Mohon tunggu...
Intan Dian Syaputra
Intan Dian Syaputra Mohon Tunggu... Konsultan - Economy Enthusiast

Our stupid feelings are dangerous.

Selanjutnya

Tutup

Money

Asam Manis dalam Garam

24 Juli 2018   14:37 Diperbarui: 24 Juli 2018   14:38 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki garis pantai yang sangat panjang mencapai 95.000/km, itu artinya harapan akan sumber daya kelautannya dapat dioptimalkan dengan baik. Namun, pada kenyataannya sumber daya belum diolah dengan cara yang optimal sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara memyeluruh. Garam merupakan komoditis yang strategis id Inondeisa dimana digunakan bukan hnaya untuk kosusi melainkan untuk industri. Biasanya orang yang memproduksi garam adalah orang yang berapa didaerah pesisir pantai.

Pada tahun 1997, produksi garam dalam negeri telah mencapai 1.2 juta ton dan masih dapat dikatakan surplus dibandingkan dnegan kebutuhan. Akan tetapi tahun 1998, turun hanya mencapai 240 ton saja, sejak saat itulah Indonesia mulai mengimpor garam untuk kebutuhan konsumsi dan industri. Adanya impor ini dikarenakan kurangnya kesediaan garam untuk memenuhi konsumsi garam yang dibutuhkan.

Dalam melakukan impor diatur dalam Menteri Perdagangan nomor 58/M-DAG/PER/9/2012 yang kemudiaan dilakukan perubahan karena dianggap sudah tidak relevan. Peraturan tersebut diganti dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 88/M-DAG/PER/10/2015. Seluruh kegiatan impor garam tersebut diatur mulai dari persetujuan impor hingga dengan kuota dari pengimporan tersebut. Ketersedian garam di Indonesia ini bukan hanya kuantitas yang harus diperhatikan, melainkan juga perlu adanya perhatian kepada mutu dan harga agar dapat bersaing dengan garam impor.

 Grafik diatas berasal dri Koalisi Rakyat untuk Keadilan Peikanan yang menunjukkan total kebutuhan garam nasional sejak tahun 2004-2010. Produksi pada tahun 2012 meningkat cukup drastis dikarenakan adanya pemberhentian impor dari manapun. Hal ini dapat mewuudan swasembada garam, hingga akhirnya untuk pertama kalinya Indonesia melakukan ekspor garam. Namun pada tahun selanjutnya. Perbandingan lainnya juga dapat dilakukan dengan perbandingan harga dari tahun ke tahun. 

kemendag
kemendag

Harga pada atahun 2011 masih tergolong rendah, meskipun kenaikan harga garam tersebut dirasa cukup signifikan. Akan tetapi, pada tahun 2013 terdapat kenaikan harga sebesar 10,46% dari harga pada tahun 2012. Surplus garam yang terjadi tahun 2012 ada sekitar 1 juta ton sehingga dapat menurunkan harga dalam jumlah yang cukup banyak. 

Analisis

Impor garam menjadi perhatian halayak ketika ada kisruh pada tahun 2011. Meledaknya jumlah impor garam dari China, Australia dan India pada tahun tersebut menyebabkan banyak yang bertanya-tanya mengapa garam saja diproduksi padahal sudah ada wacana untuk mengadakan swasembada garam.

Berdasarkan pada dari BPS menyebutkan bahwa untuk periode Januari hingga Juni 2011 saja, imporn garam dari Australia mencapai 1,04 juta ton. Selain itu impor garam dari India sebesar 741.120 ton, disusul dengan Jerman 1,8 juta ton dan sisanya diimpor dari Singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun