Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Pemenang di Setiap Zaman

29 April 2022   03:00 Diperbarui: 29 April 2022   15:13 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia terus berputar dan mengalami dominasi sifat alam (Kebaikan, Nafsu, dan Abai) setiap zamannya.

Pada Zaman Pertama (Zaman Emas) dunia dipenuhi kebaikan hati, maka potensi yang menonjol adalah Hati, dan lawannya adalah kecemasan hati karena serangan fisik langsung dari makhluk planet lain yang iri dengan kemakmuran dan kesejahteraan makhluk bumi. Pada Zaman ini bumi diisi penuh oleh orang-orang bijak (Warna Brahmana)

Pada Zaman Kedua (Zaman Perak) dunia dipenuhi oleh kebaikan hati dan keinginan luhur, maka potensi yang menonjol adalah Hati dan Keinginan Luhur, dan lawannya adalah Kejahatan dan Nafsu. Mulai bertebaran kerajaan-kerajaan yang memisahkan diri dari pemerintahan dunia yang satu. Sehingga kerajaan yang paling baik dan berkeinginan luhur pada rakyatnya adalah yang paling berjaya di muka bumi. Pada Zaman ini bumi diisi penuh oleh Administrator yang bijak dan berpengetahuan Ruhani (Warna Brahmana-Ksatriya atau disebut juga Rajarshi). Suatu Zaman dimana Epic Ramayana peperangan antara Sri Rama dan Rahwana terjadi.

Pada Zaman Ketiga (Zaman Perunggu) dunia dipenuhi oleh Keinginan luhur. Maka potensi yang menonjol adalah Keinginan Luhur yang disertai oleh kesaktian/kehebatan Fisik, dan lawannya adalah Nafsu ingin menguasai dan menikmati secara tidak sah dan tak layak. Sehingga kerajaan yang berkeinginan luhur dan yang paling kuat fisiknya adalah kerajaan yang paling berjaya di muka bumi. Pada Zaman ini bumi diisi penuh oleh Administrator dan Prajurit tangguh (Warna Ksatriya). Suatu Zaman dimana Epic Mahabharata terjadi.

Pada Zaman Keempat (Zaman Besi) dunia dipenuhi oleh Kepintaran. Maka potensi yang menonjol adalah Akal, dan lawan terbesarnya adalah Abai yang ditandai sifat malas belajar. Sehingga negeri/kerajaan yang penduduknya mampu mengoptimalkan kekuatan akalnya, maka negeri/kerajaan tersebut yang paling berjaya dimuka bumi. Pada Zaman ini bumi diisi penuh oleh kalangan pekerja (Warna Sudra). Dimana di zaman peralihan Zaman keempat menuju zaman kelima, akan hadir peperangan besar antara Ideologi Materialistik-Hedonsitik yang dipimpin oleh Meshiha Deghala dengan Ideologi Spiritual Pembentukan Karakter Mulia.

Pada Zaman Kelima (Zaman Cinta dan Kehebatan) dipenuhi oleh Sifat Welas Asih dan kehebatan. Maka potensi yang menonjol adalah perpaduan dari Hati, Akal dan Keinginan Luhur. Di mana Penduduk suatu negeri/kerajaan yang dipenuhi oleh kesadaran luhur, berpengetahuan ruhani, dan dipenuhi kebahagiaan karena sifat welas asih. Maka Negeri/kerajaan itulah yang berjaya. Zaman Kelima akan mundur kembali ke Zaman Keempat, karena manusia di peralihan zaman itu semakin abai dengan pengetahuan, kesadaran hidup dan sifat welas asih.

Saat Zaman Keempat berakhir maka akan kembali pada Zaman Pertama. Siklus perputaran Zaman Bumi masih terus berlanjut. Kehancuran (kiamat) akan terjadi jika kualitas manusia sepenuhnya merosot menjadi makhluk dengan mentalitas sangat rendah, dan tidak ada yang menginisiasi penyelamatan.

Sekarang kita memasuki fase peralihan Zaman Keempat menuju Zaman Kelima. Yang mana orang-orang yang hanya mengandalkan kepintarannya saja, apalagi kepintaran yang dipergunakan untuk bersilat lidah bukan untuk mencerdaskan seluruh, akan tenggelam oleh zaman.

Maka agar tak ditelan zaman, jadilah pribadi yang berkesadaran yang beritikad bermanfaat bagi sesama. Karena di zaman ini yang paling banyak manfaatnya bagi seluruh yang hidup adalah yang paling dihormati. Jadilah pribadi yang berpengetahuan rohani yang paling lengkap, karena ia akan menjadi pribadi yang paling dimuliakan. Jadilah pribadi yang penuh sifat welas asih, karena ia akan menjadi pribadi yang paling dicintai oleh seluruh.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 29 April 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun