Mohon tunggu...
Intan Nurindah Cahyani
Intan Nurindah Cahyani Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bermanfaat, ambil baiknya buang buruknya. salam

Sedang menikmati proses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersabarlah, Sebelum Berujung Maut

29 September 2020   17:20 Diperbarui: 29 September 2020   17:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah sekitar enam bulan lamanya kita menjalani kehidupan yang tidak seperti biasanya. Semenjak adanya virus corona di Indonesia,  pemerintah segera melakukan upaya-upaya guna memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia. Salah satunya seperti memerintahkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas dari rumah.

Hal ini berdampak kepada para siswa dan mahasiswa yang seharusnya datang langsung ke sekolah atau universitas untuk belajar, namun saat ini tidak, semuanya berubah. Kini semuanya serba daring. Belajar pun daring dengan memanfaatkan aplikasi yang tersedia seperti zoom, google meet, google classroom dan masih banyak lagi.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa guru adalah orang tua saat di sekolah. Namun, jika para siswa/i melakukan pembelajaran dari rumah, peran guru di sekolah digantikan oleh ibu atau ayah nya dirumah. Dalam hal ini tidaklah semua orang tua bisa melakukan peran nya sebagai guru pembimbing dirumah, maka dari itu kunci dari pembelajaran dari rumah ialah kesabaran.

Tepatnya tanggal 26 Agustus 2020, terjadi kasus penganiayaan yang berujung maut seorang bocah perempuan yang masih duduk di kelas 1 SD oleh ibu kandungnya sendiri. 

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Melalui pernyataan oleh LH ibu kandung korban, ia mengaku bahwa ia khilaf dan menyesal atas perbuatannya. Pada saat itu, korban tengah mengikuti pembelajaran via online, namun karena korban tidak serius dalam mengikutinya, hal itu membuat ibunya LH kesal dan menganiaya korban hingga tewas. Dari peristiwa tersebut, kita bisa mengambil hikmah betapa pentingnya kesabaran.

Apa itu sabar?

Mengutip Ensiklopedi Tasawuf  Imam Ghazali karya Luqman Junaedi, sabar memiliki arti yang cukup luas. Sabar tidak hanya dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah. Tetapi, apa pun pekerjaan yang dilakukan dan diterima harus dibarengi dengan sikap sabar. Sabar bisa berarti dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam. 

Menahan diri dalam keadaan lapang dan keadaan sempit dan dari hawa nafsu yang menggoyahkan iman. Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah SWT akan melalui jalan tersebut dengan sabar.

Dalam hal ini, sifat sabar s v angatlah diperlukan, karena menghadapi sifat dan sikap anak yang beragam itu sangat butuh kesabaran. Ingatlah firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 153 yang artinya “sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. Allah sangat mencintai orang-orang yang bersabar. Jika kita melampiaskan amarah, dan tidak bisa sabar, maka sesungguhnya setan berbahagia atas itu. Setiap ingin marah,diam, lalu beristighfar, wudhu, dan tenangkan diri.

Kesabaran itu harus dilatih, kita tidak bisa sekejap menjadi sesorang yang sabar tanpa dilatih dari hal terkecil terlebih dahulu. Maka belajarlah untuk sabar. Kalau tidak bisa sabar, bersabarlah, lalu bersabarlah dan bersabarlah. Karena sabar memang tidak ada batasnya sebagaimana pahalanya yang tidak terbatas. Memang sabar itu pahit, tapi pahalanya manis. Memang sabar itu susah, tapi pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala sangatlah istimewa.

Jika kita sudah mengetahui, mempelajari dan mempraktekkan kesabaran di kehidupan kita, maka hari-hari akan terasa indah. Karena sesungguhnya sabar itu indah. Sabar pun terdiri dari 3 tingkatan, yang pertama ialah sabar dalam ketaatan, kedua sabar dalam kemaksiatan/hal-hal yang diharamkan, dan ketiga sabar menghadapi takdir. 

Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah, dan senantiasa diberikan kesabaran. aamiin ya Rabbal 'alamiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun