei 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun