Jurnalisme tidak hanya melulu soal politik, olahraga, terorisme, perang, dan sebagainya. Dalam jurnalisme, terdapat juga tujuan yang secara khusus untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat. Salah satunya adalah jurnalisme lingkungan, dengan konsep yang lebih mendalam adalah Citizen Eco-Reporter. Mari kita bahas lebih jauh tentang hal tersebut!
Citizen Eco -- Reporters merupakan sebutan bagi para jurnalis yang berfokus dalam pemeliharaan lingkungan dan keanekaragaman hayati (national geographic). Sebutan ini awalnya dipakai oleh IZILWANE pada tahun 2012 untuk sebagai platform bagi masyarakat untuk saling berbagi kisah di website mereka (voices for biodiversity ).Â
Tujuannya yaitu meningkatkan kesadaran dan membangun komunitas di seputar isu lingkungan dan punahnya keanekaragaman hayati (biodiversity) dengan cara menarik masyarakat di seputar isu ini melalui hasil tulisan mereka sebagai "eco-reporters". Tim profesional kemudian melatih masyarakat yang ingin menjadi citizen journalist, menggunakan kemampuan berkomunikasi dan pemahaman mereka seputar isu antropologi dan ekologi.
Pernahkah kamu mendengar tentang jurnalisme lingkungan ?
Environmental Journalism (Jurnalisme Lingkungan) merupakan kegiatan mencari, memverifikasi, menulis, dan mempublikasikan berita yang terkait dengan isu lingkungan dan alam, dilakukan oleh jurnalis yang terlatih secara profesional (Cox, 2016). Banyak kontributor dalam IZILWANE yang bukanlah seorang profesional; Â oleh karenanya, para staff dan editor berperan sebagai pelatih. Namun, seiring perkembangan jaman ke era digital, jurnalisme ini tidak hanya dikhususkan bagi para profesional, melainkan juga mengajak warga untuk terlibat.
Sebagai contoh jenis media yang merupakan jurnalisme lingkungan, antara lain: The Guardian, Grist, IZILWANE, dan masih banyak yang lainnya. Namun, tidak semua media tersebut sudah melibatkan masyarakat untuk turut andil di dalamnya. Salah satu media yang sudah memakai citizen journalism dalam konteks lingkungan adalah IZILWANE. IZILWANE berupaya melatih masyarakat yang ingin tergabung untuk menjadi citizen (environmental) journalist. Hal ini bukan hanya sebagai pekerjaan, melainkan komunitas di masyarakat yang sadar akan pentingnya lingkungan untuk dijaga bagi keberlangsungan hidup manusia.
Perkembangan Jurnalisme Lingkungan (secara umum)
Adanya gerakan ekologi di akhir tahun 1960an, cakupan berita mengenai lingkungan bertumbuh dan mencapai awal puncaknya pada Hari Bumi (Earth Day) tahun 1970. Namun mulai meredup lagi pada tahun 1980 karena isu lingkungan yang semakin kompleks, dengan adanya permasalah kesehatan, kepastian ilmiah, ekonomi dan kebijakan. Kemudian di tahun 1990, perkembangan jurnalisme lingkungan meningkat lagi dengan didirikannya SEJ (Society of Environmental Journalist) dengan misi mereka yaitu memperkuat kualitas, jangkauan, dan kelangsungan hidup para jurnalis di berbagai media, untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai isu lingkungan.Â
Seiring berjalannya tahun, keberadaan jurnalisme lingkungan tidak tetap dengan masa yang naik-turun setiap tahunnya. Barulah pada masa pemerintahan Trump di tahun 2017, isu lingkungan menjadi obyek yang tetap untuk dilaporkan. Friedman (2004) mengatakan bahwa jurnalisme lingkungan tidaklah pernah stabil, seperti sebuah lift yang terus naik turun. Hal ini dikarenakan adanya persaingan dengan isu lain; ekonomi, teorisme, perang, dsb.
IZILWANE merupakan salah satu bentuk NGO yang dibangun sejak tahun 2009, yang menyediakan platform media bagi Citizen Environmental Journalist, di mana masyarakat dapat saling berbagi dan memberikan kisah mereka seputar isu lingkungan dan alam. Namun, mengadopsi konsep Citizen Journalism, keterlibatan para ahli profesional tetaplah dibutuhkan untuk membimbing para penulis pemula, untuk menjaga kualitas karya mereka (tulisan, foto, gambar, dsb). Para penulis tersebut diberi sebutan "eco-reporter" dan menjadi kontributor bagi IZILWANE.