Mohon tunggu...
INTAN IMANNAWATI
INTAN IMANNAWATI Mohon Tunggu... Guru - GURU BIMBINGAN KONSELING

SAYA ADALAH SEORANG GURU BIMBINGAN KONSELING YANG SENANG MENCARI ILMU DAN BERBAGI ILMU. BAGI SAYA, SEMUA YANG SAYA LIHAT SAYA DENGAR DAN SAYA RASAKAN ADALAH ILMU.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hantu Masyarakat Itu Bernama Pendidikan

3 Oktober 2022   20:59 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:05 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gejala itu barangkali muncul dari perasaan frustasi, antara lain kerena merosotnya, martabat para guru dihadapat orang tua murid. Akibatnya tereduksinya peran mereka dari pendidikan menjadi sekedar pelaksana aneka target dan intruksi. Kecenderungan subordinasi individu dan institusi pendidikan sekolah dibawah kepentingan negara yang berlangsung pada era pembangunan.

Pendidikan sekolah harus memainkan perannya yang lebih sejati, yakni sebagai sarana regenerasi sosial, pandangan semacam ini sesungguhnya sudah mulai dilontarkan oleh karena itu misi pendidikan sekolah secara progresif membantu mewujudkan bentuk masyarakat yang dicita-citakan.

Pendidikan sekolah harus memimpin upaya menciptakan dunia yang lebih baik. Tugas pokonya adalah merefleksikan jalan-jalan alternatif menuju kehidupan bersama yang lebih baik lagi, untuk itu tentu saja pendidikan sekolah harus membebaskan diri dari aneka bentuk potensi individu demi transformasi masyarakat.

Peran progresif-transformatif ini barangkali memang lebih sulit menggerakkan diri dari keharusan nya memenuhi tuntunan masyarakat pada zamannya. Isu kedua tentang tujuan pendidikan sekolah adalah ketegangan antara pendidikan untuk membina kehidupan bersama dan pendidikan untuk mendorong pertumbuhan pribadi sang individu seoptimal mungkin, maksudnya ada masa pendidikan patriotik peserta didik dibina agar loyalitas kepada negara dalam arti geografis .

Dalam pendidikan nasionalitik, peserta didik dibina untuk merasa bangga pada sumber identitas yang lebih luas dari sekedar tanag geografis, misalnya sejarah, kebudayaan agama, bahasa atau warisan tradisi lain dari bangsa lain.

Pendidikan bagi pembentukan warga negara juga harus bersifat membebaskan dan memerdekakan. Sifat liberal atau memerdekakan ini diwujudkan dalam bentuk pengutamaan pengolahan intelegtual diatas yang merupakan khussusan bangsa pendidikan yang individualistik, dalam arti mengutamakan pemekaran pribadi individu itu, juga dianjurkan oleh sejumlah pendidikan pada masa yang akan datang nanti misalnya pada pranata sosial lainnya, pendidikan harus diselesaikan dengan tujuan bagi pemekaran aneka naluri dan dorongan bawaan individu.

Isu ketiga dengan tujuan pendidikan menyangkut isu atau materinya. Dari awalnya pendidikan sekolah atau pendidikan formal memang tidak terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari. Kata sekolah sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu okola yang berarti waktu senggang artinya pendidikan sekolah merupakan aktivitas diluar kesibukan sehari-hari untuk mempelajari kebudayaan.

Pengajaran tentang metode mendapatkan pengetahuan versus pengajaran contest atau isi aneka mata pelajaran menurut pandangan yang pertama, pendidikan sekolah harus mengutamakan pemekaran berbagai ketrampilan bertaraf tinggi.

Misalnya pemikiran secara kritis, pemecahan masalah, serta pemahaman yang mendalam dan analitas. Dari pada penggaian aneka ketrampilan dan fakta sederhana. Sebagai institusi penyelenggaraan pendidikan, sekolah harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir melakukan berbagai hal dengan benar.

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah hubungan antara pendidikan sekolah dan negara. Dalam hal ini tampaknya adanya perbedaan kepentingan yang sulit dipecahkan.

Dalam pengertian modern sekarang negara diartikan sebagai pemerintah, biokrasi dan aneka instrumen. Lain dari masyarakat yang dikenal sebagai aparat dan yang bersam-sama merupakan aktor tunggal paling penting dalam kehidupan ekonomi kemasyarakatan, dan politik suatu bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun