Mohon tunggu...
Intan Maulida
Intan Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Because Allah

BISMILLAH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asam Sunti Si Penguat Rasa Dari Aceh

21 April 2021   11:14 Diperbarui: 21 April 2021   11:21 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Intan Maulida, Ali Safwandi, Gusti Rahayu ( Mahasiswa Program KPM-KS. IAIN LANGSA 2021)

Aceh merupakan suku campuran dari berbagai belahan dunia menurut ceritera tetua. Orang yang tinggal di Aceh dikenal dengan sebutan "Ureung  Aceh". Sebutan ini sudah menjadi identitas bagi orang aceh ketika memperkenalkan dirinya. Masyarakat Aceh juga dikenal sangat kental dengan nilai-nilai agama, budaya dan adat istiadat. Banyak keunikan dalam budayanya karena Aceh terdiri dari 23 kabupaten/kota dengan 13 bahasa daerah. Akibat keragaman tersebut, tentunya Aceh memiliki kekhasan pada masing-masing tradisi masyarakat hingga ke bumbu dapur. Salah satunya adalah pengolahan belimbing wuluh.


Menurut Science Direct, belimbing wuluh mengandung nutrisi seperti protein, serta vitamin (A, C, dan B kompleks). Buah ini juga memiliki kandungan mineral seperti fosfor, kalsium, dan zat besi. Terlebih, belimbing sayur juga mengandung antiokidan dan zat besifat astringen.


Belimbing wuluh merupakan pohon dengan buahnya yang berbentuk lonjong berwarna hijau kekuningan mengandung banyak air dan memiliki rasa asam yang sangat kuat. Hampir disetiap rumah penduduk dapat ditemukan pohon belimbing wuluh ini. Masyarakat Aceh banyak menggunakan belimbing wuluh sebagai bumbu masakan. Mulai dari buah segar hingga dijadikan asinan. Asinan belimbing wuluh ini disebut sebagai asam sunti. Ibu-Ibu di Gampong Gureb Blang Kec. Idi Rayeuk Kab. Aceh Timur mengisi waktu luangnya dengan membuat asam Sunti.

Proses pengolahan asam sunti dapat dilakukan dengan 2 cara dan sangat sederhana. Pertama, mengutip buah yang ukurannya besar dan membersihkan tampil (pangkal buah) kemudian buah dicuci hingga bersih dan dapat langsung dijemur atau direndam semalaman baru keesokan harinya dijemur, sebaiknya menggunakan anyaman daun kelapa dan pada hari cerah dengan terik matahari tinggi. Cara yang kedua adalah dengan merebus buah belimbing wuluh sampai berwarna kuning keemasan kemudian ditiriskan dengan langsung menjemurnya di bawah terik matahari. Sebaiknya penjemuran ini dilakukan pada hari cerah, karena akan mempercepat proses pengeringan asam sunti. Jika hari cerah biasanya hanya memakan waktu 4 hari saja namun jika mendung akan memakan waktu sampai 6-8 hari.


Pada hari ketiga, belimbing wuluh yang ditaburi dengan garam yang banyak, hal ini bertujuan untuk mengawetkan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Harga jual asam sunti terbilang sangat murah, yakni berkisar 10.000-15.000/kg.


Menurut Fahrizal (2019) asam sunti aman dikonsumsi oleh semua kalangan, karena mengandung vitamin C, asam folat, dan acid yang bermanfaat bagi kekebalan tubuh terutama bagi wanita yang menginginkan diet alami.

Tidak ada perbedaan rasa masakan dengan kedua proses pengolahan asam sunti ini. Hampir disemua masakan Aceh, asam sunti digunakan sebagai penambah cita rasa. Mulai dari gule teureboh, eungkot keumamah, eungkot payeh, asam Keueng, asam u, sampai lincah asam sunti. Jadi, tunggu apalagi, mari milenial semuanya, kita jaga dan lestarikan warisan budaya leluhur yang membanggakan ini. Mari mencintai masakan daerah sendiri. bergizi, dan halal. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun