Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ideologi Transnasional? Jangan Terkecoh!

6 Juli 2022   18:30 Diperbarui: 6 Juli 2022   18:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal sering kita lakukan sebagai warga negara saat ini adalah seringnya apriori terhadap kebijakan pemerintah. Apalagi menyangkut kebijakan yang dianggap kuno seperti penguatan kebangsaan melawan ideologi asing yang menyebabkan intoleran dan radikal.

Lalu di media sosial muncul bullyan netizen yang ditujukan kepada pemerintah dan beberapa pihak. Isinya tudingan bahwa pemerintah sering melakukan islamophobia ; satu pandangan yang berasumsi bahwa pemerintah atau pihak-pihak tertentu memiliki ketakutan, kebencian atau prasangka terhadap Islam atau muslim secara umum. 

Sehingga sikapnya dianggap berlebihan atau memusuhi umat atau agama Islam. Anehnya, sasaran bullyan mereka seringkali orang atau pihak-pihak yang juga beragama Islam.

Lalu jika terjadi peristiwa terorisme -- kita ambil contoh bom Surabaya 2018 yang menurut cukup dahsyat dan mencengangkan karena dilakukan oleh satu keluarga- muncul tudingan-tudingan yang menyerukan bahwa pemerintah atau pihak terkait tidak melakukan apa-apa untuk mencegah terorisme itu.

Kritik 'asal bunyi' ini sering sekali ada di sekitar. Baik di dunia nyata maupun di dunia palsu (maya) Jika bom meledak orang mempertanyakan bagaimana densus 88 bekerja, bagaimana bnpt bekerja dengan optimal, kenapa presiden tidak bersikap tegas dan tudingan-tudingan lain yang menurut saya sangat toxic alias sampah. 

Bertindak tegas terhadap akar terorisme yaitu intoleransi, malah  dituding sebagai islamophobia, namun Ketika bom meledak, dibilang kenapa aparat tidak melakukan pencegahan terhadap teorisme.

Serba repot. Mari kita petakan persoalan ini dengan baik.

Salah satu ciri terorisme di Indonesia adalah intoleran; menolak keberagaman dalam beragama. Ia juga menentang Pancasila sebagai landasan bernegara.Mereka menginginkan negara sesuai landasan keyakinan atau ideologi /faham yang mereka anut. 

Namanya faham /ideologi transnasional yang berkonteks negara lain yang sering bertentangan dengan Indonesia, seperti konteks pluralisme, konteks toleransi dan lain sebagainya.

Dari mana mereka mendapat faham itu ? Ya bisa dari internet termasuk media sosial, dari pengajian dengan pembicara radikal, bisa juga dari masjid yang kerap memberi narasi-narasi intoleransi pada ceramah baik Ketika salat Jumat atau subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun