Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengapa Masalah Ditambah dengan Masalah?

17 April 2022   16:00 Diperbarui: 29 April 2022   15:36 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah seorang Guru Rian yang berprofesi sebagai Trainer sekaligus Coach Neurosemantic menulis dalam status instagramnya.

Ketika seseorang bermasalah, ia telah membangun struktur dan strategi berpikir agar dirinya bermasalah.

Lha? Bagaimana beliau bisa mengindikasikan demikian?

Hal tersebut terlihat jelas dari jejak digital yang survivor tinggalkan di dunia maya, baik berupa status, komentar di suatu konten, juga postingannya di dunia maya yang dilihat dan dijangkau publik.

Kalau rangkaian kata-kata dalam penulisannya saja sudah bermasalah, pastilah melahirkan masalah baru bagi dirinya.

Alhasil perasaan cemas, gelisah, dan rasa kecewa semakin menghantui dirinya sendiri yang berbuat demikian.

Kata-kata berasal dari pemikiran (Frame of Mind), pemikiran adalah produk pikiran. Jika pemikirannya sudah bermasalah, maka kata-katanya bermasalah, kemudian... tindakannya menjadi bermasalah, kebiasaannya pun bermasalah, karakternya pun bermasalah, alhasil nasibnya pun menjadi kurang mujur bahkan cenderung apes, hingga akhir hidupnya menjadi tragis.

Solusinya?

Mulailah untuk berpikiran menjadi orang yang penuh kebermanfaatan hidup, namun jangan sampai memaksakan diri hingga merugikan diri sendiri dan orang terdekat anda. Berbuat baik haruslah bersifat Mutual Interest, artinya anda berbuat baik pada diri sesama begitu juga pada diri anda sendiri. Dalam kebaikan, bukan berarti menghargai orang lain sahaja, tapi diri anda juga menghargai diri anda sendiri.

Contoh, anda berbuat baik dengan mengukur seberapa jauh kemampuan anda. Janganlah berbuat baik namun membebankan diri dengan beban yang melampaui kapasitas anda.

Dengan cara demikian Pikiran anda semakin terlatih untuk memproduksi pemikiran yang menguntungkan diri anda.

Apa Efeknya?

Frame of Mind atau Pemikiran anda penuh kebermanfaatan, maka rangkaian kata-kata anda bermanfaat, tindakan anda menjadi bermanfaat, kebiasaan anda menjadi bermanfaat, karakter anda penuh kebermanfaatan, alhasil nasib anda begitu mujur dan beruntung, hingga akhir hidup anda wafat dalam keadaan selamat dan berbahagia di akhirat.

Jadikan bulan suci Ramadhan ini dengan pikiran yang jernih dan derma kata dan tindakan yang penuh kebaikan. Demi keberkahan hidup yang penuh kebermanfaatan.

Semoga bermanfaat.

Tertanda.
Rian.
17 April 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun