Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Budaya Percaya, Modal Utama Bangun Bangsa

22 Oktober 2020   21:56 Diperbarui: 22 Oktober 2020   22:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu muncul opini pada sebuah surat kabar di Amerika Serikat (AS) yang menggambarkan bahwa saat ini AS sedang mengalami goncangan moral yang dahsyat, nyaris seperti gempa bumi.

Goncangan itu bermula dari pandemic virus  Covid-19  yang berawal dari Cina dan menyebar ke seluruh dunia termasuk AS. AS yang dikenal sebagai negara maju dalam hal teknologi maupun demokrasi justru mengelola pandemic ini dengan sangat buruk. Akibatnya sekitar 8,38 juta orang terpaksa harus diisolasi karena penyakit ini dan 222 ribu orang meninggal (per minggu ketiga bulan Oktober).

Goncangan dahsyat kedua adalah tewasnya George Floyd yang tidak hanya membuat banyak orang AS turun ke jalan, tapi juga merembet ke seluruh dunia. 

Peristiwa rasis ini begitu melukai banyak orang di dunia sehingga gerakan Black Lives Matter yang pernah hits , muncul kembali, untuk menggambarkan bahwa semua orang setara dalam Hak Azazi Manusia (HAM)

Goncangan terakhir  dan nyaris klimaks yang terjadi bulan Oktober ini adalah kampanye jelang Pemilu AS dan presiden Trump justru mengalami sakit Covid-19. Kampanye Trump terlihat begitu menyedihkan bagi banyak orang karena nyaris  tidak memperlihatkan seorang pemimpin dari sebuah negara besar. 

Penyakit Covid-19 yang dideritanya mengindikasikan bahwa itu merupakan efek dari pengabaiannya terhadap penyakit itu selama ini. Seorang pemimpin yang tidak mampu melindungi masyarakatnya bahkan dirinya sendiri dari penyakit yang sangat ditakuti oleh  banyak orang di seluruh dunia

Apakah AS sedang mengalami krisis ?  Di satu sisi, iya. Krisis yang mereka alami adalah krisis kepercayaan terhadap institusi pemerintah yang dipimpin oleh Trump. 

Banyak ahli politik dan statistic yang mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan di AS menurun drastis. Ini dpengaruhi factor internal termasuk sejarah bangsa itu. Akibat dari krisis itu banyak orang frustasi dan marah terhadap negara.

Ilmuwan politik Harvard, Samuel P. Huntington, menganalisa bahwa goncangan yang melanda AS terjadi  setiap 60 tahun atau lebih. Mungkin diantara Anda yang belajar sejarah pernah membaca bahwa AS pernah mengalami revolusi pada tahun 1760 dan 1770-an. Pemberotakan Jacksonian pada tahun 1820 dan 1830-an, era progresif yang dimulai tahun 1890-an dan gerakan protes sosial tahun 1960-dan 1970-an.

Bagaimana dengan Indonesia ? Sama parah atau lebih parah ketimbang AS ?

Dua negara ini sebenarnya tidak bisa disamakan karena geopolitik, kondisi regional, internal dan sejarah yang berbeda dengan AS. Dalam sejarahnya Indonesia pernah mengalami beberapa kali krisis politik dan ekonomi yaitu antara tahun 1945-1949 dimana kita harus mati-matian berjuang dengan Belanda di ranah diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan, tahun 1965 dimana kita mengalami pristiwa G 30s PKI dan pada tahun 1998-1999 dimana Orde Baru runtuh dan krisis finansial se Asia membuat Indonesia terpuruk .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun