Mohon tunggu...
Intan Sari Anggraeni
Intan Sari Anggraeni Mohon Tunggu... Freelancer - Generator

Promise yourself, no matter how hard it is you will never going to give up on your dreams

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Covid-19 dan Era New Normal

29 November 2020   19:37 Diperbarui: 5 Desember 2020   01:47 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Universitas Pamulang (Bayu, Riski dan Intan), Bersama Koordinator RLC dr. Suhara Manullang dan relawan RLC Endang Prastini (Dosen Unpam). Dokpri

Perkembangan virus corona yang semakin meningkat tiap harinya membuat aktivitas kita terhambat. Sebagai poros penanganan covid-19 di Kota Tangerang selatan yakni RLC saat ini sangat membantu dengan beberapa tenaga kesehatan dan relawan berkaitan dengan penyembuhan pasien yang terjangkit virus corona. Namun sebenarnya mereka para tenaga kesehatan hanya sebagai hilir seperti yang dijelaskan oleh dr. Suhara Manullang sebagai Koordinator RLC, "Sejauh mana kita kan lebih kepada hilir menerima, Jadi kalau masyarakat disiplin dengan protokol covid-19 dan menerapkan 3m (Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) itu kami yang di belakang akan lebih optimal". (17/11/2020). 

Menurut penuturannya tenaga kesehatan sebetulnya hanya front belakang sedangkan front depannya adalah masyarakat. Kalau mereka patuh terhadap protokol kesehatan akan aman, jika mereka tidak patuh tinggal tunggu waktunya saja kapan akan terjangkit.
Sebelum kita bicara mengenai era new normal, kita harus percaya terlebih dahulu apakah virus corona itu ada? banyak persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa covid-19 itu tidak ada, dan beberapa hal perlu diluruskan agar tidak terjadinya kesalah pahaman mengenai covid-19 ini, lalu ada juga konspirasi-konspirasi dari salah satu ahli kedokteran, mereka menganggap bahwa virus corona ini halusinasi hanya flu biasa dan tidak berbahaya sama sekali.

dr. Suhara Manullang mengatakan, beliau yang merupakan akademisi dan memiliki dasar yang kuat bahwa virus corona itu ada, namun tidak terlihat. Artinya kita harus merujuk pada para ahlinya, karena kemampuan manusia terletak pada bidangnya masing-masing. Dunia kesehahatan memiliki sebuah alat untuk mendeteksi bahwa ada makhluk di bumi selain manusia dan binatang, yaitu bakteri dan virus.

Dalam hal ini kebanyakan dari kita menjadi paranoid, sehingga di Indonesia sendiri tenaga kesehatan kesulitan menghadapi ini karena sesuatu yang baru terjadi didunia. Ratusan dokter juga telah meninggal dunia karena terkena virus corona bisa juga karena ada penyakit penyerta jadi resiko meninggal itu lebih tinggi.

WHO mengatakan bahwa covid-19 ini berakhir sekitar 3 tahunan tetapi belum pasti karena ini bencana non alam jadi sulit diprediksi kapan berakhirnya. Karena itulah perlu ditemukan vaksin untuk melemahkan virus di dalam tubuh kita sehingga terjadinya herd immunity untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Minimal 60% dari penduduk diseluruh dunia akan divaksin.

Selanjutnya mengenai era new normal, sebuah tatanan kebiasaan baru yang mengaharuskan kita tetap produktif dan menjalankan aktivitas seperti sebelum terjadi pandemi, namun tentunya berbeda kalau dulu kita tidak diwajibkan memakai masker, sekarang kita memang diharuskan memakai masker karena itu salah satu pencegahan penularan virus corona yang menyerang lewat droplet dan sentuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun