Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solidaritas Haruslah Bawa Damai

13 Maret 2020   06:14 Diperbarui: 13 Maret 2020   06:17 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin di antara kita ada yang pernah membaca tentang suku Uighur di China yang mayoritas beragama muslim di negara tirai bambu itu. Menurut beberapa cerita suku mengalami kekerasan di luar batas kemanusiaan, tapi tidak dapat diketahui dengan mudah terutama bagi pihak asing karena otoritas formal di sana berusaha menutupi dan mengalihkan perhatian ke hal lain.

Begitu juga dengan suku Rohingya yang ada di Burma. Mereka mengalami diskriminasi karena agama yang mereka anut. Karena tak bisa bertahan dengan perlakuan pemerintah setempat, banyak dari mereka yang mengungsi dan mencari penghidupan yang lebih baik.

Begitu juga dengan perlakuan pemerintah India dan mayoritas pemeluk agama Hindu di India yang dinilai menindas penduduk yang beragama Islam. Ada regulasi kewarganegaraan yang bersifat mendiskriminasi pemeluk agama Islam. Mereka yang keturunan Yaman atau negara lain yang merupakan muslim dinilai banyak yang tidak bisa menunjukkan bahwa mereka adalah warga negara India. Padahal sejak turun temurun mereka sudah bertempat tinggal dan beranak pinak di wilayah India. Namun mungkin karena berlalunya waktu surat pernyataan bahwa mereka sudah menjadi warga negara India menjadi hilang.

Regulasi kewarganegaraan itu juga mengatur soal imigran yang beragama Hindu bisa dengan mudah menjadi warga negara India, tapi tidak dengan non Hindu termasuk Islam. Ini tentu akan menyulitkan imigran dari Pakistan dan beberapa negara tetangga yang kebetulan beragama Islam dan ingin menghabiskan masa tuanya di India karena ternyata regulasi kewarganegaraan itu tidak memungkinkan bagi muslim untuk menjadi warganegara India.

Terhadap bebeapa fenomena diskriminasi yang kebetulan contohnya adalah terhadap kaum muslim, seringkali sebagian masyarakat bereaksi secara membabi buta karena merasa empati. Rasa empati ini timbul karena tidak tega melihat kaum sesama  agama yang mengalami diskriminasi. Dari empati ini sering timbul rasa marah dan jengkel kepada pihak penyebab diskriminasi itu.

Bagi beberapa orang yang berfikiran radikal, dari rasa marah dan jengkel, mungkin akan timbul keinginan untuk balas dendam, sehingga mungkin saja dia ingini menghancurkan kedutaan besar India di Indonesia.  Menurut mereka ini adalah wujud solidaritas sesame muslim yang bisa dilakukan.

Jalan pikiran seperti ini adalah salah dalam ajaran agama dan sebagai warga negara karena bagaimanapun jika ada ketidak setujuan dari luar India terhadap kebijakan di India maka ada mekanisme tersendiri untuk mengaturnya. Solidaritas dalam agama diperbolehkan sebatas sesuai dengan regulasi yang ada di dalam negara tersebut. Lebih penting lagi adalah solidaritas itu harusnya dilakukan dengan damai.  Solidaritas itu membawa damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun