Mohon tunggu...
Intan Afika N A
Intan Afika N A Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa yang harus membuat artikel di kompasiana

Bismillah, lagi belajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kiat Sukses Roby, Buka Singgah Kopi

17 Mei 2019   01:19 Diperbarui: 17 Mei 2019   01:57 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua orang mengira untuk membangun usaha kedai kopi sederhana di pinggir jalan atau membuka bisnis kopi kecil di teras rumah, yang paling penting menurut mereka adalah modal uang untuk memulainya. Menurut Roby, membuka bisnis kedai kopi hanya membutuhkan mimpi dan niat untuk memulainya. Tiap orang punya kesempatan untuk membangun kedai kopi favorit mereka, hanya saja harus kerja keras untuk mewujudkan mimpi memiliki kedai kopi sendiri.

Paling dasar sebelum memulai bisnis kedai kopi walaupun kecil-kecilan, tapi harus punya pemikiran yang besar. Membekali wawasan diri tentang seluk-beluk hulu dan hilir industri kopi, hal itu dapat memudahkan langkah ke depan untuk menentukan keputusan. Siapa pun bisa memiliki kedai kopi, mulai saja dulu.

Terkendala dengan modal usaha untuk memulainya, mungkin pola pikirnya yang berbeda. Mimpi mungkin bisa sama, eksekusinya bisa jadi tak sama. Ada yang memulai membangun kedai kopi lengkap dengan segala interiornya di bulan pertama, tak salah buat yang memiliki modal usaha yang lebih. Untuk orang yang harus mengoptimalkan modal usaha yang ada, tidak perlu memaksakan diri, pilihlah kebutuhan-kebutuhan yang paling perlu terlebih dahulu kemudian yang lainnya menyusul. Itulah yang dilakukan Roby saat memulai usahanya.

Roby memulai usahanya dengan niat dan tekad yang bulat. Berawal dari mendengar cerita dari orang tuanya yang mengalami kesulitan dalam mencari uang, Roby pun termotivasi untuk menggeluti sebuah bisnis. Pada bulan awal, saat Roby membuka kedai kopi, ia merasa sangat kesulitan.

Kedai kopi telah dibuka, namun ekspektasi akan pengunjung yang datang tidak berbanding baik dengan biaya operasional yang sudah dikeluarkan. Ia terus bersabar dan belajar bagaimana memperkenalkan kedai kopi dengan segala cara yang ada. Setelah ia coba berbagai cara untuk memasarkan usahanya, akhirnya waktu demi waktu kedainya pun mulai dikenal banyak orang. Setelah kedainya dikenal banyak orang, ia mulai melengkapi perlengkapan kedai kopinya, sepert coffee grinder dan scale. Kedua hal ini adalah wajib sebagai awal, sebab tanpa keduanya, untuk menciptakan kopi yang punya karakter rasa yang konsisten akan sulit.

Waktu demi waktu berlalu, akhirnya usaha Roby pun berjalan dengan lancar. Walau kadang ia mengalami kesulitan, tetapi ia tetap bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Pesan dari Roby untuk para pemuda yang ingin membuka usaha,

"Jangan terlalu banyak berpikir. Jangan takut untuk memulai, lakukan saja. Karna kalo kita belum mencoba, kemungkinannya cuma satu. Gagal. Tapi kalo kita berani mencoba, kita masih punya dua kemungkinan. Gagal atau berhasil."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun