Baru-baru ini kita dikejutkan dengan aksi radikal yang menimpa Menkopolkam, Wiranto yang ditusuk oleh Abu Rara dan istrinya di Pandeglang Banten. Tak hanya Wiranto tetapi juga 2 orang lain yaitu Kapolsel Menes Pandeglang dan ajudan Wiranto. Mereka sekarang dirawat di rumah sakit.
Bagi bangsa Indonesia, ini adalah tragedy karena ketiganya ditusuk oleh sepasang suami istri yang selama ini teridentifikasi sebagai orang yang terkait dengan jaringan teroris. Beberapa kali sang suami yang berasal dari medan terkait erat dengan jaringan teroris, meski tidak sebagai pengurus atau pejabat organisasi itu. Abu Rara dikenal sebagai simpatisan yang menganggap pemerintah sebagai thoghut yang harus dibasmi.
Lalu pemerintah menindak dengan tegas pelaku dengan langsung menangkap pelaku dengan istrinya. Mereka juga memeriksa dengan seksama keluarga pelaku. Pelaku diketahu terafiliasi dengan JAD dan JAD terafiliasi dengan ISIS. Kita tahu meski ISIS sudah kalah di Suriah dan JAD dinyatakan bubar tapi tidak serta merta menggeneralisasi bahwa para anggota dan simpatisannya juga tidak ada. Mereka tetap eksis dalam sel-sel kecil, bahkan simpatisan seperti Abu Rara dan istrinya itu.
Segera setelah berita ini tersiar, maka muncul rasa simpati kepada menteri dan korban lainnya. Simpati ini artinya dukungan kepada pemerintah untuk mengusut tuntas kejadian ini dan terorisme serta radikalisme umumnya. Â Masyarakat juga sadar bahwa bahaya radikalisme dan terorisme itu riil (nyata) tidak saja berbentuk pengeboman rumah ibadah seperti gereja. Bentuk terorisme juga seperti penyerangan kepada Wiranto tersebut. Â Dukungan seperti itu artinya masyakat aware terhadap bahaya terorisme dan radikalisme.
Masyarakat sadar dan akhirnya bersatu melawan terorisme. Bersama --sama mereka menyerukan soal bahaya faham radikalisme dan terorisme. Mereka bersama-sama mengutuk aksi yang berakibat menghilangkan nyawa orang lain, tidak mengakui agama lain dan bahkan tidak mengakui pemerintah di negaranya sendiri.
Dukungan masyarakat itu dinyatakan di aksi nyata maupun aksi di media sosial sungguh merupakan hal yang harus diapresiasi. Dukungan itu penting agar masyarakat sadar bahwa terorisme adalah musuh bersama dan harus dibasmi tuntas. Ini adalah hal positif yang dilakukan oleh pelaku media sosial atau buzzer atas terorisme. Seharusnya beginilah buzzer bekerja dan bukan untuk hal negative atau kontra produktif. Buzzer harus untukkebaikan dan hal positif bukan untuk hal negative.
Mari kita berantas bersama-sama atas terorisme.