Pertanggal 11 Mei 2020 jumlah pasien positif covid 19 telah mencapai 14.265, sembuh 2.881, dan meninggal 991 di Indonesia (Achmad Yurianto).
Berbagai upaya telah dikerahkan oleh pemerintah, baik pencegahan penularan, pengkarantinaan, hingga penyaluran bantuan bagi warga yang terdampak.
Akan tetapi, dampak dari pandemic saat ini tetaplah sangat terasa bagi setiap kalangan masyarakat. Dampak covid-19 ini bukan hanya sekedar berputar di ekonomi dan kesehatan.
Tetapi dampak ini juga telah meninggalkan permasalahan besar di dunia pendidikan Indonesia.
Kebijakan pemerintahan didalam menegakan social distancing mengakibatkan beberapa perubahan didalam pendidikan. Salah satu kebijakan yang sangat terasa adalah penerapan pembelajaran jarak jauh, yang mana berarti pembelajaran dilakukan secara daring (online).
Mulai dari pembelajaran yang dilakukan via WhatsApp, Google Classroom, hingga website pendidikan seperti PusatIlmuPengetahuan.com
Semenjak pemberlakuannya, kebijakan ini banyak menuai kontra. Baik siswa yang mengelukan pelimpahan tugas yang dinilai sangatlah banyak, orang tua yang kesusahan membimbing anaknya belajar dirumah, hingga guru yang mengeluhkan susahnya beradaptasi dengan teknologi yang ada agar siswa tetap giat mengikuti pembelajaran.
Kontra ini seakan menjadikan pembelajaran daring sebagai pembelajaran yang dinilai sangatlah menyusahkan dan membosankan hingga tidak diminati oleh siswa.
Sejalan dengan hasil observasi terhadap 13 siswa kelas 7 SMP dari beberapa sekolah yang ada di Indonesia, rata-rata tingkat minat belajar matematika mereka selama pembelajaran daring tergolong rendah.
Bahkan, tidak ada satupun dari siswa yang mendapatkan hasil minat belajar matematika yang tinggi.
