Mohon tunggu...
Intanohana
Intanohana Mohon Tunggu... Administrasi - Risercer

Damn I love Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jika Aku Menjadi Kepala Desa Ciparigi

20 Februari 2014   18:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini adalah tugas 600-700 kata "jika aku menjadi"  sebagai laporan akhir KKN, hanya ingin sedikit berbagi cerita..

Jika Aku Menjadi Kepala Desa Ciparigi

Tinggal di desa adalah hal yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh kampus Universitas Padjadjaran, mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikutinya sebagai salah satu prasyarat kelulusan. Salah satunya adalah saya sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi Unpad angkatan 2011.

Tema KKN periode Februari 2014 ini adalah “Belajar Dari Masyarakat”. Secara garis besar dimaksudkan agar mahasiswa lebih banyak mengamati, mempelajari dan memahami situasi masyarakat dimana dia ditempatkan. Maka tidak ada pembuatan project-project mahasiswa seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tentu hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa karena situasi lingkungan yang baru lebih menggoda untuk tidak melakukan apa-apa. Apalagi tidak ada tuntutan untuk melakukan sesuatu yang nyata dan berdampak langsung terhadap masyarakat. Saya pribadi bertanya-tanya, apakah ada makna lain dari tema yang begitu ringan ini? Karena menurut saya, jika kita melakukan project juga kita dapat lebih belajar dari masyarakat. Dan akhirnya pertanyaan saya terjawab seiiring saya menjalani kehidupan selama satu bukan penuh di desa tercinta ini.

Bersama dengan 17 mahasiswa lain dari fakultas yang berbeda, kami memulai kehidupan tinggal bersama pada tanggal 7 Februari 2014. Hunian yang kami sewa adalah rumah dinas bidan desa desa untuk putri dan ruangan PKK untuk putra. Dimana keduanya berada di lingkungan balai desa. Kebetulan di sekitar tempat tinggal kami adalah Masjid agung dan Sekolah Dasar Negri 2, bersampingan dengan MTs. Selain itu rumah-rumah yang jaraknya tidak begitu dekat. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan, desa ini lebih banyak lahan kosong yang ditumbuhi oleh pohon-pohon sedang dan kecil namun tidak begitu padat.

Kegiatan kami mulai dengan membuat timeline dan membagi tugas, termasuk tugas piket di hunian.
tidak ada kegiatan yang tergolong berat. Karena kami hanya akan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan masyarakat. Antara lain: pengajian, maulidan, gotong royong, pemotongan pita jalan, dan kegiatan-kegiatan umum lainnya. Kami melakukannya secara merata di setiap dusun yang ada di desa ini, yaitu Cigaleuh Kulon, Cigaleuh Wetan, Citameang Kulon, Citameang Wetan, Salegok, dan dusun Ciparay. Selain itu untuk mengisi kekosongan, kami pergi ke sekolah-sekolah untuk lebih mengenal lagi tingkat pendidikan di desa Ciparigi.

Selama menjalani rutinitas itu, kami mendapati beberapa kendala dan potensi di desa ini. Kendalanya adalah kurangnya alat pemasok air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, dan tidak ada Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyebabkan banyaknya remaja yang hanya menamatkan studi hingga SMP/MTs dan langsung menikah. Maka tidak heran mengapa di desa ini sangat jarang terlihat pemuda.  Sedangkan potensi yang ada adalah penggunaan lahan untuk kolam ikan. Dikarenakan lahan untuk pertanian sangat suliat untuk menghasilkan panen yang baik, karena hama wareng yang tidak kunjung mendapatkan solusi.

Berangkat dari kondisi yang ada tersebut, menurut saya yang dapat mengubahnya menjadi lebih baik adalah keputusan yang ada di tangan kepala desa sebagai seorang pemimpin.

Jika saya menjadi kepala desa di desa Ciparigi, saya akan memanfaatkan lahan yang luas untuk dijadikan sebagai input yang utama sehingga dalam jangka panjang dapat mengembangkan desa dan mempertahankan penduduk asli untuk tetap tinggal dan berkarya di desa.

Bagaimana lahan dapat mempertahankan pemuda desa untuk tetap tinggal?

Ketika saya sebagai kepala desa ingin membuat sebuah terobosan baru yang sangat membutuhkan masyarakat sebagai pelakunya, tentu saya harus memikirkan cara agar semua pihak mencapai utility(kepuasan) maksimum. Yaitu dengan cara memberikan insentif dan kemudahan bagi masyarakat. Insentif yang dibuat juga bukan sekedar iming-iming seperti yang biasa dilakukan pemerintah untuk membujuk rakyat. Insentif yang saya rencanakan adalah mendirikan sekolah baru tingkat menengah atas atau kejuruan. Dengan demikian remaja akan cenderung untuk melanjutkan sekolah, tidak hanya sampai tingkat SMP/MTs.

Lalu di siang hari pemuda desa akan terlihat meramaikan desa dan mengolah kolam masing-masing. Para pelaku usaha juga akan datang mengunjungi desa untuk bekerjasama dalam produksi ikan. Dengan demikian, masyarakat Desa Ciparigi akan semakin bijak untuk berwirausaha dan mengembangkan desa ini.

Saya pikir langkah awal cukup dengan hal itu, lalu selanjutnya akan tergantung pada respon dan kesiapan masyarakat untuk lebih maju lagi.

Terimakasih ciparigi, telah mengajarkan saya banyak hal, mulai dari mengenal kepribadian sesama mahasiswa yang tiba-tiba harus tinggal bersama dalam satu bulan penuh, mengenal masyarakat yang masih jauh dari modern dan mengajarkan saya untuk lebih berpikir secara dewasa dan out of the box.

Terimakasih almamater..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun